YESUS MENYELESAIKAN SEGALA SESUATU MELALUI KEMATIAN DI KAYU SALIB

 

Lemah Putro, Minggu, 22 November 2020

Pdt. Paulus Budiono

 

 

Shalom,

Kita akan terus meninggikan salib Kristus karena di atas kayu salib itu Ia telah menyelesaikan semua dosa manusia. Kita juga percaya Tuhan mahahadir di mana pun kita berada walau saat ini kita dibatasi tidak dapat bertatap muka satu sama lain tetapi suasana kehadiran-Nya merupakan anugerah-Nya semata. Hendaknya kita tetap tekun mendengarkan Firman Tuhan demi pertumbuhan iman kita (Rm. 10:17) sementara Rasul Yohanes menasihati berbahagialah yang membacakan, mendengar dan menyimpan Firman (Why. 1:5).

Kita tidak perlu mengomel, bersedih hati dan bimbang menghadapi situasi dan kondisi saat ini (COVID-19) tetapi biarlah kita belajar makin dekat kepada Yesus Kristus dan salib-Nya berkuasa menguatkan kita. Siapa berada di dekat salib-Nya saat itu? Maria, ibu Yesus, saudara ibu-Nya, Maria istri Klopas dan Maria Magdalena juga Yohanes, murid yang dikasihi-Nya (Yoh. 19:25-26).

Apa yang terjadi di atas kayu salib menjelang persiapan hari Sabat? Bagi orang Yahudi, Sabat adalah hari besar; untuk itu mayat-mayat tidak boleh tinggal tergantung tetapi harus diturunkan; untuk mempercepat kematian mereka yang tergantung di kayu salib, kaki mereka dipatahkan (ay. 31). Ketika sampai di kayu salib Yesus, prajurit- prajurit melihat Ia sudah mati sehingga mereka tidak mematahkan kaki-Nya tetapi satu dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak dan mengalirlah keluar darah dan air (ay. 33-34).

Apa kata ayat selanjutnya?

“Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” Dan ada pula nas yang mengatakan: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.” (ay. 35-37)

Rasul Yohanes ingin kita memercayai dua kesaksiannya yang mengandung kebenaran, yaitu:

  • Tidak ada tulang Yesus yang dipatahkan sebagai kegenapan dari nas Kitab Suci di Perjanjian Lama yang menuliskan ketetapan mengenai Paskah bahwa tidak boleh satu tulang pun dipatahkan (Kel. 12:46; 9:12; Mzm. 34:21) → masa yang sudah lewat/berlalu

Rasul Yohanes menyaksikan Gurunya tidak berdaya meregang nyawa; di kemudian hari dia menulis Injil Yohanes dan ingin kita memercayai tulisannya bukan dengan maksud ingin mempromosikan bukunya untuk dikagumi sebab siapakah dia? Tulisan seorang nelayan tidak berpendidikan berasal dari Galilea, tempat biasa yang beda dengan Yudea atau Yerusalem yang lebih elit. Masihkah kita memercayai tulisannya? Kesaksiannya benar dan dia menyatakan kebenaran sejati yang tidak ditemukan di dunia.

Yohanes melihat tiga salib di atas Golgota, salib dari penjahat yang binasa karena menolak Yesus, salib dari penjahat satunya yang beroleh janji keselamatan tetapi dia tidak dapat memberikan keselamatan sementara salib dari Yesus menggenapi Kitab Suci yang mana tulang-Nya tetap utuh tidak dipatahkan. Hal ini membuktikan bahwa peraturan Taurat dan hukum duniawi tidak berlaku untuk mempercepat kematian Yesus dengan mematahkan kaki.

Apakah Yohanes sembrono menulis “tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” karena ia kagum terhadap Gurunya? Orang-orang Yahudi setuju kaki Yesus dipatahkan supaya lebih cepat mati agar tidak mengotori Sabat. Oleh sebab itu Yohanes menulis hal ini untuk meyakinkan mereka akan penggenapan nas Kitab Suci. Perlu diketahui setiap perbuatan, tingkah laku, gerak gerik, pekerjaan baik Yesus tercantum di dalam Alkitab. Ketika Yesus bangkit, Ia mengingatkan para murid-Nya bahwa apa yang tertulis tentang Dia dalam kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur harus digenapi (Luk. 24:44-45). Kitab Musa memaparkan Allah membawa orang Israel keluar dari Mesir melalui darah domba Paskah (Kel. 12:7) dan diwanti-wanti makan dagingnya malam itu, sisanya dibakar (ay. 10) dan tulangnya tidak boleh dipatahkan (ay. 46).

Aplikasi: kita memang tidak melihat salib dari dekat tetapi hendaknya kita juga beriman “daging Paskah” dimakan dalam satu rumah, tidak boleh tercerai-berai; artinya kita (sekeluarga) berhimpun bersama dan beriman sama terhadap Yesus, Penyelamat dunia, melalui pendengaran akan Firman Kristus.

