• Editorial 905, 19 Maret 2023

“Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu!” (Mzm. 36:8)

“Demi TUHAN yang hidup orang yang telah melakukan itu harus dihukum mati!” kata Daud penuh amarah mendengar cerita Nabi Natan tentang seorang kaya yang begitu kejam, yang memiliki banyak domba tetapi mengambil anak domba yang disayangi dan satu-satunya milik orang miskin lalu memasaknya untuk menjamu tamu.

“Engkaulah orang itu!” jawab Nabi Natan sambil menudingnya dengan tegas. Daud sangat tertempelak! Dia sadar bahwa tindakannya berselingkuh dengan Batsyeba telah membuat TUHAN sangat marah kepadanya. Ia sangat menyesal. Dengan merendahkan diri serendah-rendahnya ia mengakui kesalahannya. Ia meratap dan memohon ampun untuk semua kesalahannya… ia menyadari dia patut dihukum mati.

Ketika TUHAN mengampuninya, ia merasa betapa tak ternilai kasih setia-Nya yang telah meluputkan dia dari hukuman mati. Ia menyanyikan lagu itu… “Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung pada-Mu!”

Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, manusia cenderung berbuat dosa. Apakah Anda juga merasakan betapa besar Anda telah melakukan kesalahan dan dosa di hadapan-Nya? Dan hukuman berat telah menunggu Anda? Rasul Paulus merasakan dirinya sebagai manusia celaka sebab betapa sering hati berkehendak untuk berbuat baik tetapi justru yang jahat yang diperbuatnya karena dosa yang ada di dalam dirinya. Ia kemudian sangat bersyukur karena Yesus Kristus telah melepaskannya dari tubuh maut itu.

“Bagi-Mu Tuhan, s’gala pujian, hormat kemuliaan, Tiada ternilai, salib-Mu Tuhan, sungguh berharga Engkau Yesus”