SUKACITA BERIBADAH DAN MELAYANI TUHAN

Johor, Minggu, 03 Nopember 2019
Pdm. Sukarjo Sutioso

Shalom,

Gereja kita baru mengadakan Penyegaran Iman Imam (PII) selama dua hari yang baru lalu. Jujur, ada kalanya kita mengalami kejenuhan dalam pelayanan sehingga iman kita perlu disegarkan. Hendaknya kita melayani dengan sukacita dan mempersembahkan kurban yang benar di hadapan Tuhan. Jangan melayani dan berkurban asal-asalan karena ini sama dengan menghina Nama Tuhan Semesta Alam. Misal: kita datang ke gereja biasa terlambat, berarti kita tidak menghormati kehadiran Tuhan, Pencipta alam semesta, di dalam rumah-Nya. Bukankah kita akan datang lebih awal tidak mau terlambat ketika mendapat undangan dari seorang pejabat penting? Tuhan jauh lebih penting dari orang hebat manapun! Selain itu, sebagai imam, kita mendapat perlindungan hingga Yerusalem Baru yang kekal.

Kali ini Firman Tuhan akan menyegarkan iman kita melalui surat Rasul Paulus yang tertulis dalam Filipi 3:1-4a, "Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu karena kitalah orang-orang bersunat yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.”

Rasul Paulus meminta kita bersukacita dalam Tuhan dan dia telah memberikan contoh tetap bersukacita walau di penjara bukan karena melakukan dosa tetapi karena Kristus (Flp. 1:13). Jujur, jika kita dipenjara karena pelanggaran hukum, kita akan sibuk merenungi nasib sendiri dan penjenguk yang datang berusaha menghibur kita bukan kita yang menghibur mereka.

Surat Filipi dalam pola Tabernakel terkena pada Kandil Emas. Yesus bagaikan pelita yang menyinari kegelapan dosa dunia. Ia sendiri mengatakan,“Akulah terang dunia.” (Yoh. 8:12)

Oleh karena kasih, Allah mengutus Yesus ke dunia karena sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, makin hari manusia makin tenggelam dalam dosa. Bukankah hari-hari ini kita melihat dan mendengar dosa kejahatan dan kenajisan makin meningkat? Oleh sebab itu Yesus datang sebagai terang untuk menolong manusia supaya siapa percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal (Yoh. 3:16).

Sebelum Yesus datang ke dunia, Allah mengutus Yohanes untuk memberikan kesaksian tentang siapa terang itu supaya semua orang menjadi percaya kepada-Nya (Yoh. 1:6,7,9).

Jelas misi Yesus datang ke dunia ialah sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Ketika Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis, Yohanes mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.” (Yoh. 1:29)

Yohanes Pembaptis dipakai untuk mengatakan Yesus sebagai terang. Kemudian terjadilah perselisihan antara murid-murid Yohanes Pembaptis dengan seorang Yahudi tentang penyucian lalu mereka datang kepada Yohanes dan mengatakan kalau orang yang bersamanya di seberang Sungai Yordan (Yesus) membaptis pula dan semua orang pergi kepada-Nya (Yoh. 3:25-26). Apakah Yohanes menjadi iri hati? Sama sekali tidak. Sebagai sahabat mempelai laki-laki, ia malah bersukacita penuh dan dengan rendah hati mengatakan Yesus harus makin besar dan dia harus makin kecil (Yoh. 3:29-30).

Yohanes Pembaptis dipenjara karena dia menegur Raja Herodes yang mengambil Herodias, istri saudaranya (Mat. 14:3-4).Di dalam penjara Yohanes Pembaptis sempat meragukan apakah Yesus adalah Orang yang diutus Allah atau dia harus menantikan orang lain (Mat. 11:2-3). Ironis, Yohanes sempat meragukan Yesus sebagai Anak Domba Allah padahal dia membaptis Yesus dan mendengar dengan jelas suara dari Surga yang meneguhkan bahwa Ia adalah Anak yang dikasihi oleh Bapa-Nya. Yohanes juga mengaku sebagai sahabat mempelai laki-laki. Yohanes Pembaptis mengakhiri hidup dengan dipancung kepalanya tetapi dia bersukacita tidak lagi kecewa setelah Yesus menjawab, “Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (ay. 6)

Berbeda dengan Rasul Paulus saat dipenjara, dia bersukacita dan mendoakan jemaat Filipi supaya mereka memiliki pikiran seperti Kristus. Menghadapi kematian pun, dia tetap bersukacita bahkan menganggapnya suatu keuntungan (Flp. 1:21).

Rasul Paulus mengatakan sukacitanya menjadi sempurna bila jemaat Filipi sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan (Flp. 2:2). Dia mengutus Timotius, Epafroditus kepada jemaat Filipi untuk mendorong mereka tetap bersukacita didalam Tuhan.

