Promosikan Kerajaan Allah!

Pdt. Paulus Budiono, Lemah Putro, Minggu, 21 April 2019

Shalom,

Kita patut bersyukur oleh sebab Yesus bangkit kita beroleh hidup dan memiliki pengharapan akan hari esok. Bukankah semua manusia menginginkan hari esok yang cerah penuh peng-harapan? Bagaimana dengan Yesus setelah Ia bangkit dari kematian? Apa yang dilakukan-Nya sebelum naik ke Surga? Kisah Para Rasul 1:3 menuliskan, “Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbi-cara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”

Setelah bangkit dari kematian, Yesus begitu gencar mempromosikan Kerajaan Allah dari satu tempat ke tempat lain karena alat komunikasi di zaman itu tidak canggih. Misal: Ia tiba-tiba muncul saat para murid-Nya berkumpul di suatu tempat dengan pintu terkunci dan berbicara tentang Kerajaan Allah. Pemberitaan tentang Kerajaan Allah dilakukannya ulang berulang di setiap kesempatan, waktu dan tempat karena Ia menyadari waktu-Nya tidak lama (40 hari) dan Ia akan kembali ke rumah Bapa-Nya.

Introspeksi: bagaimana reaksi kita mendengar pemberitaan kematian dan kebangkitan Kristus dalam setiap ibadah? Apakah kita menjadi bosan dan tidak antusias merindukan Kerajaan Allah?

Selama 3½ tahun pelayanan Yesus di dunia, Ia mengawali dengan menginjil tentang pertobatan karena Kerajaan Allah sudah dekat (Mat. 4:17) tetapi pemberitaan ini ditolak oleh orang Yahudi, umat pilihan-Nya, maka kasih karunia jatuh pada bangsa kafir yang menerimanya. Sesungguhnya Kerajaan Allah jauh berbeda dengan kerajaan-kerajaan dunia dan kita, bangsa kafir, yang sebelumnya tidak mempunyai pengharapan (Ef. 2:12) dipilih menjadi imamat yang rajani (1 Ptr. 2:9).

Bangsa Israel tetap berpegang pada Perjanjian Lama dan hukum Taurat tetapi dalam keseharian hidup mereka lebih memakai Talmud (catatan tentang diskusi para nabi berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah) ketimbang tulisan-tulisan Musa dan Perjanjian Lama. Mereka lebih memikirkan kerajaan Israel (fisik) termasuk para murid-Nya (Kis. 1:6). Apakah kita juga berpikiran sama seperti mereka saat membaca Firman Allah yang berbicara tentang Kerajaan Allah? Apakah kita memikirkan kerajaan dunia atau kerajaan yang dari atas?

Orang-orang Yahudi menerima dan menyenangi pelayanan Yesus yang berkaitan dengan mukjizat-mukjizat tetapi menolak didikan tentang kebenaran Firman Allah. Kemudian Yesus memberikan perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Ketika musim petik tiba, hamba-hamba dari pemilik kebun diutus untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya tetapi penggarap-penggarap memukuli mereka. Akhirnya pemilik kebun mengutus anaknya dengan harapan mereka menyegani dia tetapi ternyata anaknya malah dibunuh (Mat. 21:33-39). Perumpamaan ini mengibaratkan Yesus yang akan dibunuh. Lebih lanjut Yesus mengatakan, “…Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (ay. 43) Jelas, Kerajaan Allah awalnya diberikan bagi bangsa Yahudi tetapi mereka menolak Yesus sehingga kerajaan itu diambil dan diberikan kepada kita, bangsa kafir, yang percaya kepada-Nya.

Yesus memberitahu salah satu murid-Nya yang minta diajarkan doa, “Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu…” (Luk. 12:1-2) Bapa Surgawi pasti dengan sukacita memberikan Kerajaan-Nya.

Di lain kesempatan Yesus mengatakan, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Mat. 12:28) namun bangsa Yahudi tetap menolak penyataan-Nya. Sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang/hadir di tengah-tengah mereka itulah Yesus tetapi mereka menolak-Nya.

Yesus mati dan orang-orang yang membunuh Dia ternyata bangsa-Nya sendiri, orang-orang Yahudi, yang menolak Kerajaan Allah dan menolak Dia sebagai Raja atas segala raja.

