YESUS TELADAN UTUSAN YANG SEMPURNA

 

Lemah Putro, Minggu, 9 Agustus 2020

Pdm. Jusuf Wibisono

 

Shalom,

Ketika diutus, kita meneladani Pribadi Yesus Kristus yang sempurna maka kita akan dipakai sebagai utusan yang ditandai dengan kemenangan-kemenangan. Nasihat apa yang Alkitab berikan berkaitan dengan utusan? Yohanes 12:37-50 menuliskan, “Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mukjizat di depan mata mereka namun mereka tidak percaya kepada-Nya supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?”. Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Tetapi Yesus berseru kata-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri tetapi Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”

Sangat jelas, Yesus datang ke dunia sebagai Utusan Allah untuk menyampaikan perintah-Nya yang adalah hidup dan kekal. Hendaknya kita memercayai Firman-Nya yang kita dengar (Rm. 10:17), menyimpannya dalam hati dan keluar di mulut sebagai pengakuan bahwa Yesus adalah Juru Selamat yang telah mati dan bangkit supaya siapa percaya kepada-Nya tidak binasa tetapi diselamatkan dan beroleh hidup kekal (Yoh. 3:16).

Firman Tuhan kali ini memberikan peringatan dan nasihat kepada pemimpin (rohani) itulah imam-imam sekaligus raja yang diutus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia yang telah memanggilnya keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Ptr. 2:9). Amat disayangkan ada pemimpin-pemimpin yang percaya kepada Yesus tetapi tidak mau mengakui-Nya di depan umum sebab takut dikucilkan (Yoh. 12:42). Perhatikan, Firman Tuhan yang kita imani mengarahkan kita kepada hidup kekal serta memberikan janji perlindungan dan pemeliharaan juga berkat dari Surga.

Teladan apa yang Yesus telah berikan kepada kita?

  • Kita berpikiran dan berperasaan seperti yang terdapat dalam Kristus Yesus (Flp. 2:5). Pikiran-pikiran lama dan perasaan takut kita harus diubah.
  • Rendah hati dan taat sampai mati disalib (ay. 8).

Apa hasilnya bila kita meneladani Yesus? Kita mendapat karunia Nama di atas nama supaya dalam Nama Yesus bertekuk lutut semua musuh dan mulut kita mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan (ay. 9-11).

Kitab dalam Perjanjian Lama meneguhkan bahwa bila Nama-Nya ada pada kita, Ia akan memberkati kita (Bil. 6:27). Berkat macam apa? Bukan berkat jasmani tetapi berkat dari tempat mahatinggi itulah perlindungan, perhatian, kasih karunia, dan damai sejahtera (ay. 22-26). Berkat semacam ini menjadi modal bagi para pemimpin rohani dan imam-imam yang melayani di garis depan untuk berkemenangan karena menyandang Nama- Nya.

Apa nasihat bagi mereka yang diutus Tuhan? Sebagai utusan, mereka memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat dan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menahirkan orang kusta, mengusir setan. Karena mereka telah beroleh karunia ini dengan cuma-cuma, mereka harus memberikannya dengan cuma-cuma pula. Mereka dilarang membawa emas, perak atau tembaga dalam ikat pinggangnya dan tidak boleh membawa bekal dalam perjalanan (Mat. 10:7-10).

Aplikasi: hendaknya kita tidak diliputi kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan istri dan anak-anak bila kita dipanggil Tuhan menjadi pelayan/hamba-Nya. Ingat, Kerajaan Surga bukanlah persoalan makanan dan minuman (perut) tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17). Kita telah dipenuhi Roh Kudus yang berkuasa menghilangkan rasa ketakutan dan memberikan ketertiban serta kedisiplinan dalam melayani-Nya.

