SUKACITA ABADI OLEH PENGHARAPAN AKAN INJIL KRISTUS

Johor, Minggu, 8 September 2019
Pdm. Wahyu Widodo

Shalom,

Pengalaman sukacita tiap orang berbeda-beda satu dengan yang lain dan banyak hal yang dapat membuat orang bersukacita tetapi pada umumnya sukacita dari dunia ini berangsur-angsur pudar dan hati menjadi tawar oleh sebab perubahan.

Namun Allah yang penuh kasih memberikan kesempatan kepada seluruh umat manusia untuk memperoleh sukacita besar melalui Injil (= Kabar baik). Oleh Injil, semua orang yang menerimanya beroleh kemerdekaan dari kuasa roh-roh kegelapan karena Injil bagaikan terang besar menerangi setiap hati yang gelap serta memperlengkapi kita dengan seluruh kelengkapan senjata Allah untuk melawan serangan dari si jahat.

Jemaat yang telah menerima Injil Kristus seharusnya selalu sadar bahwa kuasa dari Allah memberikan kemampuan untuk bertahan dari segala serangan musuh yang mendatangkan pelbagai cobaan hidup yang membawa ketakutan, kecemasan, kebimbangan dan dapat meruntuhkan iman berakibat membelakangi Tuhan.

Dalam Surat Filipi, Paulus menyaksikan bagaimana kuasa Injil bekerja dalam dirinya begitu kuat, memberikan jaminan hidup penuh sehingga oleh iman timbullah pengharapan dalam Injil yang memberikan sukacita besar melampaui segala penderitaan yang dialaminya.

Lebih lanjut Rasul Paulus menuliskan, “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa sebab bagaimanapun juga Kristus diberitakan baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku baik oleh hidupku maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Flp. 1:15-21)

Kenyataannya, ada aneka macam motivasi orang dalam memberitakan Injil – karena dengki, perselisihan, kepentingan sendiri, tidak ikhlas – yang menyimpang dari tujuan sebenarnya namun hal ini tidak mengurangi kuasa Injil yang diberitakan Rasul Paulus sebab ia telah hidup oleh Injil. Dia tetap bersukacita memberitakan Injil Kristus tanpa memedulikan kepentingan pribadi.

Bahwa Paulus tidak terpengaruh oleh motivasi seseorang dalam memberitakan Injil bukan berarti orang tersebut boleh sembarangan memberitakan Injil apalagi disertai berbagai kepentingan yang menguntungkan pribadi atau kelompok. Paulus ingin menekankan bahwa Injil yang diberitakannya telah memberikan pengharapan dalam hidupnya sehingga ia sama sekali tidak terpengaruh oleh berbagai bentuk pekabaran Injil dengan bermacam-macam kepentingan. Demikian pula hendaknya Gereja Tuhan di tengah-tengah pengejek dan pengolok serta pelbagai jenis ajaran asing tidak mengurangi sukacita yang dimilikinya oleh kemurnian Injil yang telah diterimanya.

Kesaksian Paulus mengenai Injil Kristus bukanlah sekadar ucapan tetapi mengandung kekuatan yang menguasai pikiran dan perasaan hatinya sehingga dia dimampukan untuk bertahan dalam penderitaan bahkan dipenjara pun ia tetap bersukacita.

Rasul Paulus rela menderita dipenjara bukan karena kejahatan politik atau perdata melainkan karena Kristus. Berita pemenjaraannya sampai ke istana dan bagi penguasa yang masih berpikir sehat, mereka akan melihat kebenaran Kristus dari pemberitaan Injil yang disampaikannya.

Dapat dipastikan Paulus kuat dan mampu menderita dengan sukacita oleh karena pengenalannya kepada Tuhan Yesus dan ajaran-Nya sudah menjadi bagian dari hidupnya. Perlu diketahui sukacita yang mampu bertahan dalam segala penderitaan dan kesukaran adalah sukacita yang datang dari kuasa Injil Kristus seperti tertulis dalam Matius 5:10-12, Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk tidak bersukacita karena roh-roh jahat takluk kepada mereka tetapi bersukacita karena beroleh kepastian akan keselamatan dengan tercatatnya nama mereka di Surga (Luk. 10:20). Jelas, sukacita semacam ini tidak berasal dari dunia tetapi hasil pekerjaan Roh Kudus juga ajaran Yesus Kristus serta doa permohonan kepada-Nya.

Iman dan pengharapan yang sepenuhnya terhadap kekuatan Injil Kristus membebaskan kita dari segala ikatan dan ketakutan hingga puncaknya adalah keselamatan kekal.

Dalam tugas pelayanan pemberitaan Injil, Paulus konsisten memuliakan Tuhan tanpa malu sampai akhir hidupnya. Itu sebabnya dengan penuh keyakinan dia mengatakan, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”

Bagaimana dengan jemaat masa kini dalam menghadapi banyaknya pengajaran yang menimbulkan pertentangan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan di dalamnya? Tentu semua yang telah mengimani Injil Kristus tetap berdiri teguh penuh sukacita dan tidak mudah dibimbangkan oleh pemberitaan-pemberitaan yang belum teruji kebenarannya seperti telah dialami Paulus yang berpegang teguh pada kemurnian pengajaran Kristus ditandai dengan penderitaan tanpa dukacita berdampak mahkota kebenaran telah siap menantinya. Amin.