YESUS SANG PENYELAMAT NIKAH

Johor, Minggu, 1 Maret, 2020
Pdm.Harjono

 

Shalom,

Yakinkah kita bahwa Firman Allah yang hidup mampu mengubah kehidupan seseorang? Terbukti murid-murid Yesus terus bertumbuh imannya dan bergerak dari satu tempat ke tempat lain mengikuti pergerakan Yesus menembusi ruang dan waktu untuk memberitakan Injil Kerajaan Surga dengan tujuan menyelamatkan orang-orang berdosa (1 Tim. 2:4) seperti dikehendaki Bapa-Nya.

Apa yang dilakukan Yesus sebagai Anak Domba Allah, Penebus dosa? Yesus, Maria (ibu Yesus) dan murid-murid-Nya diundang ke perkawinan di Kana di Galilea (Yoh. 2:1-12). Yesus sangat mengerti kondisi setiap orang yang tahu mengucap syukur karena mengalami keubahan hidup seperti dilakukan oleh perempuan Samaria yang tidak puas dalam kehidupan nikah (Yoh. 4:1-42), satu orang Samaria yang ditahirkan dari penyakit kusta (Luk. 17:11-19).

Bagaimana dengan pasangan mempelai di Kana ini? Mereka tidak tahu kalau kehabisan air anggur dan Yesus melakukan tanda/mukjizat pertama di tempat ini. Kita mempelajari lebih jauh tentang kisah yang ditulis dalam Injil Yohanes 2:1-11 ini, yaitu:

♦ Yesus, Pokok keselamatan, bersama Maria (ibu-Nya) dan para murid-Nya diundang ke pesta perkawinan di Kana (ay. 1-2).

♦ Maria berinisiatif meminta pertolongan Yesus ketika mengetahui penyelenggara pesta kehabisan anggur (ay. 3). Tindakan Maria sangat terpuji sebab ia peduli akan kebutuhan orang lain.

♦ Yesus menjawab permintaan Maria bahwa saat-Nya belum tiba (ay. 4).

Jawaban Yesus kurang enak didengar tetapi Maria memahami bahwa Ia adalah Juru Selamat dan tidak mau didikte/diperintah olehnya walau dia adalah ibu-Nya. Yesus mempunyai wewenang kapan membuat mukjizat. Maria harus belajar tidak memaksakan diri tetapi bersabar.

Aplikasi: kita harus bersabar dan berserah pada kehendak Tuhan saat memohon pertolongan-Nya. Yang pasti Ia peduli dan mengerti apa yang menjadi masalah kita. Ia berdaulat menolong kita menurut waktu-Nya.

♦ Yesus mengadakan mukjizat dengan mengubah air (pembersih tubuh yang kotor) menjadi anggur terbaik seperti disampaikan oleh pemimpin pesta (ay. 5-9). Seandainya para pelayan tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus, air tidak akan pernah menjadi anggur dan pengantinnya akan malu menjadi perguncingan masyarakat setempat. Namun perkataan Yesus mengandung wibawa, kuasa dan kekuatan.

Aplikasi: perkataan/Firman Tuhan sanggup mengubahkan kehidupan nikah yang kehabisan sukacita.

♦ Maria memberi instruksi kepada pelayan-pelayan, para pelayan mengisi tempayan-tempayan kosong dengan air dan pemimpin pesta mencicipi anggur. Semua ini menunjukkan kerja sama yang baik (bukan one man show) dan persekutuan yang indah demi terwujudnya mukjizat.

Yesus melakukan mukjizat di Kana karena ia berbelas kasihan kepada pasangan mempelai dan supaya iman orang-orang di sana tumbuh seperti yang diinginkan oleh-Nya. Sungguh, Ia Penyelamat kehidupan nikah.

♦ Pemimpin pesta memberitahu mempelai pria bagaimana mungkin dia menyimpan anggur yang tetap baik dari awal. Umumnya dalam perjamuan nikah, anggur yang baik dihidangkan lebih dahulu baru sesudah itu anggur yang kurang baik tetapi penyelenggara pesta tetap menyajikan anggur yang baik (ay. 10).

