Kamu Adalah Terang Di Dalam Tuhan!

Pdt. Paulus Budiono, Minggu, Lemah Putro, 14 Oktober 2018

Shalom,

Pada umumnya kita makan nasi (makanan pokok) meskipun dengan lauk berbeda tiga kali sehari – pagi, siang, malam – tanpa ada rasa bosan untuk memberikan tenaga dan kekuatan bagi kita; demikian pula makanan Firman Tuhan yang kita dengar dan renungkan berulang-ulang memberikan kekuatan rohani menghadapi pelbagai ma-salah. Kekuatan apa yang kita dapatkan hari ini melalui Efesus 5:8? “Memang dahulu kamu adalah kegelapan tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,”

Perlu diketahui setiap bangsa dan budaya memiliki filosofi masing-masing tetapi Alkitab bukanlah agama atau filosofi bangsa tertentu dalam hal ini orang Yahudi. Alkitab dengan tegas menyebutkan kita dahulu kegelapan tetapi sekarang terang di dalam Tuhan. Jelas, perubahan dari kegelapan menjadi terang terkait dengan campur tangan Tuhan.

Dahulu kita adalah kegelapan. Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dalam kegelapan? Efesus 5:3-5 menuliskan, “Tetapi percabulan dan rupa-rupa ke-cemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono – karena hal-hal ini tidak pantas – tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik; tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah artinya penyembah berhala yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.”

Ternyata dosa percabulan/persundalan, kecemaran dan keserakahan adalah paralel dan tidak dapat dipisahkan, melakukan salah satu darinya membuat kita tidak masuk dalam Kerajaan Allah. Itu sebabnya Firman Allah mengingatkan, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuah-kan apa-apa tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab me-nyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu men-jadi nampak sebab semua yang nampak adalah terang.” (Ef. 5:11-13)

Ingat, dahulu (masa lalu) adalah kegelapan dan sekarang adalah terang. Setiap kali kita berjalan dalam terang, belakang kita diliputi kegelapan; sebaliknya, kalau kita masih berjalan dalam kegelapan, kita kehilangan terang. Waspada, orang yang ber-jalan dalam kegelapan pasti akan tersandung setiap saat.

Waktu berjalan terus tanpa dapat ditahan maupun ditunda; berarti kedatangan Tuhan makin dekat. Dahulu kita adalah kegelapan dan tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah dan Kristus. Kapan? Saat kita berada di luar Kristus sebab Allah Tritunggal (Allah Bapa – Yesus – Roh Kudus) adalah terang (1 Yoh. 1:5; Yoh. 8:12). Di luar Allah Tritunggal (Tuhan Yesus Kristus) tidak ada kebaikan, keadilan dan kebenaran sejati (Ef. 5:9).

Allah pernah menghukum manusia dengan air bah (Kej. 7) dan api yang meng-hanguskan (Kej. 19) oleh sebab kejahatan dan kenajisan mereka. Apa yang mereka lakukan? Manusia di zaman Nuh dan di zaman Lot menjalankan hidup rusak dengan makan-minum, kawin mengawinkan. Mereka melakukan praktik seks bebas termasuk homoseks dan lesbian. Firman Tuhan mengingatkan dosa amoral yang menjijikkan itu terulang kembali pada hari-hari menjelang Anak Manusia menyatakan diri-Nya (Kej. 6:12; 18:20; Luk. 17:26-29). Bukankah sekarang LGBT makin marak terjadi di seluruh dunia tanpa lagi sembunyi-sembunyi bahkan beberapa negara melegalkan perkawinan sejenis yang terang-terangan menentang perintah Allah?

Jangan berpikir perbuatan gelap tidak akan diketahui/ketahuan sebab tidak ada sesuatu pun tersembunyi di hadapan-Nya, segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata-Nya untuk dipertanggungjawabkan (Ibr. 4:13). Masalahnya, orang yang hidup dalam kegelapan suka hidup menutup diri, sembunyi-sembunyi dan berusaha menghindar dari Allah yang adalah terang seperti dilakukan oleh Adam dan Hawa begitu jatuh dalam dosa (Kej. 3:10).