Yesus menjadi teladan sempurna, demi menyelamatkan manusia berdosa Ia tidak bersuara ketika dicaci maki, dihina, disiksa bahkan taat dan rela mati di kayu salib.

Apa yang ditulis Rasul Paulus dalam Filipi 3:1b? “Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.”

Apa yang Paulus ingin tekankan sehingga dia menulis ulang untuk memberikan kepastian kepada jemaat Filipi? Tiga kali dia menulis “hati-hati” yaitu hati-hati terhadap anjing-anjing; terhadap pekerja yang jahat dan terhadap penyunat-penyunat palsu. Kita akan mempelajari tiga hal ini supaya dalam pengikutan kita kepada Tuhan tidak diwarnai dengan kekecewaan apalagi kegagalan yang dapat menggoncangkan bahkan meruntuhkan iman kita.

Siapa yang dimaksud dengan anjing-anjing, pekerja-pekerja jahat dan penyunat-penyunat palsu?

  • Anjing-anjing.

Ketika perempuan Kanaan memohon pertolongan kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan, Yesus menjawab bahwa Ia diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel dan tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak untuk dilemparkan kepada anjing. Perempuan itu tidak tersinggung disamakan seperti anjing dan menjawab bahwa anjing makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya (Mat. 15:22-27). Bukankah kita sama seperti perempuan Kanaan di hadapan Tuhan? Dahulu kita berdosa dan melakukan banyak kejahatan serta kenajisan. Setelah bertobat, kita dipulihkan menjadi anak-anak-Nya. Jangan sampai kembali pada kehidupan lama.

Apa yang sering dilakukan oleh anjing? 2 Petrus 2:22 menuliskan, “Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

Hati-hati, "anjing kembali lagi ke muntahnya‟, kita dahulu orang berdosa kemudian diampuni tetapi balik lagi kepada kehidupan lama. Contoh: Demas lebih mencintai dunia dan meninggalkan pelayanan bersama Rasul Paulus (2 Tim. 4:10). Yudas Iskariot, salah satu dari 12 murid Yesus mengkhianati Gurunya dan menjual-Nya senilai 30 keping perak (Mat. 26:15).

  • Pekerja-pekerja yang jahat.

Yesus pernah menyatakan, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya sedangkan seorang upahan yang bukan gembala dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri ketika melihat serigala datang meninggalkan domba-domba itu lalu lari sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.” (Yoh. 10:11-13)

Pekerja yang jahat adalah orang yang bekerja karena upah dan tidak mau berkurban bila ada ancaman musuh. Sebagai pekerja yang baik, kita harus mempunyai hati gembala yang rela mengurbankan kepentingan diri sendiri dalam pelayanan.

  • Penyunat-penyunat palsu.

Jangan kita mengutamakan sunat fisik tetapi hati tidak disunat sebab keselamatan tidak terkait dengan perkara jasmani tetapi kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah Bapa yang merelakan Putra Tunggal-Nya mati disalib demi kita (Ef. 2:4-5).

Itu sebabnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat Filipi (juga kita) untuk tidak disibukkan dengan perkara lahiriah sebab kitalah orang-orang bersunat yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus serta tidak percaya pada hal-hal lahiriah (Flp. 3:3). Kita yang dahulu hamba dosa dan hidup dalam daging (Gal. 5:19-21) telah disunat/dilepaskan oleh darah Kristus dan menerima Roh Kudus untuk bekerja menghasilkan buah Roh (ay. 22-23).

Selain berhati-hati terhadap tiga hal di atas, kita harus bermegah dalam Kristus. Kalau kita dapat beribadah semua ini karena anugerah-Nya bukan karena hal-hal lahiriah berdasarkan kemampuan dan kemauan kita. Contoh: Paulus yang mengandalkan kepandaian, kedudukan dll. yang lahiriah (Flp. 3:5-6) malah menganiaya pengikut-pengikut Kristus. Namun setelah pertemuannya dengan Yesus yang teraniaya dalam perjalanannya ke Damsyik, dia berubah total dan semua yang menjadi kebanggaannya dianggapnya sampah (ay. 7-8) sebab semua itu tidak dapat menyelamatkan dia kecuali Yesus.

Rasul Paulus tak henti-hentinya mengatakan dengan sedih bahwa banyak orang hidup sebagai seteru salib Kristus dan kesudahannya ialah kebinasaan sebab pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi. Berbeda dengan kita yang berkewargaan Surga, kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat yang mengubah tubuh hina kita menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (Flp. 3:18-21).

Bila kita menyadari kita berkewargaan Surga, kita akan sungguh-sungguh melayani Tuhan, Pemilik Kerajaan Surga, dengan penuh sukacita, mau mengurbankan kepentingan diri sendiri, tidak sibuk dengan perkara duniawi apalagi berbalik pada kehidupan lama. Roh Kudus menolong dan memampukan kita untuk tetap teguh dalam pengikutan kita hingga Ia datang kembali. Amin.