Aplikasi: anggur sukacita baru dari Tuhan terus mengerjakan hati dan memperbarui kehidupan nikah dan rumah tangga kita. Untuk itu pola hidup lama harus ditinggalkan. Jangan sekadar membaca Firman Tuhan tetapi periksalah dengan cermat untuk mengalami kuasa Firman. Belajarlah mempercayakan diri kepada Tuhan juga bertekunlah dalam doa.

♦ Yesus mengadakan mukjizat pertama di Kana dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya (ay. 11).

Percayakah kita kepada-Nya? Kita memang sudah diselamatkan bahkan oleh kemurahan Tuhan kita dapat merenungkan Firman-Nya dan hadir dalam pertemuan di rumah Tuhan. Pentingnya kita bersekutu dengan anak-anak Tuhan lainnya ialah kita dapat berinteraksi dengan sesama dan saling mengingatkan.

Tuhan menginginkan kejujuran dan ketulusan kita maka Ia akan mengerjakan hidup kita. Tentu tidak salah kita diberkati dengan keberhasilan dalam pekerjaan sebab Ia yang kaya rela menjadi miskin supaya kita yang miskin dijadikan kaya tetapi waspada kalau kekayaan menjadi penghambat dalam pelayanan ibadah.

Jangan hati tidak memiliki kasih akan Allah dan Firman tidak menetap di dalam diri kita (Yoh. 5:38-42)! Jangan pula bertindak seperti orang-orang Nazaret, tempat asal Yesus, yang tidak percaya kepada-Nya sebab mereka tahu orang tua dan saudara-saudara-Nya juga pekerjaan ayah-Nya (Mat. 13:54-57).

Waspada, jika kita memuji Tuhan hanya di bibir saja, kita tidak akan mengalami hadirat-Nya di dalam kehidupan kita. Akibatnya, kita tidak ada kesukaan dalam melayani dan menyembah Dia.

♦ Yesus meneruskan perjalanan-Nya ke Kapernaum bersama ibu-Nya, saudara-saudara-Nya, murid-murid-Nya dan tinggal di sana beberapa hari (ay. 12).

Yesus tidak berhenti di satu tempat setelah mengadakan mukjizat sebab Ia ingin memenangkan sebanyak mungkin jiwa yang perlu diselamatkan. Di Kapernaum, Yesus mengadakan mukjizat menyembuhkan anak pegawai istana. Karena kebutuhan yang mendesak, pegawai istana ini rela menemui Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang sakit keras hampir mati. Yesus melihat iman pegawai istana ini dan menyembuhkan anaknya (Yoh. 4:46-54). Ia menjadi Penyelamat jiwa dan ini merupakan tanda/mukjizat kedua yang dilakukan oleh Yesus di Galilea.

Aplikasi: mengasihi Tuhan berarti percaya dan melakukan apa yang dikatakan oleh-Nya; bila mengalami hadirat-Nya mulut tidak akan berhenti untuk bersaksi tentang Dia dan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar sehingga banyak jiwa dimenangkan menjadi orang-orang percaya. Sudahkah kita peduli akan keselamatan anak-anak kita?

Hendaknya kita perhatian dan peduli terhadap orang-orang di sekitar kita seperti dilakukan oleh Maria, ibu Yesus. Tuhan dapat memakai orang sederhana (pelayan-pelayan) untuk mewujud mukjizat-Nya. Ia sanggup memulihkan kapal pernikahan kita yang hampir karam karena tidak lagi ada sukacita oleh sebab kekerasan hati dan pembenaran diri sendiri. Hargai kurban Kristus, dekatkan diri kepada-Nya dan bersabarlah menunggu waktu-Nya serta berdoa tanpa jemu sebab setiap ujian datang seizin Tuhan untuk mematangkan iman kita maka mukjizat-Nya akan nyata bagi kita. Amin.