Introspeksi: seberapa intim hubungan kita dengan Tuhan? Segudang pelayanan memakai Nama Tuhan sekalipun tidak menjamin kita masuk ke dalam Kerjaan Surga jika Ia tidak mengenal kita oleh sebab kita tidak menjalin komunikasi erat dengan-Nya (Mat. 7:21-23). Kita begitu sibuk dengan pekerjaan pelayanan sehingga tidak ada waktu membaca Firman Tuhan dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Mohonlah kemurahan Tuhan agar Roh Kudus menolong kita dalam berdoa (Rm. 8:26). Namun bagaimana Roh Kudus menolong kita kalau hati kita tidak ada Firman?

Sekarang kita adalah terang, jangan dibiarkan pudar apalagi menjadi padam tetapi buktikan dalam keseharian hidup yang dapat dilihat oleh orang-orang di sekitar kita.

Apa ciri-ciri orang hidup dalam kegelapan? Mereka ‘mengenal’ Allah tetapi tidak me-muliakan Dia sebagai Allah dan bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya, pikiran mereka sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap dengan menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran makhluk ciptaan-Nya yang fana – manusia, burung, binatang berkaki empat binatang menjalar (Rm. 1:18, 21-23).

Apa tindakan Allah terhadap mereka/orang fasik? Ia menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta, menyembah makhluk ciptaan-Nya bukan Sang Pencipta, melakukan praktik lesbian dan homoseks, berbuat kelaliman dan kejahatan dll. Waspada, dosa homoseks dan lesbian tidak hanya me-landa pemuda-pemudi lajang tetapi juga suami-istri yang awalnya melakukan hubung-an seks wajar namun kemudian berbalik berperilaku biseksual. Ironis, mereka tahu hukuman Allah berlaku baginya tetapi mereka tetap melakukannya bahkan setuju dengan orang lain yang melakukan dosa kenajisan tersebut (ay. 24-32).

Ajaib, dahulu jemaat Korintus hidup dalam dosa percabulan (1 Kor. 5:1) tetapi mereka bertobat oleh Injil yang disampaikan Rasul Paulus. Mereka pasti menginginkan hidup kekal yang diperoleh hanya di dalam Yesus Kristus.

Aplikasi: hendaknya kita memberitakan Injil Kristus yang menyelamatkan. Jangan me-nyampaikan injil-injil lain (sosial, kemakmuran dll.) yang disukai manusia tetapi diben-ci Tuhan. Marilah menyibukkan diri dengan Tuhan bukan sibuk dengan pekerjaan duniawi (fana) sehingga lupa beribadah, tidak ada waktu untuk membaca Firman Tuhan maupun berdoa kepada-Nya.

Terang Firman Tuhan makin tajam dan keras menyucikan kita untuk menelanjangi kegelapan sehingga kita makin mengenal Tuhan. Kita boleh tidak mengenal/dikenal manusia tetapi jangan sampai kita tidak dikenal oleh-Nya.

Bagaimana kita dapat mengenal Allah? Melalui Putra tunggal-Nya – Yesus Kristus – dan Firman-Nya. Pada mulanya Firman itu bersama dengan Allah dan Firman itu ada-lah Allah (Yoh. 1:1). Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia (ay. 4). Firman itu telah menjadi manusia dan bertabernakel di antara kita dan kita melihat kemuliaan Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran (ay. 14).

