• PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/artikel/922-pujian-dan-penyembahan

Pada masa-masa “isolasi” ini, janganlah kiranya kita merasa tersendiri dan tertekan. Bukankah ini adalah masa-masa sunyi di mana terdengar banyak serangan dari luar yang mencemaskan? Bukankah masa semacam ini, seizin Tuhan terjadi agar kita lebih dekat kepada-Nya dan menikmati kesendirian kita bersama-Nya? Banyaknya korban yang berjatuhan menandakan betapa rapuh dan fananya kita sehingga kita membutuhkan Dia yang kuat dan kekal. Marilah kita memakai masa-masa ini bukan dengan hati yang cemas dan takut tetapi karena yakin bahwa yang melindungi dan menyertai kita adalah Allah dan Raja besar yang mengatasi segala allah. Marilah kita bersorak sorai bagi gunung Batu Keselamatan kita. Marilah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur dan dengan nyanyian mazmur (Mzm. 95:1-3).

“Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu; pada waktu pagi aku mau bersorak- sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkaulah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku waktu kesesakanku.” (Mzm. 59:17)

Nyanyian dan Pujian

Mengapa pujian dikaitkan dengan penyembahan? Ketika kita pergi ke gereja atau berkumpul bersama anak-anak Tuhan lainnya, mengapa kita selalu menaikkan pujian? Tentu tidak semua dari kita suka musik atau bernyanyi. Lalu mengapa kita melakukannya?

Penyembahan adalah sarana utama dan yang paling penting untuk menyatakan kerinduan kita akan adanya hubungan tanpa hambatan antara Allah dengan kita. Suatu penyembahan yang dinaikan dengan hati tulus dan sungguh-sungguh dapat menyentuh hati Sang Pencipta kita – untuk memuaskan kerinduan hati Dia yang telah membayar dengan harga sangat mahal hanya untuk memiliki kita. Alkitab jelas mengatakan bahwa Allah disenangkan apabila kita menaikkan pujian bagi-Nya dan tentang Dia.

Efesus 5:18-19 mengatakan, “…Hendaklah kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyilah dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” juga Yohanes 4:23 menuliskan, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.”

Allah Menyukai Penyembahan dan Pujian

Allah menyukai penyembahan. Dia menginginkannya. Coba renungkan! Kita sebenarnya memiliki kesempatan itu setiap hari melalui pujian dan penyembahan kita untuk menyukakan hati Dia yang melukis indahnya matahari yang terbenam di sore hari, yang meniupkan napas pada segumpal tanah liat untuk memberinya kehidupan. Dia membentuk gunung-gunung, gugusan- gugusan bintang, menciptakan binatang-binatang, para malaikat dan manusia hanya dengan kuasa Firman-Nya. Kita dapat menyenangkan hati Pencipta dan memuaskan hati-Nya apabila kita menyembah Dia dalam nyanyian dan pujian karena di atas pujian kitalah Allah yang kudus bersemayam (Mzm. 22:4).

Tahukah kita bahwa Allah merindukan hati kita, Dia merindukan hubungan pribadi yang erat antara Roh-Nya dengan roh kita. Untuk itu musik memiliki kemampuan menghubungkan kita dengan pengertian sangat terbatas ini dengan Dia yang memiliki pengertian tak terbatas dan kekal karena di atas pujian kitalah Ia bersemayam (Mzm. 22:4). Musik dapat menjadi sarana untuk hubungan kasih dan pengabdian secara timbal balik. Hanya dengan mengabdi dan menyembah Dia, kita akan menerima hal yang paling besar dan penting yakni kasih-Nya.

Apakah sehari-hari kita memiliki kehidupan doa dan penyembahan secara pribadi dengan Dia atau tidak? Apa pun keadaan kita, kita harus yakin bahwa kita dibentuk untuk menyembah Dia. Kita dibentuk agar hati kita memiliki hubungan langsung dengan hati Allah. Apabila kita memiliki hubungan pribadi dengan Allah, kita akan merasakan keakraban dengan-Nya yang memiliki kasih amat kuat dan mendalam. Keeratan hubungan kita dengan Dia akan mengubah segala sesuatu yang sia-sia dalam hidup kita. Dan apabila kita konsisten dapat menjamah hati Bapa, hidup kita pasti akan diubahkan. Kemurahan-Nya yang tak terbatas akan membawa kita mencapai tujuan-Nya yang indah bagi hidup kita. Hubungan dalam penyembahan akan menghasilkan sukacita melimpah yang tak terpadamkan karena tidak ada pengalaman yang lebih besar dan indah selain pengalaman saat Allah yang sempurna bersekutu dengan manusia yang tidak sempurna.

Sisihkan waktu untuk masuk dalam doa dan penyembahan agar kita dapat merasakan pentingnya penyembahan dan hubungan langsung dengan hati Bapa yang di Surga. Semoga hidup kita ditandai dengan pengalaman kedekatan dengan Dia dan kasih-Nya.

Bagaimana Memasuki Hubungan Pribadi dalam Penyembahan

Kita mendapat bimbingan Firman Tuhan yang akan menuntun kita terhubung langsung dengan Pencipta kita dalam penyembahan seperti tertulis dalam Mazmur 100:1-4, “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah bahwa TUHANlah Allah; dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat- Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur. Ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!”

Mintalah kepada Allah agar Dia menyatakan betapa Ia disenangkan dengan penyembahan kita dan kita dapat merasakan aliran kasih-Nya yang besar mengalir dalam diri kita. Kiranya pengertian bahwa kesukaan Tuhan adalah penyembahan kita boleh menjadi dasar dari setiap penyembahan kita setiap hari dan dengan menaikkan pujian dan penyembahan, kita memperkenan hati-Nya.

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah yang benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yoh. 4:23)

“…Dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih…..supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus dan dapat mengenal kasih itu sekalipun ia melampaui segala pengetahuan … supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Ef. 3:17-19)

“Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata dan dengan tidak henti-hentinya mereka berseru siang dan malam: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.” (Why. 4:8)

Dari ayat-ayat di atas kita dapat merasakan bahwa suasana Surga selalu dipenuhi dengan keharuman dan keindahan penyembahan di mana tiada henti-hentinya terdengar suara pujian yang mengagungkan Dia.

Karena itu betapa pentingnya mengadakan waktu untuk berdiam diri di dalam hadirat Allah. Mintalah kepada-Nya agar kita dapat merasakan kasih-Nya. Dengan cara demikian jiwa kita disegarkan sehingga kita dapat merespons dengan penyembahan kita. “Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.” (Mzm. 73:28)

Apabila hari ini kita merasakan beratnya beban hidup di dunia yang harus ditanggung, masuklah dalam penyembahan untuk merasakan ketenangan berada di dekat-Nya. Saat yang singkat dalam penyembahan kita mempunyai kuasa untuk membenahi hidup dan meringankan beban serta tekanan hidup dalam terang kasih-Nya yang kekal. Kiranya hari-hari kita di masa pandemi ini ditandai dengan kedamaian dan sukacita dari kasih dan keakraban dengan Bapa Surgawi. “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah- limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mzm. 16:11)

Dalam Filipi 1:9-11, Paulus berdoa agar kasih kita makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian…agar kita dapat memilih yang baik, yang suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Buah kebenaran yang dikerjakan oleh Kristus adalah: MEMULIAKAN DAN MEMUJI ALLAH!

Marilah kita menaikkan pujian dan penyembahan kita bersama dengan penulis Mazmur 86:12, “Aku hendak bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya!”