• Editorial 899, 5 Februari 2023

“Sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati… sepanjang malam ada tangisan menjelang pagi terdengar sorak sorai… Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita…” (Mzm. 30:6, 12)

Beberapa pengamat Alkitab menyatakan teriakan penuh kesengsaraan dalam Mazmur 30 ini berlatar belakang dari dosa yang diperbuat Daud ketika menghitung rakyatnya yang kemudian membuat Tuhan marah lalu menghukumnya (1Taw. 21).

Keadaan yang nyaman, aman dan posisi di puncak sering membuat manusia terlena lalu sombong dan kondisi seperti ini sering dipakai iblis untuk membujuk manusia melawan kehendak Tuhan.

Tema Minggu ini “Nothing without Him” mengingatkan sekaligus mengajar kita bahwa kita bukan apa-apa tanpa Dia – harta yang kita dapatkan, kemenangan yang kita peroleh, keberhasilan yang kita capai bukan didapat karena kekuatan dan kemampuan kita sendiri tetapi semua karena kemurahan Tuhan.

Ayat-ayat dalam Mazmur 30 ini menyatakan betapa sengsaranya Daud saat dia berteriak memohon belas kasihan Tuhan untuk menolong dan menyembuhkannya. Ia merasa telah berada di dunia orang mati, di liang kubur, dan betapa pedihnya saat Tuhan memalingkan wajah-Nya…Namun ia percaya bahwa murka Tuhan hanya sesaat demi kebaikan juga untuk mengubah cara pandangnya yang salah tetapi hasil hajaran-Nya mendatangkan kebaikan baginya untuk selama-lamanya.

Mazmur Daud sarat terisi dengan suara hatinya yang sering mencetuskan teriakan suara hati kita juga: tangisan kepada Allah,…… pengakuan tentang apa yang salah…. keyakinan bahwa hanya Tuhan yang dapat melepaskan…….janji memuji Tuhan saat kelepasan datang..

“Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu…” (Red.)