Jangan kita mempermainkan kasih karunia Allah setelah kita diampuni oleh-Nya; mak-sudnya, setelah diampuni, kita berbuat dosa lagi supaya kasih karunia Tuhan semakin bertambah banyak! Sama sekali tidak (Rm. 6:1-2)! Akitab tidak boleh dipermainkan! Ingat, Firman Allah akan datang menjadi hakim adil yang tidak dapat diintervensi oleh siapa pun. Saat itu sudah terlambat untuk berubah! Lebih baik sekarang sementara kita masih ada waktu dan kesempatan untuk bertobat, diubahkan dari segala pikiran terkutuk dan perbuatan lalim, jahat serakah penuh kefasikan dan kebencian yang di-tujukan kepada Allah. Sangatlah mengerikan kalau kita membenci Allah, membenci Yesus (Mempelai Pria Surga), membenci teguran Firman dan bimbingan Roh Kudus! Waspada, Injil yang lain tidak hanya menyesatkan seseorang tetapi memengaruhi orang lain untuk ikut tersesat pula. Bukankah Hawa makan buah terlarang tidak sen-dirian tetapi memberikan buah itu kepada suaminya sehingga mereka berdua jatuh dalam dosa? Ingat, Iblis tidak mau dihukum sendirian tetapi berupaya mengajak se-banyak mungkin mereka yang dapat diperdayakan untuk masuk neraka bersamanya.

Memang dahulu kita adalah kegelapan tetapi sekarang kita adalah terang di dalam Tuhan. Marilah kita makin mengenal Dia yang adalah terang dan di dalam Dia tidak ada sedikitpun kegelapan. Dampaknya, terang berbuahkan kebaikan, keadilan dan ke-benaran. Sebaliknya, kegelapan berbuahkan percabulan, kecemaran dan keserakah-an yang sama dengan penyembahan berhala. Dua golongan yang kontradiktif ini sama-sama mencapai klimaksnya – yang jahat dan cemar semakin jahat dan cemar sedangkan yang benar dan kudus semakin benar dan kudus (Why. 22:11).

Yang penting, kita tidak ikut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kege-lapan dan bangun dari ‘tidur’ serta bangkit dari antara ‘orang mati’ maka Kristus akan bercahaya atas kita (Ef. 5:14). Rasul Paulus di surat lain menegaskan saatnya kita bangun dari tidur sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat. Kita harus menang-galkan (jangan menyimpan sedikitpun) perbuatan-perbuatan kegelapan dan menge-nakan perlengkapan senjata terang (Rm. 13:11-13). Kita yang dahulu mati dalam dosa karena mengikuti penguasa kerajaan angkasa telah dibangkitkan bersama Kris-tus oleh kasih Allah (Ef. 2:1-5). Hendaknya kita makin bersinar seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18). Jangan ber-spekulasi dengan waktu sebab tak seorang pun tahu dengan tepat kapan Ia datang kembali (Mat. 24:42, 44).

Sebagai anak terang, kita memiliki perasaan dan pikiran jernih serta tepat sasaran juga terangnya berimbas pada orang-orang di sekitar yang masih dalam kondisi ‘mati’. Sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, demikian pula Anak menghi-dupkan siapa pun yang dikehendaki-Nya (Yoh. 5:21). Sekarang saatnya orang-orang mati yang mendengar suara Anak Allah akan hidup (ay. 25).

Pada saat sangkakala berbunyi, mereka yang mati di dalam Kristus (penuh dengan Firman Allah dan taat kepada Roh Kudus) bangkit dan bersama dengan mereka yang masih hidup diangkat untuk menyongsong Tuhan di angkasa (1 Tes. 4:16-17) menuju kemuliaan kekal. Sementara mereka yang hidup dan mati di luar Tuhan karena me-nolak Firman-Nya akan dihidupkan untuk diadili pada takhta putih dan siap dilempar-kan ke dalam lautan api sebagai hukuman kekal (Why. 20:13-15).

Berbahagialah mereka yang dibangkitkan lebih dahulu karena tidak mengalami kematian kedua. Itu sebabnya, selagi kita masih hidup, relakan diri untuk dipindahkan dari kegelapan menuju terang, dibuktikan dengan praktik hidup penuh kebaikan, keadilan dan kebenaran yang dapat dirasakan oleh pasangan hidup, keluarga dan teman bahkan ‘musuh’ dapat dimenangkan oleh terang Kristus yang terpancar dari dalam kita. Amin.