EPAFRODITUS YANG MEMPESONA

Johor, Minggu, 27 Oktober 2019
Pdt. Paulus Budiono


Shalom,

Apakah nama Epafroditus tidak asing bagi Anda? Nama Epafroditus berarti: mempesona, cantik. Siapakah sosok ini? Filipi 2:25-30 menuliskan, “Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu yaitu saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku. Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. Memang benar ia sakit dan nyaris mati tetapi Allah mengasihani dia dan bukan hanya dia saja melainkan aku juga supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia supaya bila kamu melihat dia kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku.”

Selama Rasul Paulus dipenjara, dia telah mengutus Timotius ke Filipi. Paulus mengakui kesetiaan Timotius teruji dan telah banyak menolongnya dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya (Flp. 2:22).

Kini Epafroditus sedang dipersiapkan Rasul Paulus untuk dikirim ke Filipi. Mengapa kita harus mengagumi Epafroditus? Alkitab tidak menulis berapa lama Epafroditus melayani Paulus di penjara dan siapa dia sehingga Paulus meminta jemaat Filipi untuk menerima Epafroditus dengan sukacita dan menghormatinya? Apakah dia orang hebat sehingga perlu persiapan penyambutan dengan baik?

Sungguh Rasul Paulus termasuk sosok hamba Tuhan yang sangat luar biasa. Dia tidak leluasa bergerak di penjara, tangannya dibelenggu karena dianggap sebagai narapidana berbahaya padahal dia tidak melakukan tindakan kriminal tetapi karena Kristus (Flp. 1:13). Timotius sangat berguna baginya karena menolong banyak seperti seorang anak melayani bapak hingga Paulus menganggapnya anak sah dalam iman (1 Tim. 1:2), anak kekasih (2 Tim. 1:2), pengerja dalam memberitakan Injil (1 Kor. 16:10) dan hamba Kristus Yesus (Flp. 1:1-2). Tindakan Timotius pasti menyenangkan hati Paulus bukan seperti tingkah laku para imam Israel yang tidak menghormati Bapa Surgawi dengan mempersembahkan kurban cacat (Mal. 1:6-8).

Rasul Paulus pernah mengeluh tidak ada orang memerhatikan kepentingan pekerjaan Kristus Yesus, semua sibuk mencari kepentingannya sendiri (Flp. 2:20-21). Dia sendiri kehilangan kebebasan, tidak tahu berapa lama dipenjara dan semua meninggalkannya. Hanya dua orang yang masih dapat menghiburnya yaitu Timotius namun telah diutusnya pergi ke Filipi. Kini Paulus hendak melepaskan Epafroditus pergi ke Filipi pula. Terbukti Paulus tidak memikirkan diri sendiri padahal dia memerlukan pertolongan orang lain karena aktivitasnya serba terbatas di dalam penjara.

Introspeksi: bersediakah hamba Tuhan belajar seperti Rasul Paulus yang berterima kasih bila dilayani tetapi tidak menuntut bila tidak dilayani walau harus repot karena tidak ada yang membantu. Allah Bapa memberikan teladan terbaik, Ia tidak mempertahankan Anak Tunggal-Nya tetapi mengirim-Nya ke dunia yang membutuhkan-Nya.

Sejauh mana Rasul Paulus memperlakukan Epafroditus?

  • Sebenarnya Epafroditus hanyalah seorang hamba untuk melayani keperluan Paulus dalam penjara tetapi Paulus puas dengan pekerjaannya. Sama dengan Timotius, anak muda keturunan campur (Yahudi dan Yunani) yang dibimbing Paulus hingga diakui sebagai anaknya yang sah dalam iman. Jujur, sering terjadi hamba Tuhan tidak mau melepaskan pengerjanya yang baik untuk pelayanan lebih besar bersifat mandiri sebab hamba Tuhan tersebut takut kehilangan pengerja yang rajin dalam pelayanan.

