“Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.” (Mzm. 17:8)
Doa Daud kali ini dijelaskan oleh pembicara terbagi dalam beberapa bagian, antara lain:
Bagian pertama, menjelaskan tentang TUHAN, Allah Sang Pencipta yang mahakuasa, menjawab doa orang benar. Ia menyelidiki dan menguji hati kita dan kepada-Nya Daud (kita) memohonkan doa.
Bagian kedua, tentang manusia; dalam hal ini Daud (juga kita) sebagai pemohon doa yang memohonkan perlindungan dan penyelamatan. Sebagai orang lemah dan rapuh, dia (juga kita) selalu berusaha untuk menjaga hidup benar di hadapan Tuhan dengan mengikuti jejak-Nya.
Sedangkan bagian ketiga adalah halangan-halangan doa: yang mengepung, menggagahi, tidak berbelas kasihan, yang berusaha menghempaskan kita.
Daud menggambarkan contoh sempurna, dia bagaikan biji mata rapuh yang memohon perlindungan kepada Pemilik biji mata dari serangan-serangan yang akan menghancurkannya. Hanya Pemilik mata yang mengerti betapa berharganya sepasang biji mata baginya dan betapa rapuhnya mata terhadap goresan benda tajam atau debu sekecil apapun.
Namun, lebih dari itu, Pemilik mata, Allah Sang Pencipta mata, sangat mengetahui dan mengerti kerapuhan mata sehingga dilengkapi dengan bulu alis, bulu mata untuk melindunginya dari debu dan kotoran lain, kelopak mata untuk melindungi dari goresan atau cahaya menyilaukan yang dapat mengganggu penglihatan juga dengan air mata untuk menghindari kekeringan.
Marilah kita juga berdoa seperti Daud, “Jagalah aku seperti Kau menjaga sepasang biji mata ya Tuhan……sembunyikanlah aku dalam naungan-Mu.”