“Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?” (Mzm. 13:2-3)
Keluhan Daud sepertinya sama dengan keluhan kita semua ketika kita mengalami tekanan hidup yang tidak ada selesainya. “Berapa lama lagi aku harus menanggung semua ini, ya Tuhan?”
Seperti Daud, kita cenderung menganggap Tuhan melupakan kita jika doa dan permohonan kita tidak segera dijawab oleh-Nya. Minggu lalu kita disadarkan bahwa sebenarnya kitalah yang lupa bahwa Tuhan kita TIDAK PERNAH melupakan kita, Yehovah yang kita sembah bukanlah Allah yang dikendalikan waktu karena Ia adalah Allah yang selalu ada dan maha- hadir. Ia adalah Allah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu serta tahu apa yang sedang dialami dan dibutuhkan oleh anak-anak-Nya.
Betapa sering kita merasa Tuhan menyembunyikan wajah-Nya saat kita menghadapi kekha- watiran, tekanan hidup dan kesedihan yang tak pernah redam. Kita bahkan merasakan mungkin Tuhan tidak lagi sanggup atau tidak mau menolong kita hingga kita perlu “membantu Dia” untuk melaksanakan janji-Nya pada kita.
Keinginan kita untuk “membantu Tuhan” sering mengakibatkan hasil yang lebih buruk dan berkepanjangan. Mungkin kita teringat akan Sara yang memberikan Hagar kepada Abraham dengan asumsi mungkin melalui keturunan yang didapat dari Hagar maka “janji” Tuhan terhadap Abraham dapat segera terealisasi. Namun kita mengetahui bahwa “bantuan” untuk Tuhan malah berdampak timbulnya permusuhan antara keturunan Abraham dari Hagar dengan keturunan dari Sara hingga hari ini. Kita tentu juga teringat akan “terlambatnya” pertolongan Yesus yang dirasakan oleh Maria dan Marta saat kematian Lazarus tetapi berakhir dengan mukjizat yang lebih menakjubkan berupa kebangkitan dari kematian Lazarus daripada sekadar kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Dengan demikian Nama Tuhan lebih dipermuliakan.
Marilah kita yang sedang mengalami pergumulan hidup saat ini tetap yakin bahwa Dia ada, Dia sanggup, Dia mengerti semua yang kita butuhkan terutama, “Kita selalu kurang sabar dan menginginkan waktu yang cepat sedangkan Tuhan menghendaki waktu yang tepat.” (Red.)