• Editorial 922, 23 Juli 2023

“Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila Allah memulihkan keadaan umat-Nya maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.” (Mzm. 53:6)

Mazmur 53 yang topik pembahasan utama minggu ini juga menandakan anniversary satu tahun pembahasan kitab Mazmur di gereja kita. Pembahasan Mazmur ini dipenuhi lagu dan cerita yang menyayat hati ataupun menyenangkan hati dan menginspirasi.

“Kebobrokan manusia” merupakan perikop dari Mazmur 53. Nyanyian ini diawali dengan Allah melihat anak-anak manusia yang berada di bumi untuk melakukan evaluasi terhadap manusia. “…untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (ay. 2)

Allah sendiri turun dan melihat kualitas ciptaan-Nya, adakah yang mencari pencipta-Nya? Ternyata tidak ada. Allah mendapati seluruh manusia telah menyimpang dan bejat juga tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak (ay. 3).

Dalam Perjanjian Lama, ketika Allah melihat semua manusia telah menjalankan hidup yang rusak dan penuh kekerasan, Ia merencanakan untuk membinasakan bumi serta semua makhluk hidup di dalamnya kecuali Nuh mendapat kasih karunia di mata-Nya. Nuh diselamatkan karena dia hidup benar dan bergaul dengan Allah. Untuk dapat hidup diperkenan Allah, kita pun membutuhkan kasih karunia-Nya.

Dalam Perjanjian Baru, Surat Roma 3:12 juga menuliskan hal sama, “Semua orang telah menyeleweng…tidak ada yang berbuat baik.” Hingga sekarang pun Allah masih menilik bumi. Dari berita-berita yang kita dengar, hidup manusia di mana-mana semakin rusak dan bobrok. Namun berita baiknya ialah bagi siapa saja yang percaya kepada- Nya dan hidup bergaul dengan-Nya akan mendapat kasih karunia keselamatan. Dikatakan pula bahwa kasih karunia dan penebusan kita dapatkan secara cuma-cuma hanya di dalam salib dan pengurbanan Yesus.

Mazmur 53 ditulis oleh Daud pada masa-masa Israel menghadapi tekanan dari bangsa-bangsa yang menentang Tuhan dan umat-Nya. Ribuan tahun kemudian, Mazmur ini menjadi pengingat bagi manusia untuk tidak sekadar berbuat baik tetapi juga memohonkan kasih karunia Tuhan krena keselamatan hanya datang dari Allah. Jika Allah memulihkan kita, itulah pemulihan sejati yang penuh sorak-sorai. Marilah kita menunggu keselamatan dari Sion (Mzm. 53:7).

“Ya Tuhan. Terima kasih untuk kesempatan yang sudah Engkau beri. Kami sadar kami tidak baik, kami sadar kami membutuhkan Engkau dan perbuatan baik kami tidak mendatangkan keselamatan. Hanya Engkau saja Tuhan yang mampu menyelamatkan. Berikan kami kasih karunia-Mu, selamatkanlah kami, pulihkanlah kami dan izinkanlah kami bersorak-sorai atas pemulihan sejati dari-Mu!(Red.)