Pertanyaan: sudahkah gereja Tuhan mempromosikan Kerajaan Allah seperti telah dilakukan Yesus selama Ia di dunia? Juga membicarakan apa tujuan kebangkitan Yesus? Sering kita berhenti hanya pada kebangkitan Tuhan yang telah menolong kita kemudian tanpa sadar kita terjebak pada promosi-promosi duniawi yang menarik mengenai pariwisata, kuliner, mobil, rumah dst.

Di hadapan Pilatus, Yesus mengatakan bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini (Yoh. 18:36). Jadi, jangan mengandalkan masa depan kita kepada (kerajaan) dunia yang akan hancur.

Bagaimana sikap para pengikut Kristus Yesus terhadap Kerajaan Allah ini? Mereka aktif mempromosikan Kerajaan Allah, antara lain:

— Filipus yang dipilih menjadi salah satu majelis untuk menangani masalah gereja waktu itu (Kis. 6:3-5) pergi ke Samaria memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan Yesus Kristus. Banyak orang menjadi percaya bahkan memberi diri dibaptis (Kis. 8:5,12).

— Selama tiga tahun Rasul Paulus mengajar jemaat Efesus dan meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah (Kis. 20:25-31). Dia tinggal dua tahun di rumah yang disewanya sendiri dan menerima semua orang yang datang kepadanya. Ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus (28:30-31).

Bagaimana dengan kita, apa yang kita kerjakan hari-hari ini? Seusai pesta Paskah, bangsa Yahudi tidak mempunyai rencana apa-apa. Mereka makan roti tak beragi selama 7 hari sesuai peraturan yang telah ditetapkan kemudian tahun-tahun berikutnya mengulangi pesta Paskah yang sama. Namun mereka tidak percaya akan Kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yesus. Apakah gereja Tuhan juga merayakan Paskah secara tradisi atau bertindak seperti Yesus yang sungguh-sungguh menyampaikan Kerjaan Allah?

Jika Yesus menawarkan Kerajaan-Nya, Iblis juga gencar mempromosikan kerajaan dunia. Dia mencobai Yesus dan membawa-Nya ke atas gunung yang sangat tinggi (Mat. 4:1,8). Dia memperlihatkan semua kerajaan dunia dengan kemegahannya kepada Yesus dan akan memberikan kepada-Nya jika Yesus menyembah dia (ay. 9).

Kita harus waspada terhadap tipu daya Iblis dalam mempromosikan keindahan dan kemegahan seluruh tempat di dunia ini. Banyak tempat wisata di Amerika, Singapura, Cina, Jepang, Korea, Filipina, Malaysia dll. memikat mata kita. Tanpa disadari pemberhalaan makin meningkat di dalam kerajaan dan negara tersebut, misal: ada tempat dikeramatkan, binatang diberhalakan dll. Berbeda dengan Kerajaan Allah yang hanya satu dan menyembah hanya kepada Allah di dalam Roh dan kebenaran.

Perhatikan, kita berkewargaan Surga dan sedang menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat (Flp. 3:20). Ketika berbicara tentang Kerajaan Surga, kita juga berbicara tentang kedatangan Tuhan kembali serta mempersiapkan diri untuk masuk di dalamnya agar tidak ditolak. Ilustrasi: untuk menjadi warga negara Indonesia, kita harus tahu dan mempelajari hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia serta dapat beradaptasi supaya menjadi warga Indonesia yang baik.

Tentu selagi di dunia kita masih membutuhkan makan, pakaian, pendidikan, uang dll. tetapi jangan semua ini dijadikan tujuan terakhir karena kita akan kehilangan. Yesus menegaskan agar kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua yang lain akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Jangan terbalik, mencari gereja yang menjanjikan banyak berkat bukan mencari Tuhan si Pemberi berkat!

Sejak manusia jatuh dalam dosa, dunia dihuni oleh manusia di bawah kendali setan. Bahkan setan berani mengklaim semua kerajaan dunia adalah kepunyaannya. Namun, kematian Yesus disalib memusnahkan Iblis dan kuasa kegelapan (Ibr. 2:14). Itu sebabnya setelah bangkit, Yesus tidak jemu-jemunya mempromosikan Kerajaan Surga.

