• Editorial 918, 25 Juni 2023

“Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati sebab Ia akan menarik aku. Sela” (Mzm. 49:16)

Kerinduan bani Korah akan hikmat dan pengertian dinyatakan dalam Mazmur 49:4-5.

“Mulutku mengucapkan hikmat,…….hatiku merenungkan pengertian,………aku akan menyendengkan telingaku kepada amsal….dan aku akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi.“ Sepertinya seluruh jiwa raganya merindukan hikmat dan pengertian Ilahi.

Namun berseberangan dengan bani Korah, ada orang-orang yang disebutnya sebagai “para pengejarnya”. Mereka percaya pada diri sendiri dan mengandalkan harta kekayaan mereka. Mereka berharap untuk tetap hidup bergelimang dengan harta dan tidak ingin melihat lubang kubur.

Setiap dari kita baik yang mempunyai hikmat maupun yang bodoh mempunyai nasib sama karena pada akhirnya kita semua akan mati. Bagaimana nasib mereka ketika menghadapi kematian tersebut?

Dengan tegas Korah menyanyikan, “Aku tidak takut pada hari-hari celaka (ay. 6), Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati sebab Ia akan menarik aku!” (ay. 16)

Sesungguhnya baik mereka yang berhikmat maupun yang bodoh mati tanpa dapat membawa harta benda mereka tetapi meninggalkannya kepada orang lain. Mereka kehilangan kegemilangannya dan kuburan menjadi tempat kediaman mereka. Ternyata semua kekayaan tidak dapat membebaskan dan menebus nyawa mereka.

Ah, betapa mahalnya harga pembebasan dan penebusan sebuah nyawa; tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya sendiri atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya.

Hanya Yesus tersalib yang dapat membayar/menebus dosa manusia dan Dia telah melakukannya bagi kita! Inilah hikmat dari Surga, rindukanlah senantiasa! (Red.)