TANTANGAN MENGHASILKAN KEMANTAPAN PELAYANAN

Lemah Putro, Minggu, 25 Agustus 2019
Pdm. Jusak Pundiono


Shalom,

Sepanjang minggu ini gereja kita disibukkan dengan kegiatan penamatan peserta Diklat GPT sekaligus wisuda siswa Salem GPT (Senin, 19 Agustus) berlanjut dengan pembimbingan imam-imam (Senin-Rabu, 19-21 Agustus) disusul dengan wisuda siswa S1 STTIA (Sabtu, 24 Agustus). Semua kegiatan ini berkaitan dengan pelayanan.

Apakah pelayanan pekerjaan Tuhan selalu berjalan mulus? Ternyata ada tantangan dan hambatan dalam pekerjaan Tuhan tetapi tantangan ini tidak harus menghambat pelayanan kita atau membuat kita down. Ada bait lagu yang bersyairkan “meski tantangan datang menimpa dan salib dunia menindih” juga himne dari STTIA ada bait yang mengatakan “walau dianiaya ku tetap milik-Mu, tinggikan panji salib-Nya ke seluruh dunia”.

Perlu diketahui tantangan dan pelayanan selalu berjalan paralel. Namun bila kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tantangan dan hambatan apa pun boleh terjadi tetapi kita berkemenangan oleh sebab kurban Kristus sudah menang bagi kehidupan kita, merubuhkan segala tembok halangan dan rintangan. Hasilnya, tantangan dalam pelayanan justru berdampak positif bagi kehidupan kita.

  • Kemantapan apa saja yang diperoleh Rasul Paulus sebagai hasil merespons tantangan dalam pelayanan yang patut diketahui oleh jemaat Filipi, yang juga perlu kita ketahui?
    Tantangan membuat pelayanan makin maju.
    “Aku menghendaki saudara-saudara supaya kamu tahu bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.” (Flp. 1:12-13)

Paulus menghadapi tantangan pemenjaraan bukan karena bersalah terhadap bangsanya atau karena melanggar adat istiadat nenek moyang (Kis. 28:17-18) tetapi untuk perkara melebihi soal hukum negara/bangsa juga jauh lebih tinggi daripada soal adat istiadat itulah keselamatan oleh Yesus Kristus untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dan hidup di dalam hukum kasih-Nya. Jelas, ia dipenjarakan karena pengharapan di dalam Kristus (Flp. 1:13).

Namun bangsa Israel gagal paham tentang Kristus yang sebetulnya adalah pengharapan yang telah dinantikan sekian lama sepanjang masa di Perjanjian lama. Sesungguhnya Kitab Kejadian 3 telah menubuatkan Kristus secara tersamar → keturunan perempuan (yang sudah melanggar perintah Allah) akan meremukkan kepala ular (ay. 15).

Zaman berganti zaman, nabi-nabi berbicara tentang Mesias yang dinantikan tetapi orang Israel mengalami masalah dalam memahami tentang Mesias ini. Orang-orang Yahudi berkeinginan membesarkan kerajaan (agamawi) turun-temurun dari nenek moyang mereka. Ketika Yesus bangkit, para murid Yesus masih mengharapkan Mesias menguasai kerajaan dunia (Kis. 1:6-8). Para murid nyaris gagal paham tetapi Yesus memberikan pemahaman yang tepat. Mereka diberi kuasa untuk menjadi saksi-Nya dengan risiko tantangan taruhan nyawa. Paulus mengalaminya dan dia tidak mundur atau mandeg dari pelayanan tetapi malah maju terus. Berbeda dengan orang-orang Yahudi yang tidak mengerti akan Mesias, mereka menolak berita yang disampaikan Paulus bahkan memenjarakan dia.

Kenyataannya, orang Kristen sering salah mengartikan/menggunakan pemberian kuasa dari-Nya untuk kepentingan diri sendiri, membesarkan gedung dan denominasi gereja dst. padahal kuasa Nama-Nya bertujuan menyelamatkan manusia dari dosa. Mereka yang percaya di dalam Nama Yesus Kristus (Mesias yang dinantikan) akan dibawa masuk ke dalam kerajaan kekal.