Seorang utusan tidak boleh membawa emas, perak dan tembaga di dalam ikat pinggang (= siap melayani). Dengan kata lain, jangan melayani diselipi dengan harapan kita dijamin akan perkara-perkara dunia yang dicari manusia terlebih pada akhir-akhir ini. Harus diakui, serangan pandemi COVID-19 membuat semua kegiatan (kesehatan, ekonomi, sosial dst.) lumpuh. Apa yang menjadi andalan kita? Firman Tuhan memberikan contoh adanya seorang laki-laki (menunjukkan orang kuat dan perkasa) yang lumpuh sejak lahir diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah untuk meminta sedekah. Melihat Petrus dan Yohanes hendak masuk ke dalam Bait Allah, orang lumpuh itu meminta sedekah. Petrus memintanya menatap wajah mereka. Orang lumpuh itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Namun Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku tetapi apa yang kupunyai kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang nazaret itu, berjalanlah!” (Kis. 3:1-10) Terbukti Paulus dan Yohanes yang telah dibekali dengan kepenuhan Roh Kudus di hari Pentakosta (Kis. 2:1-11) memiliki kuasa Nama Yesus Kristus yang mampu menyembuhkan kelumpuhan. Sangatlah wajar peristiwa ini membuat rakyat yang menyaksikannya takjub dan tercengang tetapi hendaknya ketakjuban ini tidak ditujukan kepada manusia (Petrus dan Yohanes) tetapi fokus kepada Yesus, Pembuat mukjizat. Petrus dan Yohanes mengaku mereka menjadi saksi Yesus yang dibunuh telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati dan Nama-Nya (bukan emas, perak, tembaga) berkuasa menyembuhkan orang yang lumpuh itu (Kis. 3:11-16).

Kita patut berbahagia bila Nama Yesus menyatu dalam hidup kita terutama para pemimpin rohani karena Roh Kudus menjadi jaminan kita beroleh berkat yang berasal dari tempat mahatinggi. Yang penting kita tekun tinggal di kota Yerusalem (Luk. 24:49) sehingga hati tetap damai sejahtera menghadapi masalah apa pun untuk tidak mudah dikuasai oleh dosa. Selain hidup damai dengan semua orang, kita harus mengejar kekudusan sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14). Bila kita berdamai dengan Tuhan dan sesama, kita dapat menjadi utusan yang andal dan Roh Kudus memberikan kekuatan/ power untuk tidak takut menghadapi tantangan (bnd. Yoh. 20:19-22) terlebih bila Nama Yesus melekat dalam kita.

Di era Perjanjian Lama, hakim-hakim dipilih Allah untuk menyelamatkan umat kesayaangan-Nya, bangsa Israel, dari tangan musuh. Salah satu hakim yang dipilih-Nya ialah Gideon (Hak. 6:14-15). Gideon merasa takut diutus dengan alasan masih muda usia dan dari kaum terkecil tetapi Allah tetap memilihnya. Ia menerima suara Allah walau ada rasa ketakutan dan merendahkan diri seperti anjing yang minum air dan berakhir dengan kemenangan.

Apa yang harus dilakukan setelah menang menghadapi musuh?

  • Tidak bersukacita karena musuh telah dikalahkan tetapi bersukacitalah karena nama kita terdaftar di Surga (Luk. 10:17-20). Jujur, sukacita berlebihan karena kemenangan dan keberhasilan (kaya, pandai, kedudukan tinggi dll.) sering menyebabkan manusia menjadi sombong. Untuk itu kita harus tetap mawas diri dan selalu ingat bahwa kita diberi kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking serta kuasa menahan kekuatan musuh namun semua kemuliaan harus kita kembalikan kepada-Nya.
  • Tetaplah rendah hati seperti anak kecil maka dia yang terbesar dalam Kerajaan Surga (Mat. 18:4). Hamba Tuhan yang dikuasai Roh Kudus tidak suka menerima pujian dan tidak takut dicemooh manusia tetapi berusaha diperkenan Allah (Gal. 1:10).
  • Tidak mencemarkan pakaiannya agar tidak mati (Why. 3:1-5). Imam besar Yosua pernah dituduh oleh iblis sebab pakaiannya kotor (Zakh. 3:1-3).

Yesus adalah teladan sempurna sebagai Utusan Bapa dan Ia ingin kita melanjutkan misi-Nya dengan menjadi utusan-Nya dalam memberitakan Kerajaan Surga. Untuk itu Ia membekali kita dengan kuasa Roh Kudus dan Firman-Nya. Bila kita berkemenangan, hendaknya kita kembalikan segala hormat dan kemuliaan bagi-Nya sebab hanya Ia yang berhak menerimanya (Rm. 11:36). Amin.

 

Video ibadah selengkapnya: Ibadah Minggu Raya - 9 Agustus 2020 - Pdm. Jusuf Wibisono.