Siang dan Malam
Minggu, Lemah Putro, 12 November, 2017
Pdt. Paulus Budiono
Shalom,
Sadarkah kita bahwa waktu terus berputar dari pagi-siang-malam kembali ke pagi-siang-malam lagi tanpa dapat kita cegah maupun putar balik? Siapa yang menciptakan siang dan malam? Pada hari keempat Allah menciptakan benda penerang yang lebih besar (matahari) untuk menguasai siang dan benda penerang lebih kecil (bulan) untuk menguasai malam juga diciptakan bintang-bintang (Kej. 1:14-16).
Kita harus kembali melihat pada titik awal ketika Allah menciptakan alam semesta beserta isinya dalam waktu enam hari dan segala yang dijadikan-Nya itu amat baik (Kej. 1:31). Sayang, setelah manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3), kejahatan mereka makin memuncak (Kej. 6). Mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya (Rm. 1:21) sehingga Allah memusnahkan segala makhluk hidup bersama bumi dengan air bah (Kej. 7) kecuali Nuh dan keluarganya diselamatkan (Kej. 8). Ternyata selama bumi masih ada, Allah tetap memberkati dengan adanya musim tabur-tuai, dingin-panas, kemarau-hujan dan siang-malam (Kej. 8:22). Untuk itu kita harus bijak mengelola bumi, jangan menanam tanpa pengertian berakibat hasil tuaiannya tidak seperti yang kita harapkan. Waspada, siapa menabur angin akan menuai puting beliung (Hos. 8:7); yang menabur kecurangan akan menuai bencana (Ams. 22:8).
Bagaimana Alkitab menasihati kita untuk mengisi ‘siang dan malam’ dengan bijak?
1. Dengan merenungkan Taurat siang dan malam.
Mazmur 1:1-6 menuliskan, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang mere-nungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup-kan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.”
Tuhan menjanjikan berkat kebahagiaan bila kita merenungkan Firman-Nya siang dan malam. Sungguhkah kita merenungkan Firman-Nya di sekolah, di pekerjaan maupun saat berbelanja di Mall selain saat beribadah di gereja dan membaca renungan pagi? Jujur, kalau bukan karena Yesus telah berkurban, kita tidak mungkin dapat mengasihi-Nya siang malam. Mengapa? Karena Iblis dan antek-anteknya berkeliaran mendakwa anak-anak Tuhan siang dan malam (Why. 12:10).
Introspeksi: CCTV dipasang di mana-mana sepanjang 24 jam untuk mengawasi semua peristiwa yang terjadi di rumah, di kantor, di asrama, di jalan dll, sudahkan kita memasang “CCTV” untuk mengawasi hati kita? Kita begitu pandai memasang CCTV untuk menjaga aset kekayaan kita serta mengasuransikannya tetapi mengabaikan “CCTV” untuk menjaga aset rohani kita siang dan malam. Jangan kita merasa aman senantiasa dilindungi Tuhan sebab Iblis, antikristus dan nabi-nabi palsu berusaha mati-matian menggoda kita untuk jatuh dalam dosa lagi! Iblis mengenal Yesus dan Paulus (Kis. 19:15) juga orang yang hatinya tidak ada Yesus untuk siap dijatuhkan. Oleh sebab itu penuhi hati kita dengan Firman-Nya dan tunduklah kepada Allah maka Iblis akan lari saat kita melawannya (Yak. 4:7).
Bagaimana mungkin kita dapat merenungkan Taurat siang dan malam sementara kita bersekolah dan bekerja? Apakah Firman Allah keliru menulisnya? Firman Allah adalah Allah sendiri dan Ia tidak pernah bergurau atau keliru dalam berbuat atau mengatakan sesuatu.
Apa perintah Allah kepada Yosua sebagai pemimpin baru menggantikan Musa? Yosua 1:8 menuliskan, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini tetapi renung-kanlah itu siang dan malam supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
Terbukti perintah Allah tetap sama kepada pemimpin siapa pun agar mereka memper-katakan Taurat dan merenungkannya siang dan malam. Firman Tuhan (keras atau lembut) berguna untuk menasihati, mengingatkan, menegur dan membangun. Jangan seorang pe-mimpin rohani merenungkan Firman hanya saat mau berkhotbah atau mempunyai motivasi tertentu lalu menyalahgunakan Firman Tuhan di mimbar untuk ’menyerang’ seseorang.
Perhatikan, keberhasilan maupun kegagalan hidup ditentukan oleh tutur kata kita. Kalau hati penuh dengan Firman, apa yang keluar dari mulut akan menjadi berkat bagi orang yang mendengarnya. Ingat, manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4).
Selain memperkatakan kitab Taurat, kita harus merenungkannya dengan menggunakan otak/pikiran bukan hati sehingga tahu kapan menyampaikannya dengan tepat. Contoh: Ester dididik kapan harus berbicara (Es. 2:10,15,20; 4:16).
Firman/perintah Allah yang disampaikan tanpa pertimbangan/pengertian tetapi menuruti emosi akan berakibat buruk. Contoh: Yosua menang memimpin bangsa Israel merubuhkan tembok Yerikho yang kuat dan besar (Yos. 6) tetapi kalah menghadapi kota Ai yang kecil sebab Yosua tidak memperkatakan perintah Allah. Dia lebih mendengarkan perkataan orang-orang suruhannya ketimbang perkataan Allah lalu menerapkan strategi keberhasilan sebelumnya, berakibat kekalahan fatal di pihak Israel (Yos. 7). Demikian pula saat meng-hadapi orang-orang Gibeon, Yosua lebih memakai emosi/perasaan sehingga terjebak oleh akal tipu mereka dan terjadilah kompromi dengan mereka (Yos. 9). Pengalaman demi peng-alaman membuat Yosua makin mengasihi Tuhan yang tidak marah kepadanya tetapi menegur dia.
