“Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Biarlah orang sengsara dan orang miskin memuji-muji nama-Mu.” Mazmur 74:21
Mazmur 74 berbicara dengan nada yang sangat pilu. Pada awal perikop tertulis dengan jelas bahwa nyanyian ini digaungkan ketika Bait Suci dijarah dan dirusak oleh musuh-musuh Israel. “…mereka menyulut tempat kudus-Mu dengan api, mereka menajiskan tempat kediaman nama-Mu sampai pada tanah;” (Mzm. 74:7) Dapatkah Anda membayangkan bagaimana perasaan Anda saat itu?
Bayangkan kakek buyut Anda mendirikan sebuah rumah lalu kakek dan orang tua Anda memolesnya menjadi rumah yang lebih megah dan ‘wow’. Namun ketika tiba saatnya rumah tersebut menjadi milik Anda, datang segerombolan orang yang merusak bahkan membakar rumah itu. Bagaimana perasaan Anda menyaksikan peristiwa tersebut? Getir, sedih, kecewa, marah bercampur baur. Bayangkan hasil kerja keras nenek moyang selama puluhan tahun menjadi abu!
Analogi tersebut mungkin hanyalah bagian kecil dari kekecewaan Asaf. Tempat Tuhan berdiam telah dirusak! Kekudusan rumah Allah pun dinajiskan oleh musuh! Bahkan rumah Tuhan dibakar sampai habis (Baca: 1 Raja. 25).
Asaf dan orang Israel berada dalam kondisi tidak berdaya. Namun di saat itulah Tuhan mengingatkan bangsa Israel untuk tetap mengandalkan Allah. “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu.” (Yes. 59:1-2)
Manusia sering kali hanya fokus pada bangunan fisik dan barang-barang yang mahal padahal emas di Bait Allah dan kemegahan-kemegahan lainnya hanyalah simbol. Tuhan mengingatkan kepada kita pada hal yang lebih penting yakni hidup yang berkenan di hadapan-Nya.
Mungkin saat ini ada kelemahan-kelemahan ataupun kesulitan yang kita alami. Namun dari bacaan Mazmur 74 ini, di balik segala kegetiran maupun emosi negatif yang dirasakan, cobalah berpikir kembali: adakah dosa-dosa ataupun kesalahan yang membuat hidup tidak berkenan kepada Allah?
“Izinkanlah kami terus belajar mengandalkan Engkau supaya kami tidak berdosa di setiap langkah hidup kami.”