Perjalanan Indah Menuju Masa Depan Gilang Gemilang Di Dalam Kristus

Minggu, Johor, 22 Oktober, 2017

Pdm. Stephanas Budiono

Shalom,

Kita bersyukur saat ini masih dapat beribadah dengan bebas namun harus diakui hidup di negara mayoritas non Kristen ada indikasi terjadinya tekanan demi tekanan serta kesulitan untuk menjadi saksi Kristus. Satu-satunya gerakan yang fleksibel adalah melalui kelompok rumah (cell group) yang mana kita masih dapat saling menguatkan dan mengingatkan satu sama lain di saat tidak memungkinkan untuk beribadah dalam kumpulan besar. Pernahkah kita membayangkan masa-masa sulit akan terjadi dalam pengikutan kita kepada Tuhan? Dan seberapa jauh pertumbuhan rohani kita selama ini?

Ilustrasi: kita berdiri di tengah-tengah antara masa lalu dan masa depan. Sering terjadi masa lampau menarik kita begitu kuat sehingga pikiran kita tenggelam dalam masa lampau namun tak jarang pula kita mengizinkan masa depan menarik kita dengan kencang sehingga pikiran kita berfokus hanya pada masa depan padahal kita hidup di masa sekarang, membuat praktik hidup kita di masa kini tidak realistis. Ternyata langkah-langkah perjalanan hidup memberi kita pelbagai pengalaman yang tanpa disadari membentuk inti/isi hati kita.

Pertanyaan: bagaimana dengan hidup kita saat ini? Apakah kita dapat memastikan hari depan dengan mempelajari masa lampau? Dan apakah hidup baik saat ini (menurut ukuran kita) menjamin kita mempunyai masa depan baik juga sesuai dengan rencana, harapan dan doa kita?

Alkitab mengungkapkan kebenaran mutlak tak terbantahkan bahwa perjalanan hidup di bumi ini bersifat tidak pasti (dapat berubah) seperti dikatakan oleh pengkhotbah, anak Daud, raja Yerusalem, “Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya… Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri. Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” (Pkh. 1:1, 11-14)

Dapatkah kita menjaring angin? Sama sekali tidak! Faktanya, raja yang sangat berhikmat pun mengakui bahwa segala sesuatu adalah sia-sia bagaikan menjaring angin. Kalau begitu, untuk apa kita hidup bila semua tidak ada artinya? Tentu kita tidak berpikir bahwa kita sia-sia menjalani hidup di dunia ini. Yang utama ialah kita tidak fokus melihat sesuatu yang ada di bawah matahari ini tetapi kepada Pribadi yang tertulis dalam Wahyu 1:8, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”

Surat Wahyu yang ditulis oleh Rasul Yohanes ketika dia diasingkan di Pulau Patmos ditujukan kepada jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelpia, dan Laodekia saat mereka mengalami tekanan sangat berat – hidup atau mati – karena beriman kepada Yesus Kristus, satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat mereka.

Tentu masa lampau berkaitan erat dengan masa depan tetapi kita sering lupa ada jembatan yang menghubungkan dua masa tersebut. Ternyata Tuhan Yesus yang menghubungkan masa lampau dan masa depan karena Ia adalah Alfa (masa lampau yang telah berlalu) dan Omega (masa depan yang akan terjadi) sementara kita hidup hari ini/sekarang (berada di tengah-tengahnya).

Sangatlah penting kita memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengalaman yang terus meningkat bersama Tuhan. Seberapa tinggi pemahaman dan keyakinan kita bahwa Kristus hidup dalam kita? Dan seberapa dalam kita memercayai kebenaran Firman-Nya?

Apa makna perkataan Tuhan tentang “Aku adalah Alfa dan Omega, yang ada, dan yang sudah ada, dan yang akan datang”?

  • “Aku” menunjukkan satu pribadi – tidak ada yang lain, tidak ada duanya (bnd. Why. 1:7,1; Yoh. 1:1) → Dialah Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Yesus Kristus kita mengenal dan memperoleh jalan masuk kepada Bapa. Oleh-Nya pula Roh Allah berdiam dalam hidup orang percaya. Allah Tritunggal hanya dapat dilihat, didengar, dimengerti dan dirasakan oleh Yesus Kristus (bnd. Why. 1:17-18).
  • “Alfa” adalah huruf pertama dalam alphabet bahasa Yunani (tidak ada huruf yang mendahului/muncul sebelum huruf Alfa); demikian pula Omega adalah huruf terakhir (tidak ada lagi huruf yang muncul setelahnya). Artinya, tidak ada seorang/sesuatu sebelum Tuhan dan tidak ada seorang/sesuatu sesudah Dia.
  • Tuhan bukan ada di awal atau di akhir tetapi Ia menciptakan awal dan akhir. Bila Tuhan menentukan awal dan akhir, di mana Ia berada? Jelas salah besar jika ada orang berpikir atau berkata bahwa Tuhan Allah diciptakan sehingga kelak akan berakhir. Dia menciptakan waktu, berarti Dia yang menentukan waktu awal mau-pun waktu akhir (bnd. Pkh. 3:1-8,11). Tuhan Allah berada di atas semuanya (awal-sekarang-akhir).
  • “yang ada” menunjukkan sekarang(Present time).