Pembelajaran: jangan keberhasilan Firman Allah disamaratakan pada semua kondisi sehingga kita tidak memerlukan Firman lagi! Dengan kata lain, hendaknya kita hati-hati tidak meremehkan Firman Tuhan untuk masalah sekecil apa pun. Jangan pula mudah bermain perasaan sehingga kebenaran Firman menjadi kabur.
2. Berdoa siang dan malam.
Lukas 2:37 menuliskan, “dan sekarang ia (Hana) janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan ber-puasa dan berdoa.” juga 1 Timotius 5:5, “Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.”
Kenyataannya, ibadah doa paling sedikit diminati malah kalau bisa dihindari padahal dalam Perjanjian Lama, ukupan wangi-wangian dari Mazbah Pembakaran harus tetap terbakar pagi dan senja hari (Kel. 30:7-8).
Tuhan memberikan perlindungan bagi perempuan janda yang menyerahkan hidupnya untuk berdoa siang malam dan Tuhan menjadi Mempelai Pria Surga yang mengayominya. Hidup perempuan semacam ini makin tua makin menjadi berkat – tutur katanya berguna (nabiah) dan doanya pasti bukan untuk diri sendiri tetapi untuk mereka yang menantikan kelepasan; dia sendiri mengalami kesempatan bertemu bayi Yesus (Luk. 2:38).
Apa isi doa kita tiap hari? Bukankah Yesus mengajarkan “Doa Bapa Kami” agar kita makan secukupnya (tidak berlebihan atau berkekurangan) dan suka mengampuni (Mat 6:9-13)? Bila Tuhan telah mengampuni dosa kita dan melupakannya (meskipun sebenarnya Ia ingat), mengapa kita sukar melupakan kesalahan orang lain dan suka mengungkit-ungkitnya kembali? Lebih menyedihkan lagi, kita meragukan kuasa pengurbanan Yesus yang mampu menghapus semua dosa kesalahan dan pelanggaran kita.
Kita tidak perlu meminta-minta (makanan dan pakaian) dalam doa karena Tuhan tahu apa yang kita perlukan bukan inginkan. Sebaiknya kita berdoa minta kedamaian supaya tidak ada perselisihan/permusuhan dalam kehidupan nikah, rumah tangga dan bermasyarakat.
Rasul Yohanes melihat malaikat berdiri dekat mazbah dengan sebuah pedupaan emas. Kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkan bersama doa orang-orang kudus di atas mazbah emas di hadapan takhta Allah (Why. 8:3-4).
Terbukti doa kita (siang malam) tidak sia-sia tetapi menembus sampai kepada Allah, Pemberi hidup.
3. Melayani Tuhan siang dan malam.
Wahyu 7:13-17 menuliskan, “Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah men-cuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Pelayanan siang malam dimulai dari sekarang dengan datang beribadah bukan sebagai keharusan atau liturgi tetapi penuh sukacita karena kebutuhan agar pakaian (perbuatan) kita menjadi bersih.
Dalam penglihatan, Zakharia melihat pakaian imam besar Yosua sangat kotor oleh sebab Iblis berdiri di sebelahnya untuk mendakwanya (Zak. 3:1-3). Yosua tidak membuat sendiri pakaian imam besar tersebut dan hanya Tuhan yang berwewenang mengganti pakaian kotor itu (ay. 4). Jadi, kalau pakaian perbuatan kita menjadi bersih, kita tidak perlu bangga sebab semua hasil dari penyucian oleh darah anak Domba.
Klimaks kita merenungkan Firman Tuhan siang malam, berdoa siang malam serta melayani Dia siang dan malam ialah kita digembalakan dan dituntun ke mata air kehidupan untuk bertemu dengan Mempelai Pria Surga.
Namun, waspada bagi mereka yang mempermainkan ‘siang dan malam’ dengan ceroboh sebab penghakiman siap menanti yaitu:
- Api dan belerangmenyiksa selama-lamanya siang-malam bagi mereka yang me-nyembah binatang serta patung dan yang menerima tanda namanya (Why. 14:11), itulah antikristus dan nabi palsu yang mengaburkan iman kita.
Aplikasi: hendaknya kita tidak mudah tawar hati tetapi memercayakan diri kepada Tuhan Yesus siang dan malam.
- Lautanapi dan belerang siap menelan Iblis, nabi palsu dan antikristus yang menyesatkan untuk disiksa siang malamjuga mereka yang namanya tidak tercantum dalam buku kehidupan (Why 20:10,15).
Alkitab memaparkan dengan jelas untuk menjadi Mempelai Perempuan Kristus, kita harus tekun merenungkan Firman Allah siang malam, berdoa siang malam dan melayani Dia siang malam dengan pakaian perbuatan bersih. Semua ini dapat kita lakukan berlandaskan kurban Kristus sebagai bukti kasih Allah terbesar yang dicurahkan kepada manusia berdosa. Pilihan ada di tangan kita, bila kita mempergunakan waktu siang-malam dengan bijak, Yerusalem baru menanti kita. Sebaliknya, jika kita sembrono menggunakan waktu siang-malam, hukuman api belerang siap menelan kita. Mana yang kita pilih? Pikirlah dengan bijak sebelum membuat keputusan yang menentukan hidup kita kelak di alam kekekalan. Amin.