• Editorial 936, 29 Oktober 2023

“Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” Mazmur 65:4

Gembala remaja bernama Daud saat menghadapi binatang buas yang mau memangsa domba-dombanya mengatakan, “Tuhan telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang.” 

Ketika menghadapi Goliat yang mengancam bangsanya, Daud mengatakan, “Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Daud sangat membanggakan Tuhannya, “Engkau (Goliat) mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan… Hari ini Tuhan menyerahkan engkau dalam tanganku…”, katanya tanpa menonjolkan diri dalam kepandaiannya berperang.

Ketika dia menjadi raja yang masih muda, hanya Tuhanlah andalannya saat berperang dengan musuh- musuhnya dan Tuhan memberi kemenangan padanya. Saat ia dikejar-kejar musuh yang ingin membunuhnya tetap selalu ia nyanyikan, “Engkau yang mendengar doa… Engkau yang menghapuskannya… Engkau yang menjawab kami… Engkau yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi, …Engkau yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu… Engkau yang meredakan deru lautan…” kata-kata itu menunjukkan betapa erat hubungannya dengan Khaliknya dan betapa dia mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan. Tidak satu pun dari kata-katanya dalam Mazmur 65 mengatakan bahwa semua kemenangan yang dia capai atau berkat-berkat yang didapat adalah karena kemampuannya tetapi semuanya adalah karena Tuhan yang mengaruniakan kepadanya. Persekutuan dengan Tuhannya begitu indah dan memberi dampak luar biasa dalam hidupnya!

Pengakuan iman Israel yang telah ditulis oleh Musa di dalam Kitab Ulangan 6:4, ratusan tahun sebelum Daud ada masih terus hidup berkumandang dalam jiwanya, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!’… Shama Yisrael Yhvh elohenu, Yhvh echad….. (Yhvh: baca Adonai)”