Hidup Dalam Kesatuan Anggota Tubuh Kristus - Efesus 4:17-32

Pdm. Wahyu Widodo, Johor, Minggu, 2 September 2018

Shalom,

Keinginan merdeka dari suatu bangsa yang tertindas oleh penjajah akan mendorong mereka menyatukan diri dan dengan kompak mengadakan perlawanan terhadap penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Namun setelah kemerdekaan diraih dan seluruh masyarakat meng-alami kebebasan, perlu diwaspadai melemahnya sikap kesatuan. Hal ini wajar terjadi pada bangsa yang baru merdeka, masing-masing melampiaskan keinginan-keinginan yang terpen-dam selama penindasan hingga lupa pada semangat dan tujuan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Keinginan berlebihan yang tidak wajar menguasai orang-orang yang tidak memiliki kebenaran Kristus dan tidak mengenal Allah membuatnya terjerumus ke dalam masalah baru. Perhatikan, kebebasan tak terkendali bukan lagi kebebasan sejati tetapi kebebasan liar yang anti terhadap ikatan yang mempersatukan untuk bertumbuh dengan saling memerhatikan dalam kasih.

Kita telah dibebaskan dari penindasan dosa oleh Kristus Yesus untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia sebagai Kepala. Dari pada-Nya seluruh tubuh yang rapi tersusun diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota (Ef. 4:15-16).

Rasul Paulus menegaskan agar kita tidak lagi kembali pada kondisi sebelum mengenal Allah. Untuk itu pola pikir kita harus dibarui, tidak lagi berpikiran sia-sia yang sama sekali tidak terkait dengan rencana Allah di dalam Kristus Yesus. Hidup dengan pikiran sia-sia tidak membuahkan apa pun bagi Dia juga untuk masa depan kita. Bagaimanapun juga pembaruan pikiran tidak dapat terjadi dengan kemampuan diri sendiri, diperlukan kuasa Roh Kudus yang memberikan kemampuan mengubah pikiran sesuai ukuran yang ada pada Kristus.

Pembaruan pikiran mutlak dibutuhkan guna menyatukan sesama anggota dalam mewujudkan rencana-Nya. Oleh sebab itu jangan ada kedegilan hati dengan menolak nasihat dan teguran Firman Tuhan yang mengingatkan agar kita bersedia disucikan untuk memperbarui sifat tabiat yang tidak baik sehingga kita dapat dipersatukan dalam persekutuan kudus.

Pikiran yang telah diubahkan akan memberikan pengertian pentingnya kesatuan dalam per-sekutuan dengan terang Allah. Sebaliknya, kedegilan hati akan selalu menimbulkan kebodohan yang memengaruhi sikap hidup. Oleh karena itu, kedegilan hati harus ditanggalkan; jika tidak, akan sangat merugikan sebab menjadi penghambat/penghalang untuk dapat melihat pekerjaan Allah dalam membentuk gereja-Nya. Pada akhirnya tidak ada kesempatan lagi untuk masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus.

Perasaan seseorang yang tidak berada dalam lingkup rencana Allah akan cenderung ditandai dengan keinginan tak terkendali sehingga jatuh pada perbuatan serakah dan berbagai kece-maran yang mengarah pada ketidakwajaran hidup. Hal ini menimbulkan pelbagai keinginan bebas/hawa nafsu tak terkendali yang berbahaya dan menghancurkan masa depan. Contoh: orang-orang yang tidak mengenal Tuhan berpola hidup tidak wajar sehingga berperilaku nyleneh – mencari nafkah tersandung keserakahan dan ketidakjujuran, menikmati peme-liharaan Tuhan tersandung makan minum tanpa batas, melakukan pergaulan bebas menurut keinginan tidak wajar dan mengambil pasangan hidup dengan perasaan tumpul, mengambil siapa saja yang disukai tanpa membedakan pria atau wanita, tua atau muda dengan mengumbar hawa nafsu yang cemar. Praktik hidup semacam ini merusak peradaban manusia dan menghancurkan generasi yang akan datang.

Apa nasihat Rasul Paulus melawan sifat dan perilaku manusia lama yang merusak rencana Allah? Efesus 4:20-24 menuliskan, “Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu dan mengena-kan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”

Belajar mengenal Kristus merupakan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pembaruan hidup dengan selalu mengalami proses dibentuk dalam kekudusan agar hidup dalam per-sekutuan dengan Allah.

Apa tanda-tanda pembaruan yang dikerjakan oleh Kristus?

  • Diawali dengan pembaruan pikiran dan perasaan untuk dapat menentukan sikap benar dalam bertindak, berlaku jujur dengan membuang dusta sehingga lenyaplah kecurigaan yang ada, tidak lagi menjadi pemarah yang dapat menimbulkan dendam dan kebencian berlarut-larut yang berbuahkan dosa. Dengan pikiran yang telah diterangi oleh Roh Kudus juga perasaan tajam/peka akan menutup kesempatan Iblis yang berusaha mendatangkan pelbagai pencobaan.
  • Tidak lagi dikuasai oleh keinginan yang mendorong melakukan pencurian tetapi timbul kemauan untuk giat bekerja dan dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berke-kurangan.
  • Tidak ada lagi perkataan kotor keluar dari mulut tetapi berkata baik untuk membangun supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia. Perkataan baik ini sangat ber-manfaat dalam kesatuan.
  • Tidak lagi mendukakan Roh Kudus yang telah memeteraikan kita menjelang hari penye-lamatan. Roh Kudus memberikan pengertian serta penyertaan dalam semua tindakan untuk mencapai kesatuan.
  • Menanggalkan segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah serta segala kejahatan.
  • Menjaga persekutuan kudus dengan ikatan kasih, berlaku ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kita.

Tujuan penanggalan hidup lama menjadi hidup baru oleh kuasa Kristus ialah untuk mem-persatukan seluruh anggota dalam ikatan kasih Tuhan. Dalam kesatuan ini, segala karunia yang dimiliki oleh setiap anggota sangat berguna untuk saling melayani sehingga tidak ada lagi sikap yang mendatangkan perpecahan. Dengan demikian, tubuh Kristus terbentuk dan siap menerima Kristus sebagai Kepala sekaligus mempelai Pria Surga. Amin.