“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” Mazmur 73:25
Asaf menyatakan kerinduannya............... Allahlah satu-satunya yang dia ingini.
Mengapa sampai sebegitu dalam kerinduannya akan Allahnya? Asaf adalah seorang imam. Dengan mendalami lima kitab Taurat Musa, Asaf mengenal Allah Penciptanya.
Memang dia tidak pernah melihat Allah tetapi karya-Nya begitu memukau. Keindahan bumi yang diciptakan untuk manusia dan bagaimana mengagumkan manusia diciptakan sesuai gambar dan rupaNya. Namun sayang ….tidak semua orang mempunyai hati seperti Asaf. Sejak Penciptaan, manusia pertama lebih memilih (mengindahkan) suara ular, ciptaan Allah, daripada suara Allah yang menciptakan ular itu.
Ayub mengakui dalam kisahnya bahwa kekayaan, keindahan matahari, bulan dapat membuat hati terpikat dan keterpikatan akan benda-benda ciptaan itu dapat membuat manusia berdosa.
Yehezkiel bahkan menggambarkan kekejian/penyembahan berhala terjadi di dalam bait Allah di Yerusalem. Ada berhala-berhala di dalamnya bahkan ada orang-orang yang membelakangi Bait Allah lalu sujud menyembah matahari.
Sering kali manusia mengingini sesuatu dan selama belum terkabul, ia melakukan segala cara apa pun untuk mendapatkannya walau ini berarti membelakangi-Nya.
Bahkan Rasul Yohanes ketika melihat kota Yerusalem dan jutaan malaikat yang begitu menakjubkan hampir saja membuatnya menyembah malaikat….saat menyaksikan ciptaan yang begitu mengagumkan.
Kita sekarang mengerti bagaimana kesedihan Tuhan seperti dituliskan oleh Rasul Paulus dalam Kitab Roma, “Mengapa manusia cnderung menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia atau benda-benda yang fana?” Jujur, bukankah kita tanpa sadar juga melakukannya dengan lebih memikirkan emas, kekayaan, keindahan benda-benda di bumi yang fana ini daripada memikirkan Allah yang kekal…bahkan sementara kita berada di Rumah Allah!
Kiranya seperti Asaf yang mencintai Tuhan yang tidak dilihatnya, kita pun dapat berkata, “Selain Engkau, tidak ada yang kuingini di bumi ini. ya Tuhan… ”