Di sebuah gereja di Atlanta, aku menyaksikan sebuah tayangan yang sangat menyentuh hati yaitu tentang kesaksian seorang pemuda gelandangan yang datang kepada Yesus. Orang mengenalnya sebagai seorang gelandangan yang tidur di tempat sampah di antara kaleng-kaleng bekas. Ia nyaris tidak pernah mandi membuat badannya sangat bau. Suara nyanyian di gereja menariknya untuk men-dekati gedung itu. Ia menangis ketika mendengar kata-kata nyanyian itu namun tidak berani masuk . Dia terus berdiri di depan gereja mengikuti kebaktian. Tuhan ternyata telah menjamah hatinya. Ketika kebaktian selesai ia memberanikan diri untuk masuk. Bapak pendeta turun dari panggung dan melihat pemuda kumuh itu berjalan mendatanginya. “Bapak…” katanya perlahan, “bolehkah saya masuk…?” Pendeta tersebut tertegun sejenak melihat pemuda itu. Apakah ia akan menyambutnya? Atau menolaknya? “Apa yang akan dilakukan Yesus jika Dia berdiri di tempat-Nya?” pikirnya. Ia kemudian mengerti apa yang harus dilakukannya! Kedua tangannya direntangkan dan menyambut pemuda itu! Mereka kemudian tampak berpelukan. Pemuda itu menangis tersedu-sedu dalam pelukan hamba Tuhan itu. Dalam kesaksian berikutnya hamba Tuhan menyatakan, “Itulah bau terharum yang pernah saya hirup saat ia datang dan menerima Tuhan Yesus.”

Saat video kesaksian ditayangkan, pemuda itu telah menjadi fulltimer di gereja. Dia menjadi penyanyi solo yang sangat memberkati banyak orang di gereja dengan suaranya yang indah! (vs)