BERIBADAH DAN BERMEGAHLAH DALAM KRISTUS YESUS

Lemah Putro, 3 November 2019
Pdt. Paulus Budiono

Shalom,

Hendaknya kita senantiasa memiliki kerinduan untuk setiap waktu ada di dalam Firman-Nya. Kali ini kita berada dalam salah satu bagian dari Surat Filipi yang utuh, apa kata penulis surat ini yang sedang dipenjara? Filipi 3:1-4 mengingatkan, “Akhirnya saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu karena kitalah orang-orang bersunat yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.”

Rasul Paulus berulang-ulang mengatakan kepada jemaat Filipi (juga kita) untuk bersukacita dalam Tuhan. Surat Filipi penuh dengan kata "sukacita‟ sehingga dapat dikatakan surat Filipi merupakan surat sukacita. Hendaknya sukacita kita tidak berlangsung hanya sesaat ketika berada di dalam gereja tetapi begitu keluar dari gereja sukacitanya hilang karena kembali teringat pada problem yang dihadapi.

Paulus tidak bosan mengingatkan untuk memastikan jemaat Filipi (juga kita) tetap bersukacita karena ditakutkan sukacita mereka (kita) hilang direnggut oleh anjing-anjing, terkontaminasi oleh pekerja-pekerja jahat dan terpengaruh oleh penyunat-penyunat palsu. Jelas, ibadah mempunyai kepastian bukan sekadar mengikuti liturgi gereja.

Lebih lanjut Rasul Paulus memastikan supaya jemaat Filipi (juga kita) bermegah dalam Kristus Yesus dan sunat sesungguhnya ialah menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (bnd. Yoh. 4:21-24). Dengan kata lain, kalau ibadah kita tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, sukacita kita akan hilang. Paulus bahkan meminta jemaat Filipi untuk mengikuti teladannya (Flp. 3:17). Faktanya, dia mempunyai banyak keunggulan untuk dibanggakan seperti: disunat pada hari ke-8, orang Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat dia orang Farisi, penganiaya pengikut Yesus, menaati hukum Taurat tanpa cacat (Flp. 3:5-6). Dia menganggap dirinya tak bercacat dan paling suci tetapi semua kebanggaan yang dahulu dianggap sebagai keuntungan sekarang dianggapnya rugi karena Kristus (ay. 7).

Introspeksi: apakah kita menganggap diri sendiri paling aktif dalam pelayanan? Atau membanggakan gereja kita paling rohani penuh urapan? Apakah pendeta menyampaikan Firman untuk mencari keuntungan? Kehidupan hamba Tuhan harus dapat menjadi teladan bagi jemaatnya juga kita menjadi teladan bagi orang lain. Semua ini dapat terjadi bila kita bermegah di dalam Kristus bukan hidup bermusuhan dengan salib-Nya. Apa yang terjadi jika berita salib Kristus ditiadakan? Jemaat hanya mendengarkan filosofi manusia bahkan tidak menutup kemungkinan menerima pengajaran yang disampaikan oleh "anjing-anjing, pekerja jahat dan penyunat palsu‟.

Kita diminta untuk berhati-hati sebagai tindakan pencegahan menghadapi anjing-anjing, pekerja-pekerja jahat dan penyunat-penyunat palsu. Siapakah mereka?

1. Anjing-anjing → Bileam yang bertentangan dengan Meja Roti Sajian

Anjing termasuk binatang setia tetapi jeleknya dia rakus/serakah, makanan yang dimuntahkan akan dimakan kembali olehnya.

Siapa yang dimaksud dengan anjing ini? 2 Petrus 2:1-2, 15-16, 21-22 menuliskan, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda…..Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar maka tersesatlah mereka lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu……Karena itu bagi mereka adalah lebih baik jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran daripada mengenalnya tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: “Anjing kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”

Waspada, anjing-anjing disejajarkan dengan tukang sihir, orang sundal, pembunuh, penyembah berhala, pendusta yang tidak dapat masuk Yerusalem Baru (Why. 22:15; 21:8,27). Yudas 1:17 menegaskan celaka mereka yang karena upah menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam. Apa hubungan Bileam dengan anjing-anjing? Berkaitan dengan pengajaran sebab mereka tidak mengakui penguasa yang menyelamatkan mereka. Dengan kata lain, mereka menyampaikan pengajaran tetapi tidak mengakui Yesus dan kurban-Nya seperti dilakukan oleh antikristus (1 Yoh. 2:22-23).

