• Editorial 875, 14 Agustus 2022

“Kalau Kau mau mendidik aku, janganlah kiranya mendidik aku dalam kemarahan ya TUHAN…” keluh Daud, “aku begitu haus akan cinta kasih….Kasihanilah aku karena aku lemah, sembuhkan aku ya TUHAN,   aku sakit di dalam hatiku…. Berapa lama lagi Kau akan memulihkan aku? “

Itulah tangisan Daud yang ditulis dalam Mazmur 6 saat ia merasakan beratnya didikan Tuhan menurut versi Alkitab terjemahan NLT.

Ia menyadari bahwa ia telah berbuat salah namun dalam sengsaranya saat menerima didikan TUHAN, ia meminta kemurahan TUHAN dan berharap agar TUHAN mau kembali kepadanya, mengampuni dan menyelamatkannya. Doa dan pendekatannya kepada TUHAN dengan penuh air mata itu akhirnya dijawab oleh-Nya.

Suatu sikap yang memberi kita teladan agar kita pun berbuat hal serupa bila kita mengalami seperti yang Daud alami….. menginsafi kesalahan kita dan dengan penuh harapan menghampiri Tuhan serta memohon kemurahan-Nya untuk diselamatkan dari musuh utama kita, si Iblis. Keluhan kita, orang-orang percaya, tidak akan sia-sia. Ratapan kita bukan tanpa harapan. Pertolongan akan datang pada waktunya.

Semua manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Janganlah kita berputus asa dalam menghadapi apa pun. Tuhan kita sanggup membalikkan semua keadaan. Dengan sekejap musuh kita, si Iblis, akan dipermalukan. Murka Tuhan akan menjadi kemurahan, dukacita akan menjadi sukacita.

“Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Dia baik… sebab Dia baik, Bahwasanya untuk selamanya kasih setia-Nya….!”