• Editorial 875, 21 Agustus 2022

Merdeka! Selamat Ulang Tahun Indonesia!

Telah 77 tahun Indonesia merdeka. Apakah kita sebagai warga Indonesia benar-benar telah merdeka?

Merdeka menurut versi pandangan umum adalah bebas dari belenggu, kungkungan, tekanan dan tindasan penjajah. Untuk itu Indonesia berjuang mati-matian dan para pahlawan bangsa mempertaruhkan nyawa demi meraih kemerdekaan.

Banyak dari kita menerjemahkan kemerdekaan sebagai kebebasan untuk melakukan apa saja yang kita kehendaki tanpa ada tekanan dari mana pun. Ada negara demokratis yang membebaskan warganya untuk berbuat segala sesuatu yang diinginkannya. Mereka bebas memilih gender yang disukai, memilih pasangan yang sejenis sekalipun, memakai obat-obatan terlarang, melakukan aborsi karena merasa berhak penuh dengan apa yang terjadi pada tubuhnya… Apakah ini kebebasan yang sebenarnya?

Kebenaran dan keadilan sudah tersamar. Apa yang dikatakan Pengkhotbah ternyata benar, “ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan dan di tempat keadilan di situ pun terdapat ketidakadilan” (Pkh. 3:16). Berapa banyak orang yang tidak bersalah dihukum dan dipenjarakan sementara orang yang bersalah malah bebas berkeliaran?

Daud mengalami hal yang sama. Penderitaan yang dialaminya dituangkan dalam ratapan di Mazmur 7. Ia dikejar- kejar dan nyawanya terancam. Yang membuat hatinya terluka ialah yang memusuhi justru anaknya sendiri. Juga Simei dari keluarga Saul melempari dengan batu sambil menuduh sesuatu yang tidak dia lakukan. Namun Daud tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia mohon pembelaan dari Tuhan yang menjadi Perisainya. Dia tahu hanya pada Tuhan ada keadilan. Simei begitu bebas melakukan ketidakadilan sedangkan Daud melakukan apa yang adil, yang Tuhan kehendaki. Pada akhir Mazmur 7 ratapannya berubah menjadi ucapan syukur. Mungkin hidupnya belum bebas dari pengejaran tetapi Ia telah merasakan adanya “Ketenangan dalam keadilan Allah”. Ia merasakan “Dimerdekakan dari situasi yang membelenggu jiwanya”.

Bagaimana kemerdekaan menurut Firman Tuhan? Yohanes 8:36 mengatakan, “Jadi apabila Anak itu (Yesus) memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” Bila dahulu kita merasa merdeka melakukan segala sesuatu termasuk melakukan kejahatan ternyata kebebasan semacam ini justru membuat kita diperhamba oleh dosa yang membawa pada kebinasaan. Kemerdekaan sejati di dalam Kristus membebaskan kita dari belenggu dosa dan membawa kita pada kemuliaan anak-anak Allah! (Rm. 8:2, 21).

Sambil merayakan hari kemerdekaan ini, marilah kita juga memperjuangkan KEMERDEKAAN YANG SEJATI di dalam Kristus! (Red.)