Hendaknya posisi/kedudukan hamba Tuhan tidak statis tetapi meningkat kemampuannya dan bertambah keahliannya untuk melayani Tuhan sebaik-baiknya. Contoh: Yusuf dijual sebagai budak dan dibeli oleh Potifar (Kej. 37:36). Tidak lama kemudian Potifar memberi kuasa kepada Yusuf atas rumah dan segala miliknya (Kej. 39:4). Sebenarnya budak waktu itu hanya diperlukan tenaga bukan otaknya tetapi TUHAN memberkati Yusuf dengan otak cemerlang. Posisi Yusuf makin meningkat karena dia berhasil menjaga kesucian ketika dirayu oleh istri Potifar menyebabkan dia dijebloskan ke penjara (Kej. 39:20). Di dalam penjara, dia dipercaya oleh kepala penjara dan berakhir menjadi perdana menteri Mesir. Yusuf mengalami peningkatan status sebab dia disertai Tuhan (Kej. 39:2,21).

Pembelajaran: jangan menolak pekerjaan pelayanan walau tampak rendah, bila Tuhan menyertai, kita akan mengalami peningkatan status pelayanan seperti telah dialami oleh Epafroditus dan Timotius. Misal: hamba Tuhan tidak perlu gengsi membersihkan kamar mandi dan kotoran WC kalau memang diperlukan karena bagaimana mungkin dia mampu membersihkan “kotoran hati” orang lain jika dia tidak mau membersihkan kotoran (fisik) yang tampak di depan mata.

Rasul Paulus menyadari dia adalah budak dosa sebelum menjadi hamba Tuhan (Rm. 7:14-23). Sebagai budak dosa, dia (juga kita) tidak ada kemampuan untuk menolak perbuatan cemar selain menaatinya menyebabkan makin rusak hidupnya dalam dosa. Namun setelah dibebaskan oleh Yesus Kristus (ay. 24), ia (juga kita) menjadi hamba kebenaran/Allah yang juga tidak pilih-pilih pelayanan seperti Epafroditus memulai pelayanan dari bawah dan diutus tanpa mengomel.

Introspeksi: apa yang kita bawa pulang setelah mendengarkan Firman Tuhan di gereja? Apakah membawa sesuatu yang baru atau tetap yang lama sehingga kita pulang mengomel tidak mengerti Firman yang disampaikan lalu menyalahkan pendetanya yang berkhotbah. Apa yang kita bawa, Firman Tuhan atau pendeta? Alkitab bersifat terbuka alias tidak ada yang disembunyikan entah dalam bentuk penghiburan, nasihat dan teguran untuk memuji atau mengoreksi kita. Terimalah dengan lapang dada dan jangan mudah tersinggung kemudian pindah gereja!

Rasul Paulus mengasihi Epafroditus yang melayani keperluannya, dia sangat membutuhkan bantuan Epafroditus tetapi rela melepaskannya untuk dikirim ke Filipi. Tampak kemandirian Paulus yang luar biasa karena dia mencontoh Yesus yang meninggalkan semua kemuliaan Allah Bapa Surgawi dan melepaskan segala atribut-Nya (sejak awal di dalam kekekalan) untuk menjadi Manusia bahkan Hamba yang taat hingga mati disalib.

Rasul Paulus meneladani Yesus yang telah menyelamatkannya dan menjadi berkat bagi Timotius dan Epafroditus yang diutusnya sehingga mereka mengalami peningkatan dalam pelayanan. Epafroditus pasti membawa karakter Rasul Paulus yang mencontoh karakter Kristus Yesus (1 Kor. 11:1).

Aplikasi: kita harus menghormati dan menghargai hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa tetapi tidak boleh mengultuskannya; hanya Yesus Kristus teladan kita yang sempurna. Juga diperlukan komunikasi dan kerja sama yang baik antarhamba Tuhan supaya ada pengangkatan/peningkatan pelayanan bukan pelecehan apalagi pemboikatan.

  • Teman seperjuangan (fellow soldier). Rasul Paulus juga meminta Timotius menjadi prajurit Kristus yang baik (a good soldier of Jesus Christ) dan berjuang tanpa memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan supaya dapat memperkenan komandannya (2 Tim. 2:3-4).

Aplikasi: kita berperang melawan kuasa kegelapan dan jangan pusing/sibuk dengan persoalan penghidupan yang menyebabkan kita tidak tuntas meraih kemenangan berakibat musuh mempersiapkan kekuatan untuk menyerang kita kembali. Kalau kita tidak mengalahkan kuasa kegelapan dan perbuatan daging (Gal. 5:19-21), ada waktunya mereka muncul kembali untuk menyeret kita jatuh dalam peperangan rohani.

