• Editorial 953, 3 Maret 2024
  • Prahara Dosa (Mazmur 79)

Mengapa terjadi pembinasaan itu, ya Tuhanku?

Mengapa kota suci itu Kau biarkan hancur berpuing-puing?

Lautan api telah memakan habis kota itu dan suasananya sangatlah mencekam.

Darah tertumpah, kebinasaan, perusakan terjadi di mana-mana.

Berapa lama lagi Engkau murka, ya Tuhan?

Bukankah Engkau Gembala yang penuh kasih sayang?

Mengapa kami tidak lagi dapat merasakan kasih sayang-Mu?

Mengapa kami seperti tersingkir dari-Mu ?

Aku teringat kembali pada masa-masa lalu ketika Engkau terasa begitu dekat. Engkau melakukan banyak mukjizat untuk membela umat-Mu yang tertindas. Ketika kegelapan ada di Mesir, kami masih mendapatkan terang. Ketika tulah-tulah berjatuhan di Mesir, kami terbebas! Ketika maut menghampiri semua anak sulung di Mesir bersama ternaknya, kami terlepas dari maut karena tanda darah di ambang pintu…..

Kami menyaksikan kedahsyatan-Mu membelah lautan, membebaskan kami dari perbudakan dan membimbing kami ke tanah Kanaan. Namun ……. banyak hal telah kami lakukan, kami kembali menyembah anak lembu emas….kami selalu berkeinginan untuk kembali ke Mesir. Kami mengeluh dan mengomel tidak ada hentinya….Kami ingat beberapa kali Engkau marah dan menghukum kami karena Engkau tidak mau kehilangan kami… Engkau masih menunjukkan kesetiaan dan kasih-Mu dengan terus menyertai dan memelihara kami di padang gurun. Ternyata Israel masih Kaukasihi walau dosa mereka begitu banyak. Air mataku bercucuran mengingat semua itu! Kasih-Mu tidak berubah. Ah, ternyata dosa kamilah yang menjauhkan kami dari-Mu dan prahara dosa Kauizinkan menimpa kami karena Engkau menginginkan kami mengetahui betapa sengsaranya hidup tanpa diri-Mu. Betapa Engkau menginginkan kami kembali kepada-Mu…..

Dadaku terasa begitu sesak mengingat semua itu, tindak tanduk yang telah dilakukan umat-Mu: Hawa, istri Lot, Yudas Iskariot, Ananias dan Safira telah menginginkan hal-hal fana yang jahat bukannya menginginkan-Mu. Aku kini mengerti betapa umat-Mu telah sangat menyakitkan hati-Mu! Hamba-hamba- Mu dan nabi-nabi-Mu telah Kau kirim untuk memperingatkan mereka tetapi mereka menolak para utusan- Mu bahkan terus-menerus berbuat dosa.

“Aku mau bertobat ya Allahku…. Aku mau kembali kepada-Mu… ! Bukankah kami ini umat-Mu dan kawanan domba gembalaan-Mu? Kami ingin kembali bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun!”