Suatu saat Yesus bertanya kepada orang-orang Yahudi mengapa mereka mau melempari-Nya dengan batu. Mereka menjawab bahwa mereka tidak keberatan dengan pekerjaan baik yang dilakukan-Nya tetapi mereka tidak dapat menerima Dia, seorang manusia, menyamakan diri dengan Allah; ini sama dengan menghujat Allah (Yoh. 10:31-33). Terbukti ada orang suka dengan filosofi Alkitab dan menggunakan banyak ayat untuk menolong manusia tetapi menolak Yesus sebagai Juru Selamat. Hati-hati, jangan kita mengikuti kegiatan-kegiatan rohani yang meniadakan Yesus tersalib. Kalau Yesus yang tersalib dihilangkan, pendeta akan memilih-milih ayat yang mengenakkan telinga pendengar.

“Anjing-anjing” ini melawan Meja Roti Sajian yang berbicara mengenai pengajaran Firman. Tidak ada pengajaran yang lebih tinggi daripada Firman menjadi manusia.

Bileam tidak berkutik di hadapan Tuhan (hingga tiga kali) tetapi dia bermain di belakang-Nya; bahkan ditegur oleh keledai pun tidak membuatnya bertobat.

Aplikasi: hendaknya kita tulus (tidak munafik) di dalam maupun di luar gereja. Jangan hamba Tuhan mengajarkan Firman kebenaran dan penyucian di mimbar tetapi di luar mempunyai kehidupan Bileam yang mencari keuntungan dan mencintai uang.

2. Pekerja-pekerja jahat → Kain melawan Kandil Emas

Bagaimana Alkitab melukiskan karakter Kain? 1 Yohanes 3:7-12 menuliskan, “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa berasal dari Iblis sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.”

Kain membunuh Habel karena iri hati persembahan kurbannya ditolak Allah. Kain panas hati lalu membunuh adiknya. Sebenarnya Allah mengasihi Kain dan sudah mengingatkannya jika dia berbuat baik, mukanya akan berseri tetapi kalau dia tidak berbuat baik dosa sudah mengintip di depan pintu tetapi dia harus berkuasa atasnya (Kej. 4:6-7).

Waspada, jangan cepat marah, periksa apa penyebab dari kemarahan tersebut, apakah karena kita kurang dihargai, kurang dilayani, tidak terima terhadap kritikan dll!

Kain tidak dapat menguasai diri dari kemarahan dan iri hati kemudian membunuh Habel. Dia tidak menaati peringatan Allah sama dengan orang tuanya yang lebih menuruti omongan si ular berakibat diusir dari Taman Eden dan memulai kehidupan yang sulit.

Sungguh Allah mengasihi Adam-Hawa-Kain-Habel dan Ia ada di mana-mana melihat perbuatan mereka. Ia pasti menginginkan Kain berbuat baik; itu sebabnya Ia mengingatkan Kain sekaligus memberikan solusi supaya Kain dapat menguasai kemarahannya.

Ingat, Allah tidak hanya hadir di gereja tetapi juga di rumah, di kantor dan dalam pergaulan kita. Ia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Perkataan Firman lebih tepat ketimbang perkataan pendeta yang masih ditandai dengan perasaan manusiawi. Kepada siapa kita mau percaya jika kita menolak perkataan Tuhan? Peraturan Tuhan jauh berbeda dari peraturan manusia yang sering membingungkan tetapi peraturan-Nya memberikan solusi.

Oleh karena dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23) tetapi kita beroleh kemurahan-Nya jika kita percaya kepada Putra Tunggal-Nya, Yesus, untuk diubah menjadi manusia baru (2 Kor. 5:17). Ironisnya, manusia lebih suka mempertahankan pikiran dan perbuatan jahat mereka.

Aplikasi: hendaknya full-timer dan imam-imam dalam pelayanan di bidang apa pun – musik, paduan suara, penginjilan misi GaTe dsb. – menjadi terang dan orang lain dapat melihat terang perbuatan baik Anda supaya Bapa di Surga dipermuliakan (Mat. 5:14-16).

Jangan berpikir kalau kemarahan itu termasuk urusan pribadi tidak ada kaitannya dengan orang lain! Kita tidak hidup sendirian; suka atau tidak, kemarahan suami/istri akan mengganggu ketenangan istri/suami dan anak-anaknya dst. Marilah kita berhati-hati dalam perbuatan agar kita menjadi terang yang memberikan dampak bagi lingkungan kita.

3. Penyunat-penyunat palsu → Korah melawan Mazbah Pembakaran Ukupan

Rasul Paulus disunat (fisik) di hari ke-8 tetapi setelah menerima Yesus, dia mengerti sunat lahiriah sering menjadi kebanggaan sebatas peraturan (bnd. Gal. 6:12-13). Sebenarnya sunat bukan termasuk hukum Taurat tetapi janji Allah kepada Abraham (Kej. 17:10). Namun orang Yahudi menjadikan sunat sebagai peraturan keselamatan mutlak; dengan demikian bangsa kafir yang tidak disunat tidak selamat (Kis. 15:1). Namun dengan lantang Rasul Petrus mengatakan bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapa pun selain di dalam Nama Yesus Kristus (Kis. 4:12). Gereja dan liturginya boleh hebat tetapi kalu tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, gereja semacam itu tidak ada artinya di hadapan Tuhan.

