• Editorial 877, 28 Agustus 2022

“ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan!….Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mzm. 8:2,5)

Daud memandang ke langit melihat bulan dan bintang…bagaimana Tuhannya telah menciptakan langit, bumi dan isinya dengan sangat baik. Ia begitu mengagumi kebesaran Allah, Sang Pencipta.

Yang lebih mengagumkan lagi ialah bagaimana Allah yang begitu besar dan berkuasa masih memerhatikan, mencintai dan membela manusia yang begitu kecil, lemah dan tak berarti.

“Apakah aku ini, ya Tuhan?” Daud bermazmur. Dia telah melihat dan merasakan semuanya seperti pengalaman menjadi gembala dari dua tiga ekor kambing domba di padang rumput saat itu ketika dia dipanggil untuk diurapi oleh Samuel menjadi raja sekalipun keluarganya tidak mengindahkan bahkan melupakannya.

Di setiap masa dalam hidupnya, Daud diindahkan dan dibela oleh Tuhan saat orang ingin menyingkirkan dan mengambil nyawanya. Dia menyadari bahwa manusia seperti angin dan hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. Dia terus menyanyi…. Dalam kedukaan maupun sukacita, dia mencurahkan semua isi hatinya kepada Tuhan yang dihormati dan dicintainya. Allah pun mencintai dia karena dia menyukai Taurat Tuhan sepanjang umur hidupnya. Ketika menyadari dosa yang diperbuatnya, tak segan-segan dia mengakui dan memohon pengampunan kepada-Nya dalam kehancuran dan kerendahan hati. Dia sadar bahwa Allahlah yang menaikkan dia dari tempat rendah ke takhta sebagai seorang raja. Ia mengakui bahwa Tuhanlah Raja sesungguhnya yang berkuasa atas semesta selamanya.

Mazmur 8 tentang pengagungan kepada Tuhan sering disitir oleh para pembawa Firman Tuhan, diciptakan dalam bentuk lagu dan dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi hingga kini. Adakah Anda merasakan keagungan-Nya juga? Kenalkah Anda dan sadarkah Anda betapa tidak berartinya kita sebagai manusia yang kecil dan hina namun Allah mengasihi dan membela kita dengan mengurbankan nyawa Putra tunggal-Nya untuk mengangkat kita dan kelak membawa kita pada kekekalan bersama-nya?

“Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!”