• Editorial 952, 25 Februari 2024

Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. Mazmur 78:38

Mazmur 78 adalah nyanyian penuh dengan rasa duka sekaligus rasa syukur. Dengan perikop “Pelajaran dari sejarah”, Asaf menangkap kebebalan bangsa Israel. Ia juga menangkap panjangnya kesabaran Tuhan dalam menghadapi bangsa Israel. Baginya, Tuhan adalah Gembala penyayang terhadap bangsa Israel yang tegar tengkuk.

Kira-kira bagaimana ya perasaan Tuhan? Bangsa yang diselamatkan-Nya malah sering kali tidak mendengarkan perintah-Nya. Angkatan yang disebut sebagai pendurhaka dan pemberontak. “…dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.” (Mzm. 78:8). Mereka juga enggan hidup menurut Taurat-Nya (ay. 10)

Jikalau kita merefleksikannya, rasanya hampir tidak percaya bagaimana mungkin bangsa yang secara langsung melihat kebesaran Allah, kekudusan hadirat-Nya dari gunung Sinai, menyaksikan laut terbelah juga tiang awan dan tiang api yang dahsyat (ay. 11-17) tetapi mereka justru tidak tetap hati dan tidak setia. Kalau kata orang Surabaya, “Kok iso?”

Ternyata mereka lebih suka hidup dalam kedagingan. “Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka.” (ay. 18) bahkan rasa tidak puas muncul ketika sedang melahap makanan tersebut (ay. 30). Terlihat menjijikkan bukan?

Namun itulah cerminan hidup kita. Kita lebih sering memilih kedagingan walau kita melihat mukjizat-Nya setiap hari. Kita juga lebih suka mencobai Allah dengan mengikuti keinginan hati kita.

Hebatnya, sama seperti TUHAN tidak memusnahkan bangsa Israel, Ia juga tidak langsung memusnahkan kita karena Dia adalah Gembala penyayang. “Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka;“ (ay. 38) Terpujilah TUHAN!

TUHAN, terima kasih untuk kasih-Mu kepada kami. Terima kasih atas kasih karunia yang Engkau beri.

Buatlah kami rendah hati, tidak mengikut daging tetapi mengikuti jalan-Mu.