Para murid Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah setelah mereka dipenuhi Roh Kudus. Gereja Tuhan mula-mula mempunyai ciri khas Kerajaan Surga namun Rasul Paulus mengamati banyak gereja sudah menyimpang tidak lagi bertujuan ke atas (Kerajaan Surga) tetapi fokus ke bawah (kerajaan dunia) seperti terjadi pada jemaat Galatia (Gal. 1:6-7).

Bila kita dikuasai Roh kudus, kita tidak akan berbicara banyak tentang kerajaan dunia yang ber-sifat sementara tetapi kita akan membicarakan Kerajaan Surga di mana Allah membangun sebuah kota (di atas) dan Anak Domba bertakhta di dalamnya. Yesus sendiri mempromosikan kerajaan-Nya dan apa yang diberitakan-Nya itu benar sebab Roh Kudus ada dalam kehidupan-Nya.

Bagaimana kondisi Kerajaan Surga?

— Kerajaan Surga bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17).

Kondisi Kerajaan Surga tidak lagi berbicara tentang kuliner makanan jasmani tetapi makanan Firman Allah. Kalau gereja bosan bahkan membenci Alkitab, sesungguhnya gereja itu tidak menjadi Kerajaan Allah tetapi kerajaan dunia yang penuh dengan promosi kuliner-kuliner yang makin memancing selera dan nafsu keinginan kita.

— Kerajaan Surga bukan terdiri dari perkataan tetapi kuasa (1 Kor. 4:20) yang menyucikan dosa kenajisan dan kejahatan oleh kuasa pengajaran Firman Tuhan.

— Kerajaan Surga bersifat kekal dan ada Raja yang bertakhta di dalamnya. Di zaman Musa, Allah memerintahkan untuk membuat Tabernakel dan Ia berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Kel. 25:8). Ia bersemayam di tempat tinggi dan mahakudus (Yes. 57:15). Dalam Perjanjian Baru, Yesus menyuruh orang-orang Yahudi merombak Bait Allah dan dalam tiga hari Ia akan mendirikannya kembali. Yang dimaksud Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri (Yoh. 2:19-22). Tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang berdiam di dalam kita (1 Kor. 6:19).

Allah Tritunggal bertakhta dan Kerajaan-Nya ada di tengah-tengah kita itulah Yerusalem baru di mana kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, ada pengantin perempuan berhias penuh kemuliaan dan Anak Domba juga penuh kemuliaan Allah. Raja-raja di bumi akan membawa kekayaan mereka kepada Kerajaan Allah dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya (Why. 21:1-2, 9-11, 23-27).

Jangan kita tertipu oleh Iblis yang mempromosikan kerajaan dunia dan kemegahannya. Jika kita terikat oleh kerajaan dunia dengan imbalan menyembahnya, kita sudah berada di bawah kendali Iblis yang tidak mau sendirian masuk neraka. Kerajaan Allah, Yerusalem baru, bersifat kekal penuh dengan kemuliaan dan penyembahan. Beda dengan kerajaan-kerajaan dunia yang jatuh bangun karena perang dan kudeta.

Harus diakui tidaklah mudah memberitakan Kerajaan Allah dan Yesus adalah Raja di atas segala raja. Rasul Paulus menyampaikan Kerajaan Allah dan dia dipenjara. Rasul Yohanes menyampaikan Yesus adalah Raja segala raja dan dia dikucilkan di Pulau Patmos dll.

Siapa yang berhak masuk Yerusalem baru? Mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba (Why. 21:27) yaitu mereka yang memiliki tanda darah Anak Domba.

Yesus menyatakan kerajaan Iblis kuat karena mereka bersatu; jika mereka saling bertentangan kerajaannya tidak akan dapat bertahan dan mereka tidak memiliki kekuatan (Mat. 12:25-26). Yesus mengendus rencana Iblis (dengan antek-anteknya yang begitu kuat menyatu) yang mencobai-Nya untuk menggagalkan Kerajaan Surga. Kalau gereja Tuhan terpecah belah, jangan harap Kerajaan Allah ada di dalamnya.

Marilah kita gencar mempromosikan Kerajaan Allah yang penuh dengan kedamaian dan kemenangan. Ingat, kita telah mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Rm. 6:8-11). Sebab Yesus hidup, kita memiliki masa depan cerah yang tidak ada sangkut pautnya dengan kerajaan dunia yaitu berdiam di Yerusalem baru dengan Mempelai Pria Surga kita selamanya. Amin.