• Editorial 912, 14 Mei 2023

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolong dan Allahku!” (Mzm. 43:5)

Penulis Mazmur 43 ini menyatakan kegelisahannya yang mendalam hingga merasa hidup dalam pembuangan, dalam impitan musuh dan dalam perkabungan.

Tiga kali dia menguatkan dirinya sendiri, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolong dan Allahku!” Di dalam tulisan sebelumnya (Mzm. 42:5,12), pemazmur telah mengeluhkannya dan kini ia mengulang kembali dalam Mazmur berikutnya (Mzm. 43:5).

“Berilah keadilan…., perjuangkan perkaraku…. “ pintanya kepada Tuhan. Sepertinya pemazmur lagi mengalami ketidakadilan, tuduhan, fitnah, tipuan, kecurangan dan berada dalam kegelapan. Dalam nyanyian selanjutnya, “Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu (your truth = kebenaran-Mu) datang untuk menuntunku ke gunung-Mu yang kudus, ke bait Allah dengan sukacita.” Kata-katanya menunjukkan bahwa ia terus menyanyikan kidungnya walau dalam keadaan sengsara. Ia masih merasakan adanya pengharapan dalam tekanan hidup. Yang dirindukan hanyalah terang dan kebenaran yang akan dapat melepaskan dia dari impitan hidup dan ia dapat bergembira kembali saat beribadah kepada Tuhannya.

Mungkin kita pun pernah berada dalam keadaan seperti yang dialami oleh penulis Mazmur 43 ini. Nasihat Firman Tuhan Minggu lalu mengajar agar kita tetap berharap kepada Allah dan tetap bersyukur kepada-Nya karena hanya Dialah Penolong dan Allah kita! Sesulit apa pun keadaan kita, kita diajar untuk tetap menyanyi walaupun kita sedang gundah gulana karena masih ada pengharapan bagi kita! Siapakah Terang yang sesungguhnya itu? Dan siapakah Kebenaran itu? Yesus adalah Terang yang sesungguhnya dan Dia adalah Firman Kebenaran itu sendiri. Hanya Dia yang dapat membawa kita keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib! Yesuslah yang kita butuhkan!

“Kiranya TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya, dan memberi engkau kasih karunia; kiranya TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera… ” (Bil. 6:25-26)