Aplikasi: bagi imam-imam yang sudah lama melayani maupun yang baru melayani, jangan kita menjadi lemah oleh sebab tantangan, halangan dan rintangan di dalam pelayanan. Sebaliknya, selesaikan setiap permasalahan tanpa melanggar hukum negara. Faktanya, dalam menghadapi ucapan-ucapan di medsos yang menyerang dan menantang, kita sering tidak dapat menguasai diri membuat terjadinya konflik karena kita tidak hati-hati meletakkan semua dalam porsi kebenaran yang paling mutlak – Firman Allah – di atas hukum negara maupun adat-istiadat nenek moyang di bumi ini. Sikapi dengan tepat sesuai dengan Firman Allah sebab visi-misi kita bukan kerajaan duniawi/agamawi tetapi Kerajaan Allah yang kekal. Bagaimanapun juga, sementara hidup berbangsa dan bernegara di dunia ini, hendaknya kita hidup bijaksana di dalam segala kegiatan bermasyarakat. Sering terjadi tantangan eksternal menyebabkan konflik internal karena tidak adanya kesepakatan satu sama lain oleh sebab beda persepsi/pandangan dalam menyikapinya. Firman Tuhan harus menjadi dasar di dalam menyikapi tantangan-tantangan tersebut. Surat Kolose mengajarkan kita bagaimana hidup di tengah-tengah masyarakat, yaitu: hidup penuh hikmat, mempergunakan waktu yang ada dan dapat memberikan jawaban dengan kata-kata penuh kasih (Kol. 4:5-6) bukan asal berkata tanpa dipikir lebih dahulu karena menuruti emosi. Periksa diri jika kita bersalah, minta ampun kepada Tuhan dan minta maaf kepada sesama; Tuhan akan memberikan kita kuasa supranatural-Nya juga hikmat-Nya untuk menyelesaikan masalah tersebut dan hidup kita makin dikuduskan.

Rasul Paulus menghadapi tantangan begitu hebat, di mana-mana dia mendapat perlawanan (Kis. 28:22) tetapi Tuhan selalu memberikan peluang baginya; buktinya pelayanannya makin dikenal mencapai pemerintah dan istana (Flp. 1:13).

Bagaimana dengan kita dalam menghadapi tantangan hidup di zaman medsos ini? Tuhan menolong kita agar tantangan ini tidak melemahkan kita tetapi justru memotivasi kita makin maju untuk dapat melihat peluang pelayanan di pemerintahan dan masyarakat. Tuhan bekerja menyentuh hati mereka sehingga mereka boleh menerima keselamatan oleh karena pelayanan kita.

  • Tantangan mengobarkan keberanian untuk melayani.
    “Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.” (Flp. 1:14)

Pemenjaraan Paulus malah menimbulkan keberanian di hati banyak orang sehingga Firman Allah makin tersebar lebih luas. Teladan apa yang telah ditunjukkan Paulus di dalam pemenjaraannya sehingga memicu orang-orang menjadi berani berkata tentang Firman Allah? Paulus menjadi tahanan rumah dikawal oleh seorang prajurit (Kis. 28:16). Dia hidup serba dalam keterbatasan sebab semua gerak-geriknya diawasi tetapi dia tidak menyerah dengan kondisi semacam itu. Sebaliknya, dia memaksimalkan pelayanannya dengan mengumpulkan orang-orang terkemuka bangsa Yahudi (Kis. 28:17a). Dia menerangkan tentang Kerajaan Allah dan meyakinkan tentang Yesus (ay. 23). Dia melakukan „porsinya‟ semaksimal mungkin secara natural dan kuasa supranatural Allah turut bekerja (ay. 30-31).

Mungkin keadaan kita serba terbatas – waktu terbatas karena bekerja, lelah dan kurang sehat, jalan macet dll. – namun waspadalah Iblis selalu berusaha untuk menekan dan „masuk‟ jika kita memberi kesempatan. Kita tidak perlu merenungi keterbatasan kita, berdoalah maka Tuhan akan menolong dan memberi peluang bila kita serius menyaksikan Kerajaan Allah.

Introspeksi: apa motivasi kita dalam beribadah dan pelayanan? Ketika menghadapi tantangan, halangan dan rintangan, motivasi kita akan menentukan bagaimana beroleh hikmat Tuhan untuk dapat melihat kesempatan yang Tuhan bukakan dalam menerobosi tantangan dan rintangan itu. Apa pun bentuk pelayanan yang kita lakukan baik yang dilihat orang (berkhotbah di mimbar) maupun di belakang layar (penerima tamu, multimedia dll.) haruslah bermotivasi: membesarkan Kerajaan Allah dan menyaksikan Yesus. Paulus melakukannya dari pagi sampai sore.

Perhatikan, tantangan justru memberi peluang bagi kita untuk melayani. Misal: teman mengetahui kita lelah dan agak kurang enak badan tetapi tetap beribadah oleh sebab kekuatan dari Tuhan. Sikap semacam ini mengobarkan semangat rekan sepelayanan untuk tidak malas beribadah dengan alasan kurang enak badan. Melihat ekspresi kita dalam memuji Tuhan pun dapat „menularkan‟ orang yang melihatnya. Jadi, apa pun keterbatasan kita, jangan mudah menyerah dan putus asa tetapi maksimalkan kekuatan, tenaga, pikiran dan segala karunia dari Tuhan untuk mengobarkan semangat orang lain agar mereka melayani Tuhan dengan sukacita.