Perhatikan, jangan beranggapan sekali percaya kita selamat selamanya! Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel membangun Tabernael dan merayakan Paskah pada bulan pertama tahun kedua (Bil. 9:1-2). Dengan berdirinya Tabernakel, berlakulah ketertiban dalam ibadah. Namun dalam perjalanan menuju tanah perjanjian, bangsa Israel sering menyakitkan hati Allah oleh sebab sungut-sungut mereka; akibatnya seluruh generasi tua mati di padang gurun kecuali Kaleb dan Yosua (Bil. 14:27-30).

Aplikasi: hendaknya kita melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh – kita yang bertobat menghargai kurban Kristus, Anak Domba Paskah, dan bersedia disucikan oleh Firman-Nya untuk nanti masuk ke dalam Kanaan samawi.

“Tulang” menunjuk pada kekuatan, contoh: istri yang membuat malu bagaikan penyakit yang membusukkan tulang suaminya (Ams. 12:4); iri hati membusukkan tulang (Ams. 14:30); kabar baik menyegarkan tulang (Ams. 15:30); perkataan menyenangkan adalah obat bagi tulang-tulang (Ams. 16:24); semangat yang patah mengeringkan tulang (Ams. 17:22).

Implikasi: Yesus sudah bangkit dan sedang mencari “tulang rusuk” untuk dijadikan Mempelai Perempuan Anak Domba.

  • Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam (Zak. 12:10; Why. 1:7) → masa depan yang akan terjadi

Siapa “mereka” yang akan memandang Dia tertikam selain dua prajurit (bangsa kafir) dan orang-orang Yahudi waktu itu? Rasul Yohanes menyitir Zakharia 12:10 bahwa Ia akan mencurahkan Roh pengasihan dan Roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem dan mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam. Walau orang-orang Yahudi menolak-Nya, Yesus tetap mencari keturunan Daud dan keturunan orang-orang Yerusalem.

Nubuatan Zakharia ini akan terjadi. Bukankah sebelum mengenal Yesus, kita (bangsa kafir) juga menolak Dia bagaikan menikam hati-Nya? Namun sekarang kita, orang percaya, telah beroleh pengampunan dan pengampunan ini tetap berlaku setiap kali kita mengaku dosa (1 Yoh. 1:9) agar kita hidup dalam kekudusan oleh Firman (Ibr. 4:12) dan darah-Nya (Ibr. 13:12) dalam menyongsong kedatangan-Nya.

Lebih lanjut Wahyu 1:7 menuliskan, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia.”

Ilustrasi: tubuh manusia terdiri dari tulang-tulang yang membentuk menjadi rangka manusia dan berguna untuk melindungi organ-organ penting dalam tubuh. Ada pelbagai macam tulang dan fungsinya masing- masing. Bila satu tulang retak atau patah, tubuh akan terganggu dan tidak dapat beraktivitas normal.

Orang Yahudi juga kita, orang kafir, yang menolak Yesus layak dipatahkan kakinya seperti dua penjahat/pendosa yang disalib di sebelah kiri-kanan Yesus tetapi Ia mati demi keselamatan manusia berdosa tanpa perlu dipatahkan tulang-Nya.

Sebelum ajal menjemput, Yesus di atas kayu salib mengatakan kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” terjadilah penerimaan dalam keluarga antara Maria, ibu Yesus, dan Yohanes, murid yang dikasihi-Nya. Bangsa kafir yang dahulu jauh telah dipersatukan dengan orang-orang Yahudi menjadi keluarga Allah dan tumbuh menjadi Bait Allah kudus yang tersusun rapi (Ef. 2:13-21).

Yesus akan datang kembali dan dengan canggihnya teknologi semua bangsa akan mengetahui peristiwa ini. Masihkah kita percaya bhwa Alkitab yang kita baca adalah Firman Allah? Dan siapkah kita menyambut kedatangan-Nya sebagai Mempelai Pria Surga?

Kenyataannya, di masa pandemi ini banyak gereja menjadikan Alkitab sekadar buku agama dan mencari ayat- ayat pelindung serta penghibur sehingga tidak lagi fokus mengantisipasi kedatangan-Nya. Padahal Yesus adalah Alfa dan Omega, yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang (Why. 1:8; 22:13). Ia akan segera datang (ay. 16) sebagai Mempelai Pria yang disambut oleh pengantin perempuan-Nya (ay. 17).

Penyatuan antara Mempelai Pria Surga dengan gereja-Nya sebagai pengantin perempuan-Nya tidak mungkin terjadi bila kita tidak mau menjadi orang Kristen dari awal hingga akhir yang menerima Yesus dan seluruh kebenaran-Nya.

Tidak ada seorang pun dapat masuk ke Surga tanpa melalui Yesus juga pimpinan Roh Kudus yang membawanya ke dalam seluruh kebenaran. Dengan kematian-Nya di kayu salib, Ia telah menyelesaikan segala sesuatu. Percayalah dan terimalah Dia yang berkuasa mengampuni dosa kita! Bila di awal kita melewati dunia pembebasan dari dosa, saat ini kita masuk dalam dunia penyucian untuk kelak kita masuk dalam dunia kekekalan bersama Yesus, Mempelai Pria Anak Domba. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI