“Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku” Mazmur 63:9
“Jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah kering yang merindukan air…” ungkap Daud. Selanjutnya ia pun meluapkan isi hatinya yang penuh dengan kasih setia Tuhan, “Kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup, bibirku akan memegahkan dan memuji Engkau seumur hidupku…..” Setiap malam ia merenung-renungkan Tuhannya, andalannya.
Memang Daud adalah seorang yang istimewa bagi Tuhan bukan karena dia adalah seorang raja yang kaya atau seorang pahlawan yang kuat dan gagah perkasa. Hidupnya sarat dengan penderitaan. Mazmurnya, kecapinya, sering kali dibasahi dengan air matanya. Tuhan mengasihi dia karena hatinya yang senantiasa melekat kepada-Nya apa pun keadaannya.
Bagi Daud, bukan kedudukan, bukan harta yang berkelimpahan tetapi Allah menjadi prioritas yang utama dalam hidupnya.
Dalam Mazmurnya yang lain, ketika menghadapi Allah yang marah karena kejatuhan dan perbuatannya yang tak terpuji, berulang-ulang ia mengakui dosa dan kesalahannya, tersungkur di hadapan-Nya, memohon ampun dan tetap tidak mau melepaskan ikatan jiwanya kepada Allahnya. “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil Roh-Mu dari padaku…” pintanya…. Tuhan mencintainya karena ia pun amat mencintai Tuhan Allahnya lebih dari segalanya. (Red.)