Siapa Korah ini? Korah, keturunan Lewi, menjadi provokator dan mengajak 250 orang-orang kenamaan memberontak melawan Musa (Bil. 16:1-2). Akibatnya, mereka disuruh mengambil perbaraan-perbaraan dibubuhi api serta ukupan ditaruh di atasnya lalu menghadap TUHAN (ay. 6-7). Apa yang terjadi kemudian? Api berasal dari TUHAN membakar habis mereka dan Eleazar, anak imam Harun, mengangkat perbaraan-perbaraan dan menghamburkan apinya jauh-jauh karena semuanya itu kudus (ay. 35-37).

Perlu diketahui Bileam adalah nabi dari bangsa lain, Kain masih belum berbangsa waktu itu tetapi Korah adalah seorang pemimpin dari keturunan Kehat dari suku Lewi. Korah pasti tahu sunat tetapi dia melanggar pengertian sunat dan memberontak sehingga berakhir tragis. Kita tahu anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, mengambil perbaraan dan membubuhkan api asing ke ukupan membuat mereka mati hangus oleh api dari Tuhan (Im. 10:1-2) terlebih Korah yang terang-terangan mau memberontak.

Aplikasi: hati-hati dalam sembahyang atau mempersembahkan sesuatu; jika hati ada ganjalan, perbaiki lebih dahulu untuk menghindari murka Tuhan. Bukankah Tuhan menghendaki persembahan harum yang berkenan di hadapan-Nya? Bersikaplah seperti pemungut cukai yang merasa tidak layak karena sangat berdosa ketika berdoa (Luk. 18:13).

Di zaman Musa, Allah berbicara kepada bangsa Israel melalui Musa. Ia mengatakan bahwa hati-Nya terpikat pada nenek moyang mereka dan mengasihinya serta keturunannya dipilih dari segala bangsa. Oleh sebab itu mereka harus sunat hati dan tidak lagi tegar tengkuk (Ul. 10:14-16). Terbukti semua bangsa Israel disunat karena Taurat tetapi hati mereka keras sehingga Allah menyuruh mereka sunat hati agar dapat mengasihi Dia dengan segenap hati dan segenap jiwa supaya mereka hidup (Ul. 30:6).

Bagi bangsa kafir, kalau kita dipanggil dalam keadaan tidak bersunat kita tidak perlu disunat (fisik) sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah menaati hukum-hukum Allah (1 Kor. 7:18-19). Apa yang harus disunat? Sunat hati yang tidak dilakukan oleh manusia tetapi oleh Kristus yaitu dengan menanggalkan tubuh berdosa (Kol. 2:11). Jujur kita tidak dapat mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap pikiran karena kita belum sunat hati dengan melepaskan kedagingan kita.

Kita harus hati-hati terhadap penyembah-penyembah palsu. Bagaimana kita menyembah Allah? Dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24) dan Roh Kudus menolong kita (Rm. 8:26-27). Kita tidak mungkin dapat menyembah Dia dengan benar bila hati masih cinta duit, penuh kebencian, kerakusan, iri hati dll. Darah Yesus berkuasa menyucikan hati nurani kita yang kotor.

Bileam akhirnya dibunuh, Kain mengembara tanpa perhentian, Korah pun binasa. Heran, ketika sensus kedua dilakukan untuk menghitung pemuda berumur 20 tahun ke atas yang sanggup perang, ditemukan anak Korah tidak mati (Bil. 26:1-2, 9-11). Berarti, anak-anak Korah tidak ikut-ikutan memberontak seperti ayahnya. Apa yang diperbuat oleh mereka? Mazmur 42-49, 84-88 merupakan hasil tulisan dari bani Korah. Contoh: Mazmur 42:1 merupakan nyanyian pengajaran tentang jiwa yang merindukan Allah.

Aplikasi: kalau melihat perbuatan jahat jangan kita ikut-ikutan melakukannya. Jika ada imam malas berdoa dan sering absen ke gereja, jangan kita ikut-ikutan malas seperti dia.

Kita harus hati-hati menghadapi pengajaran palsu yang mencari keuntungan pribadi, perbuatan jahat dengan tidak mengasihi sesama dan penyembahan palsu karena hati tidak disunat sehingga dipenuhi kebencian, keserakahan, dll. agar kita dapat masuk Yerusalem Baru dan tinggal bersama Dia selamanya. Amin.

 

Video ibadah ini dapat dilihat di Ibadah Umum - 3 November 2019 - Pdt. Paulus Budiono.