“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 90:12
“Allah, tempat perlindungan yang kekal” adalah judul dari Mazmur 90 yang ditulis oleh Musa. Sekilas judul Mazmur tersebut cukup membingungkan. Mengapa? Karena bagi kita, manusia, sulit untuk memahami makna kata ‘Kekal’. Apa itu kekal? Apa itu selama-lamanya? “Kita bertemu lagi minggu depan ya” atau “Bulan depan kita ke sini ya” masih mudah diukur. Demikian pula dengan “Tahun depan jangan lupa ke sini lagi ya!” tetapi bagaimana dengan “kekal”? Itulah sifat Allah yang berbeda dengan manusia dan Musa menuliskannya di ayat- ayat awal.
“Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama- lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mzm. 90:2) “Dari selama-lamanya hingga selama-lamanya” menunjukkan TUHAN tidak dapat diukur dengan waktu. Ia kekal dan konsisten selama-lamanya akan sama. Berbeda dengan manusia yang seperti debu dan mudah lenyap (ay. 3-6). TUHAN itu kekal dan berkuasa!
Bagaimana rasanya memiliki seseorang yang dapat kita andalkan setiap saat? Enak bukan? Ketika dalam kesulitan, kita tinggal telepon meminta nasihat dan pertolongan. Dapatkah dibayangkan kalau kita masuk dalam jalur telepon presiden? Kalau ada apa-apa, kita langsung telepon dan meminta tolong supaya dilancarkan. Terlebih lagi TUHAN yang memberikan kasih karunia-Nya kepada kita!
Bila ada sosok pribadi kekal dan mahakuasa memberikan kasih karunia-Nya yang besar kepada kita, bagaimana perasaan kita? Sosok yang kita mampu andalkan selama-lamanya – sekarang, esok, tahun depan, 25 tahun lagi, 50 tahun lagi bahkan sampai kita tutup usia. Melegakan bukan? Itulah TUHAN yang dapat kita andalkan. Sosok pelindung yang kekal. Oleh karena itu Musa berdoa kepada TUHAN supaya Ia dengan kasih karunia-Nya menyertai orang- orang Israel dan melindungi mereka hingga akhir zaman (ay. 13-15).
Ketika kita mengingat keterbatasan kita dan masa-masa sulit melanda kita, ingatlah bahwa TUHAN selalu ada dan tetap ada. TUHANlah Pelindung kita. “Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.” (ay. 17)
“Ya TUHAN, sertailah kami di saat masa-masa sulit menimpa dan ingatkanlah kami akan keterbatasan kami. Biarlah kami senantiasa berlindung kepada-Mu!”