Tuhan hadir saat ini, jangan biarkan pikiran kita melayang pada kesusahan, kebencian atau sukacita di masa lampau tetapi fokuslah agar dapat merasakan kehadiran Tuhan saat ini.

  • “dan yang sudah ada” menunjukkan masa lampau yang tidak berhentidi satu titik tetapi terus bergerak bekerja sampai sempurna (dalam bahasa asli: imperfect bukan aorist).

Tuhan tidak berhenti di masa lampau tetapi Dia menuntaskan rencana-Nya sampai selesai. Kalau kita menyesal akan dosa-dosa kita di masa lampau, Ia masih ada untuk terus memproses kita agar menjadi lebih baik. Ia belum selesai dengan kita dan masih mau menyucikan kita untuk bertumbuh terus menjadi pribadi yang lebih dewasa dari kemarin. Jangan berhenti dengan masa lalu: yang luka hati di masa lampau sekarang diobati, yang menderita percayalah kebahagiaan tersedia seka-rang, yang berduka hari ini ada sukacita dst.

  • “yang akan datang” adalah peristiwa yang belum terjadi. Masa depan pasti ada meskipun kita belum tentu ada di masa depan itu. Namun kita memiliki Tuhan yang ada di masa depan, membuat kita berubah menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Jangan biarkan pikiran masa lampau menguasai; hari ini kita hidup bersama Tuhan yang memiliki masa depan jauh lebih gemilang daripada masa lalu.

Selama kita masih hidup, tantangan dan serangan dari Iblis tidak pernah berhenti. Kita tidak dapat melawan waktu yang terus berlalu, usia dan kegagalan jangan membuat kita menjadi lemah. Persiapkan kaderisasi untuk melanjutkan pelayanan masa depan. Perhatikan, Rasul Yohanes menulis surat Wahyu di usia lebih dari 90 tahun. Bagi yang sudah tua dan lemah fisik, bila Anda masih hidup ini berarti Anda masih ada tugas dari Tuhan yang harus diselesaikan. Tuhan yang menen-tukan awal Anda, Tuhan pula yang menentukan akhir Anda. Anda masih ada ‘di tengah-tengah’ untuk mempersiapkan anak-anak dan generasi muda.

Bagi yang masih muda, jangan biarkan waktu Anda kosong atau menganggur tetapi gunakan waktu untuk bekerja bagi Tuhan karena kedatangan-Nya sudah semakin dekat. Yakinlah bahwa masa depan Anda jauh lebih baik bila menjadi saksi-Nya sebab Dia mahabesar dan mengatasi segala-galanya.

Sekarang kita mengerti, bila kita memiliki Tuhan yang sudah ada (di masa lampau tetapi terus bergerak maju), yang ada (sekarang) dan akan datang (besok), kita tidak akan pernah berhenti bermimpi sebab Ia menaruh visi kepada setiap orang percaya karena Dia sendiri tidak pernah berhenti bekerja. Ketika visi itu terus ada dan bertambah besar, Tuhan akan memperlengkapi dengan misi agar visi dapat tercapai pada generasi berikutnya. Tetaplah hidup berlandaskan iman kepada Tuhan yang sudah berdaulat akan segala sesuatu dan fokuslah kepada masa depan bukan kepada masa lampau. Itu sebabnya Rasul Paulus begitu semangat seperti tertulis dalam Filipi 3:13-14, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menang-kapnya tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Ingat, jangan lambat merespons panggilan-Nya, pikiran kita harus terus diasah untuk menjadi lebih baik. Hari ini menentukan perjalanan hidup kita dengan Tuhan di masa mendatang. Oleh sebab itu jangan menoleh ke belakang (masa lalu) lagi tetapi arahkan pikiran kita ke depan untuk satu kali kelak beroleh hadiah terbesar yaitu bertemu dan tinggal bersama Dia selamanya. Amin.