“Menghargai Kurban Kristus”, itulah tema Firman Tuhan hari Minggu lalu.
Tentu tidak ada seorang pun dari kita yang tidak ingin melakukannya! Tetapi bagaimana? Minggu lalu kita belajar ciri-ciri seorang yang menghargai pengurbanan-Nya. Pembelajaran ini diambil dari kisah dalam Lukas 23:50-56b.
Ketika ada murid menjual-Nya, satunya lagi menyangkali-Nya dan yang lainnya ketakutan lalu meninggalkan-Nya, seorang “murid yang tersembunyi” tampil ke permukaan. Dia adalah Yusuf dari Arimatea yang mengagumi Yesus, Gurunya. Dia adalah anggota Majelis Besar Agama yang tidak menyetujui keputusan anggota-anggota lain yang menghendaki kematian Yesus yang tidak bersalah. Yusuf yang awalnya merahasiakan hubungannya dengan Yesus kini menyatakan keberaniannya meminta jenazah Yesus untuk dikuburkan dalam kubur pribadinya yang baru. Dia sangat mengenal dan menghargai Yesus sebagai Seorang yang baik dan benar. Yusuf pun dituliskan dalam Alkitab sebagai orang yang baik dan benar.
Jika kita meneliti kriteria orang baik, dia adalah orang yang mengasihi sesama, suka memberi dll. sedangkan orang benar adalah orang yang diampuni dosanya, dibenarkan, mencintai Firman Tuhan dan hidup oleh iman. Untuk lengkapnya Anda dapat mempelajarinya dalam ringkasan khotbah penerbitan ini. Yusuf tentu sangat tahu karena pengajaran-pengajaran Yesuslah ia menjadi orang baik dan benar.
Sungguh, dii dunia ini tidak ada seorang pun yang baik termasuk kita. Manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu berbuat jahat. Paulus, rasul yang dipakai Tuhan luar biasa, mengakui walau dia tahu apa-apa yang baik tetapi apa yang diperbuatnya malah yang jahat. Namun ada Seorang yang baik dan bersedia mati untuk ketidakbaikan kita.
Di dunia ini tidak ada seorang pun yang benar namun ada Seorang benar yang rela mati untuk ketidakbenaran kita.
Setelah kita diampuni dan dibenarkan oleh kurban-Nya, apa yang seharusnya kita lakukan? Bukankah sudah sepatutnya kita belajar menghargai kurban-Nya? (Red.)