Perayaan Natal telah diambang pintu. Boleh dikatakan telah 2017 kali manusia memperingati kelahiran-Nya di bumi ini. Namun tak semua orang di bumi ini mengerti misi-Nya mengapa Dia harus datang ke dunia. Hampir semua orang mengenal Yesus sebagai Pribadi yang luar biasa, seorang Nabi besar, Tabib yang dapat menyembuhkan pelbagai penyakit bahkan membangkitkan orang mati. Hikmat dan pengetahuan-Nya pun tak kalah hebat. Ia adalah “Orang” benar yang ditunggikan Allah.
Banyak orang percaya bahwa kelahiran-Nya yang supraalami adalah dari Roh Kudus namun banyak pula yang tidak memercayai bahwa Dia adalah Allah sendiri. Mereka bahkan tidak dapat menerima kesengsaraan dan kematian-Nya untuk menebus manusia. Mereka seolah-olah ingin menyatakan bahwa Orang benar dan baik seperti Dia tidak mungkin mati sebagai orang yang terkutuk di atas kayu salib. Muncullah komentar-komentar pro dan kontra, antara lain: “Bukan Dia yang disalibkan…“seharusnya penjahat lain menggantikan-Nya” …“Dia belum mati tetapi dilarikan”…“Dia tidak bangkit. Kubur-Nya kosong karena para murid-Nya telah mencuri mayat-Nya dan mengatakan bahwa Dia telah bangkit”…dst.
“Ya Tuhan”, kata hatiku menyayangkan ketidakpengertian mereka. “Jika yang datang (dilahirkan) bukan Allah, bagaimana mungkin Dia sanggup menyelamatkan seisi dunia yang karena dosa menuju kematian? Jika Dia tidak mati dan bangkit, bagai-mana mungkin Dia menunjukkan kemenangan-Nya atas maut?” Sungguh! Salib justru menjadi dasar iman orang Kristen dan hanya karena saliblah kita diselamatkan!
Terima kasih Yesus atas pengurbanan-Mu, terima kasih untuk kedatangan-Mu dan misi keselamatan-Mu! (vs)