Kekayaan Dan Kemuliaan Dalam Injil Kristus Kolose 1:24-29

Pdm. Markus Budi Rahardjo, Johor, Minggu, 24 Maret 2019

Shalom,

Setiap manusia dalam kehidupan bersama selalu bersosialisasi satu sama lain dan saling membutuhkan sebab pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi saling tolong menolong seperti tertulis dalam Galatia 6:2, “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Juga, “Ja-nganlah kita jemu-jemu berbuat baik karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.” (Gal. 6:9)

Sebenarnya banyak profesi di dunia ini yang bermanfaat namun setiap profesi akan menjadi lebih bermanfaat apabila tidak dipakai untuk kepentingan diri sendiri tetapi untuk menolong orang lain seperti yang Yesus lakukan waktu berada di dunia. Setiap hari Yesus mengajar di dalam Bait Allah dan di luar Ia mengabarkan Injil serta menyembuhkan pelbagai macam penyakit (Mat. 9:35). Profesi yang ada sekarang ini hanya terkait untuk kepentingan manusia selagi masih hidup di dunia, misal: guru ingin membuat murid-muridnya menjadi pandai, dokter ingin menyembuhkan ber-bagai penyakit supaya manusia menjadi sehat dst. namun semua ini terbatas hanya sampai kepentingan di dunia ini. Perlu diketahui profesi yang paling mulia ialah pekerjaan yang terkait tidak hanya untuk kepentingan di dunia tetapi hingga kehidup-an kekal itulah keselamatan.

Bagaimana dengan kegiatan yang dilakukan oleh Rasul Paulus? Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari berkaitan dengan aktivitas Rasul Paulus, tertulis dalam Kolose 1:24-29 yang menyangkut:

1. Pelayanan Rasul Paulus.

”Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan Firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu.” (ay. 24-25)

Merupakan anugerah Tuhan bila seseorang dapat melayani-Nya sebab tidak semua orang mendapat kesempatan untuk melayani. Dan orang yang melayani dipilih oleh Tuhan untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari-Nya (1 Ptr. 2:9).

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin melayani Tuhan:

  • Hidupnya sudah diperdamaikan dengan Allah oleh pengampunan dosa (Kel. 29:14).
  • Ada penyerahan diri
  • Kehidupannya ditahbiskan sebagai pelayan Tuhan (Kel. 29:22).

Jelas bahwa pelayan Tuhan tidak boleh hidup sembarangan – hidup sesukanya menuruti keinginan hati tetapi harus ada tanda pengurbanan. Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk. 9:23)

Rasul Paulus memenuhi kriteria sebagai pelayan Tuhan; bahkan pelayanannya ditandai dengan penderitaan seperti Kristus. Namun dia merasa sukacita karena pelayanannya sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah untuk menyampaikan Firman sepenuhnya kepada jemaat.

Introspeksi: sudahkah kita melayani Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya? Jujur, bukankah kita sering kali mengeluh dan mengomel dalam melayani Tuhan? Kita melayani Dia kalau hati sedang senang, kalau lagi susah kita malas bahkan tidak melayani-Nya. Dengan kata lain kita melayani sesuka hati.

2. Isi berita pelayanan.

“yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad keabad dan dari turunan ke turunan tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusnya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah peng-harapan akan kemuliaan.” (ay. 26-27)

Berita yang disampaikan oleh Rasul Paulus sangatlah berharga dan tidak dapat diraih oleh siapa pun di dunia ini. Berita ini hanya dinyatakan bagi orang-orang kudus sehingga berita ini bukan merupakan rahasia lagi. Kekayaan dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya bukanlah janji biasa yang sering tidak ditepati oleh manusia yang berjanji. Allah itu setia dan selalu menepati janji (Ul. 7:9).

Kekayaan dan kemuliaan yang diberikan manusia bersifat sementara dan dapat lenyap tetapi kekayaan dan kemuliaan yang disediakan Allah bersifat kekal. Suatu saat gereja Tuhan mencapai tujuan akhir yaitu masuk Yerusalem baru – kota yang penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yaspis, jernih seperti kristal (Why. 21:11).

Janji bahwa Kristus akan tinggal di tengah-tengah kita menunjukkan bahwa Allah selalu ingin dekat dengan manusia seperti Musa diperintahkan untuk membangun Tabernakel karena Allah mau tinggal di tengah-tengah mereka (Kel. 25:8). Kalau kita rindu Kristus hidup bersama dengan kita (Yoh. 1:14), kita tidak perlu lagi khawatir atau takut sebab Dia sebagai Sang Pencipta yang memiliki seluruh alam semesta bahkan hidup kita bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup ini. Orang yang bersama dengan Allah selalu hidup dalam kemuliaan seperti saat Musa turun dari Gunung Sinai mukanya bercahaya penuh kemuliaan (Kel. 34:29-30).

3. Tujuan pemberitaan

”Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” (Ayat 28-29)

Tujuan akhir pemberitaan Injil dalam pelayanan Rasul Paulus mempunyai sasaran jelas yaitu hidup yang disempurnakan. Memang kesempurnaan tampak tidak mungkin terjadi tetapi Tuhan mengatakan, “Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat. 5:48)

Kesempurnaan tidak terjadi secara instan tetapi melalui proses keubahan dan pembaruan yang berkesinambungan. Rasul Paulus menegaskan, “Jangan lagi kamu saling mendustai karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus dibaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya.” (Kol. 3:9-10)

Tuhan menyediakan beberapa sarana untuk menguduskan seseorang yaitu melalui:

v Firman-Nya (Yoh. 15:3)

v Darah-Nya (Ibr. 10:14)

v Pengharapan akan kedatangan-Nya (2 Ptr. 3:11-12)

v Hajaran-Nya (Ibr 12:10)

Tidak ada seorang pun mampu mengubah sifat dan tabiat seseorang bahkan orang paling dekat di dalam keluarga pun (suami/istri atau anak-anak). Hanya Firman Tuhan yang sanggup mengubahkannya (2 Tim. 3:15).

Hendaknya kita mengerjakan dengan sungguh-sungguh setiap kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita untuk melayani Dia. Harus diakui diperlukan banyak pergumulan untuk dapat meraih janji Tuhan agar beroleh kekayaan dan kemuliaan bahkan hidup disempurnakan. Amin.