  • Teman sekerja (fellow worker). Rasul Paulus sendiri mencari nafkah dengan membuat tenda untuk menghidupi dirinya dan kawan-kawan seperjalanannya (Kis. 20:34). Tentu ini bukan berarti hamba-hamba Tuhan harus bekerja mencari nafkah selain berkhotbah tetapi lebih ditekankan pada kesungguhan/ keseriusan dalam bekerja. Contoh: banyak hamba Tuhan yang berhasil dimulai dari posisi bawah/rendah yaitu pengerja yang tekun dan giat melakukan tanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan sehingga mampu membangun gereja sendiri.
  • Saudara.
    Yesus menasihati para murid-Nya (bagaikan carang) untuk tetap tinggal pada pokok anggur (Yesus) agar berbuah banyak sebab di luar Dia mereka tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:1-5). Ia juga mengatakan bahwa mereka dahulu adalah hamba tetapi sekarang menjadi sahabat (ay. 15). Terjadi peningkatan status dari seorang hamba yang tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya menjadi sahabat yang selalu diberitahu segala sesuatu yang didengar Yesus dari Bapa-Nya.

Sayang, Yudas Iskariot kehilangan momentum bagus sebagai sahabat sebab dia lebih menginginkan uang dan dengan 30 keping perak dia menjual Gurunya. Apakah para murid lain telah menjadi sahabat-Nya yang baik? Saat Yesus ditangkap, semua sahabat meninggalkan Dia dan melarikan diri (Mat. 26:56). Apakah Yesus marah ditinggal sendirian? Ia sudah tahu bahwa murid-murid-Nya akan meninggalkan Diri-Nya tetapi Ia tidak seorang diri sebab Bapa menyertai-Nya dan Ia telah mengalahkan dunia (Yoh. 16:32-33).

Yesus menjalani proses penyaliban „sendirian‟ tanpa para murid dan mati disalib, dikubur dan hari ketiga Ia bangkit. Maria Magdalena sedang berduka ketika menjenguk kuburan Yesus. Dia mengira Yesus yang berdiri di belakangnya adalah penunggu taman dan baru sadar saat Yesus memanggil namanya. Apa kata Yesus kepadanya? “Janganlah engkau memegang Aku sebab Aku belum pergi kepada Bapa tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (Yoh. 20:17)

Siapa yang dimaksud saudara-saudara-Ku oleh Yesus? Itulah para murid-Nya; mereka diangkat dari sahabat menjadi saudara melalui pengurbanan-Nya.

Rasul Paulus juga ditinggalkan oleh semua sahabatnya kecuali Epafroditus dan Timotius. Dia tidak marah ditinggal sendirian sebab dia tahu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dipanggil sesuai dengan rencana-Nya. Semua orang yang dipilih-Nya dari semula ditentukan-Nya untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya supaya Anak-Nya menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Rm. 8:28-29).

Sungguh luar biasa dari budak dosa kita dibebaskan oleh Yesus Kristus melalui pengurbanan-Nya dan kita semua (Yahudi dan Yunani termasuk seluruh suku bangsa Indonesia dll.) bersaudara di dalam Dia dan Ia adalah Anak Sulung.

Siapakah kita? Sebaik apa pun kita hanyalah tanah liat tidak ada harganya tetapi di tangan-Nya kita diciptakan menjadi segambar dan serupa dengan Allah tritunggal. Sayang, kehidupan Adam pertama hancur dalam dosa menyisakan kematian dan penghakiman tetapi Adam terakhir muncul memulihkan kehidupan yang rusak dengan jalan dibenarkan, dikuduskan dan dipermuliakan. Pemulihan dari Tuhan tak terbandingkan oleh apa pun; itu sebabnya Rasul Paulus memiliki pikiran dan perasaan Kristus dan meminta kita untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus pula.

Berulang-ulang Rasul Paulus meminta jemaat Filipi (juga kita) untuk bersukacita dalam Tuhan (Flp. 3:1a) dan belajar melayani pekerjaan Tuhan tanpa pilih-pilih. Jika kita melakukan pekerjaan pelayanan dengan giat, tekun, sungguh-sungguh dan penuh sukacita juga menghargai pelayanan saudara-saudara seiman, Tuhan akan mengangkat kita pada waktu-Nya untuk kemuliaan Nama-Nya. Amin.