Tuhan Juga Memakai Orang Tak Berarti Menjadi Alat Kemuliaan-Nya

Pdm. Harijono, Johor, Minggu 03 Februari 2019

Shalom,

Sepanjang tahun 2018 kita telah diberkati dengan pengajaran Surat Paulus kepada orang-orang kudus dan percaya di Efesus.

Kita mendapatkan penjelasan rinci melalui para hamba-Nya (disertai hikmat Allah) yang bekerja sampai ke dalam hati (tidak berhenti hanya di otak pikiran) dan Firman Allah mengoreksi sekaligus membetulkan segala kekurangan kita (2 Tim. 3:16-17) sehingga ter-jadi keubahan hidup menuju kedewasaan rohani sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:13). Kehidupan yang bersedia dibentuk oleh Firman Allah menjadi kehidupan baru di dalam Yesus Kistus yang berkemenangan dan berdampak positif bagi keluarga maupun lingkungannya. Kehidupan semacam itu menjadi berkat yang siap menjadi pelayan kese-lamatan Kristus dan ini sudah menjadi kado berkat kita sampai akhir 2018 (Ef. 4:13-16 – Ef. 6:10-18).

Dalam pola Tabernakel, Surat Efesus terkena pada Meja Roti Sajian di Tempat Kudus yang mana di atas meja tersaji 2 susun roti, 6 buah sesusun (Im. 24:6). Maknanya bagi kita sekarang ialah gereja Tuhan harus siap menyajikan Firman hidup kepada semua orang.

Memasuki tahun 2019, marilah kita tetap tekun dalam doa dan berdiri kukuh pada Firman yang sudah mendewasakan kita untuk terus berkemenangan bersama Tuhan. Mulai hari ini oleh kemurahan Tuhan kita dibimbing masuk pada pemberitaan surat Paulus kepada jemaat di Kolose dan dilanjutkan dengan Surat Filipi hingga akhir tahun.

Perlu diketahui hadir dan berdirinya gereja Tuhan di Kolose adalah wujud anugerah dan rencana Allah kepada Paulus yang mengalami banyak sengsara dan penderitaan dalam memberitakan Injil Keselamatan (Kis. 9:15-16) tetapi juga disertai hikmat dan kuasa Allah. Dia bekerja keras dan melayani bersama dengan para Hamba Tuhan yang lain seperti Apolos, Barnabas, Silas dll. Penginjilan mereka tersebar sampai ke wilayah provinsi Asia kecil disertai kuasa Allah dalam tanda-tanda ajaib untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir roh-roh jahat sehingga banyak orang Yahudi dan Yunani menjadi percaya (Kis. 19:10-12).

Kolose dihuni oleh orang-orang Yahudi, Gerika, Perigea dll. dengan adat istiadat dan kebia-saan berbeda-beda yang dapat menggoyahkan iman. Karena alasan inilah Paulus di Efesus segera memberikan suratnya yang berisi pengajaran Yesus Kristus untuk dikirim kepada jemaat Kolose melalui Thikikus (Ef. 6:21-22) dengan maksud menghibur serta menguatkan hati jemaat Kolose supaya mereka tahu dan mengerti hal ikhwal pelayanan Paulus dan rekan-rekan sepelayanan (Kol. 4:7-8) agar mereka mau diajar dan dinasihati Firman yang mem-bimbing mereka menuju kesempurnaan melalui iman kepada Yesus Kristus (Kol. 1:27-28). Dia juga mendorong jemaat supaya hidup berkenan kepada-Nya (Kol. 1:10) dengan me-nanggalkan cara-cara hidup lama yang menemui kebinasaan dengan hidup penuh hawa nafsu kedagingan dan penyembahan berhala (meniadakan kemuliaan Tuhan) yang semua-nya itu melawan/mendurhaka kepada Tuhan (Kol. 3:5-7). Tindakan Paulus ini merupakan sikap tanggung jawab atas jemaat Kolose supaya mereka jangan dibodohi dan disesatkan oleh ajaran-ajaran lain yang kosong tak berarti dan supaya keyakinan mereka tetap teguh kepada Yesus Kristus.

Perkembangan gereja Tuhan di Efesus memberi pengaruh besar akan hadirnya jemaat Tuhan di Kolose, Laodikia dan Hierapolis. Paulus sendiri belum pernah datang ke Kolose dan dalam pergumulan doanya dia memohon jemaat Kolose menjadi dewasa rohani, kukuh imannya dari pengajaran lain yang menyesatkan serta hati dan pikirannya selalu dipenuhi oleh Kristus. Epafras, kawan sepelayanan Paulus dan pelayan Kristus yang setia (Kol. 1:7) banyak berkomunikasi dengan Paulus tentang Injil Keselamatan Kristus selama mereka di penjara Efesus tersirat dalam Kolose 4:12-13 dan Filemon 1:21-23.

Onesimus, penduduk Kolose, mendapat kemurahan Tuhan untuk mengambil bagian dalam kemajuan gereja di Kolose. Dia adalah mantan narapidana karena kasus pencurian uang tuannya – Filemon (Flm 1:18) dan dibawa ke Roma yang letaknya sangat jauh dari Kolose. Pada waktu bertemu Paulus, ia mendapat didikan Firman Allah sehingga bertobat dan mengalami hidup baru. Dia menjadi sangat berguna dalam pelayanan Paulus maupun Filemon (Flm 1:10-11). Paulus memercayainya dan bersama dengan Thikikus dikirim ke Kolose untuk menyampaikan suratnya.

Majikan Onesimus, Filemon orang Kolose yang sudah bertobat, penuh dengan kasih sehingga menghibur hati orang-orang kudus (Flm 1:4-7). Pengenalannya akan Injil Kristus melalui Paulus telah mengubah hidupnya sehingga dia dapat mengampuni dan mengasihi Onesimus yang telah merugikan dirinya.

Melalui penjabaran Firman di atas, Yesus Kristus – Firman menjadi manusia juga Juru Selamat bagi setiap orang percaya telah menyatakan rahmat anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya antara lain:

  • Paulus→ rasul di dalam kehendak Allah memberitakan Injil Kerajaan Surga.
  • Epafras→ mantan narapidana yang mendapat kasih karunia memberitakan Injil Kristus setelah bertobat dan menjadi kawan sepelayanan dalam Kristus.
  • Thikikus → kawan sepelayanan yang dipercaya Paulus menyampaikan suratnya kepada jemaat Kolose untuk menghibur mereka dan membimbingnya menuju dewasa rohani.
  • Onesimus→ mantan narapidana yang bertemu dengan Paulus kemudian mengalami hidup baru dan berguna memajukan Injil Kristus.
  • Filemon→ jemaat Kolose yang bertemu Paulus kemudian mengalami keubahan menjadi orang yang murah hati dan suka mengampuni.

Bagaimana dengan kita yang telah menerima didikan Firman Allah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Sudahkan Firman penyucian mengerjakan kita sehingga kita menjadi manusia baru dan kudus untuk memberitakan Injil Kristus kepada mereka yang belum/tidak mengenal Tuhan agar mereka juga beroleh keselamatan di dalam Dia? Perhatikan, Tuhan juga dapat memakai orang-orang kecil yang tak berarti menjadi alat kemuliaan-Nya. Amin.