Kata “beroleh kepercayaan” (Flp. 1:14) dengan kata kerja “berusaha meyakinkan dan dapat diyakinkan” (Kis. 28:23-24) mempunyai kata kerja dasar Yunani yang sama yaitu “Peito”. Paulus melakukan pelayanan dengan keyakinan penuh.

Hendaknya kita berkeyakinan penuh sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus dan akan bersama dengan-Nya di dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Juga dalam pelayanan (yang tampak maupun tidak tampak) lakukan dengan “peito” – penuh keyakinan bahwa apa yang kita lakukan untuk Kerajaan Allah karena kita warga kerajaan-Nya juga bagi Yesus karena kita sudah diselamatkan-Nya. Kita mantap di dalam pelayanan-Nya maka kuasa supranatural Allah akan mengurapi serta menolong kita sehingga orang-orang yang melihat kita juga dijangkau oleh kuasa-Nya dan berkobar semangatnya lalu berkeyakinan akan Kerajaan Allah dan keselamatan di dalam Yesus Kristus.

  • Tantangan membangkitkan kasih dalam melayani.
    “Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.” (Flp. 1:15-17)

Ada tantangan-tantangan dari luar yang berasal dari antarsesama pelayan Tuhan karena adanya motivasi dengki, perselisihan, kepentingan sendiri, maksud yang tidak ikhlas dll. Seharusnya hal ini tidak terjadi di dalam tim pelayanan setelah sekian lama mendengarkan Firman pengajaran. Kalaupun Firman-Nya menegur kita, jangan mundur dari pelayanan tetapi datanglah kepada Tuhan karena kasih Allah sudah dicurahkan di dalam hati oleh Roh Kudus, Kristus telah mati untuk kita saat kita masih berdosa dan menjadi seteru-Nya (Rm. 5:5,8). Kasih Allah memampukan kita untuk mengalahkan dengki dan perselisihan. Pemberitaan Injil dengan motivasi negatif tidak membuat Paulus galau atau stres tetapi motivasi berlandaskan kasih (agape) memberikan dia kekuatan untuk terus maju di dalam pelayanan. Kasih agape menjadi kekuatan sangat luar biasa yang memampukan pelayan Tuhan rela berkurban untuk melayani dengan segenap hati walau ada keterbatasan (waktu, kesehatan, kebebasan dll.).

Harus diakui, gesekan-gesekan dapat terjadi di antara sesama pelayan Tuhan oleh sebab kepentingan diri sendiri (mencari nama, ingin menonjol, tidak dapat bekerja sama dalam tim, merasa lebih kompeten dan ingin dianggap sebagai pencetus ide dst.). Seharusnya kebersamaan dijadikan ajang untuk menyatukan hati dan pikiran dan melalui gesekan-gesekan tersebut kasih agape dibangkitkan untuk menyelesaikan perselisihan dan motivasi yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.

Jangan padamkan kasih Allah yang ada di dalam hati kita. Dalam ibadah kita menerima pelayanan kasih yang dinyatakan dalam Perjamuan Tuhan – persekutuan dengan tubuh dan darah-Nya untuk mengingat kasih-Nya. Dengan demikian, kita dapat mempraktikkan kasih dalam menghadapi motivasi pelayanan yang tidak benar seperti sikap Paulus yang tidak terganggu dengan pemberita Injil bermotivasikan dengki dan ketidaktulusan. Dia tidak ada pamrih dalam pelayanan tetapi murni hidup bagi Kerajaan Allah.

Hendaknya kita hidup bagi Yesus Kristus dan mengerjakan pelayanan dengan keyakinan penuh tanpa diembeli oleh motivasi-motivasi tidak benar. Beranilah menghadapi tantangan dan rintangan apa pun keterbatasan kita! Jangan mandeg tetapi terus maju dalam pelayanan dengan berfokuskan pada Kerajaan Allah dan keselamatan di dalam Yesus Kristus! Kobarkan keberanian dan semangat dalam melayani sesama dan lakukan dengan penuh kasih menghadapi kebencian yang makin memuncak di hari-hari ini maka kuasa supranatural Allah menolong kita untuk beroleh kemenangan. Kasih Agape dicurahkan Roh Kudus dalam hati kita supaya kita dapat menguasai motivasi-motivasi negatif dalam pelayanan sehingga kita makin dimantapkan dalam pelayanan hingga Kerajaan seribu tahun bahkan Yerusalem Baru. Amin.

 

Video ibadah ini dapat disimak di https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/video-recording/item/503-ibadah-umum-tantangan-menghasilkan-kemantapan-pelayanan-25-agustus-2019-pdm-yusak-pundiono