Dewasa Rohani Dan Bertumbuh Seperti Kristus

Pdm. Jusuf Wibisono, Lemah Putro, Minggu, 26 Agustus 2018

Shalom,

Tanpa disadari hari berganti hari begitu cepat dan kita sudah memasuki caturwulan terakhir di tahun 2018. Ini berarti ke-datangan Tuhan juga makin dekat. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya kembali?

Apa pun yang terjadi dalam hidup kita – melewati gunung tinggi dan lembah yang curam – jangan pernah kita meragukan kasih-Nya. Kita hanya diminta untuk percaya dan beriman se-telah mendengarkan Firman-Nya (Rm. 10:17).

Seperti bayi yang mengalami tumbuh kembang menuju dewasa penuh, kehidupan rohani kita hari demi hari juga bertumbuh dari anak – remaja – dewasa penuh sesuai dengan kepenuhan Kristus sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran yang menyesatkan tetapi berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Kristus yang adalah Kepala (Ef. 4:13-16).

Yesus sebagai Manusia juga mengalami masa kanak-kanak di bawah bimbingan orang tua jasmani-Nya (Maria dan Yusuf) hingga menginjak dewasa Ia dibawa mereka ke Yerusalem untuk merayakan ibadah Paskah (Lu. 2:39-42). Perhatikan, orang tua berperan penting dalam memberikan makanan rohani bergizi kepada anaknya agar tumbuh besar, sehat dan bertambah hikmat seperti dialami oleh Yesus yang mampu bertanya jawab dengan para alim ulama di dalam Bait Allah ketika Ia berumur 12 tahun (Luk. 2:52).

Aplikasi: hendaknya orang tua mendidik anaknya sejak dini untuk beribadah karena bayi-bayi pun dapat menerima Firman Tuhan melalui indra perasaan. Hidupnya bagaikan tanaman kecil yang ditabur dengan benih Firman untuk mengalami proses keubahan dengan bertumbuhnya daun, kuntum bunga berakhir dengan buah matang yang siap dipetik untuk dinikmati. Bayi yang tumbuh dewasa siap masuk dalam pernikahan.

Di era Musa, setiap anak laki-laki Israel berumur 20 tahun ke atas siap dilatih untuk berperang (Bil. 1:2-3). Kita harus dewasa rohani untuk siap dilatih berperang menghadapi mesias dan nabi palsu yang mengadakan mukjizat-mukjizat untuk menyesatkan orang pilihan-Nya (Mat. 24:24).

Iblis terus mengadakan tanda-tanda dahsyat di depan mata semua orang terlebih menjelang kedatangan Tuhan agar mereka yang diam di bumi dapat disesatkan untuk menyembah patung (Why. 13:13-14).

Jangan kita bersikap seperti Tomas yang baru percaya setelah melihat bukti sehingga Yesus mengatakan kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya. Berbaha-gialah mereka yang tidak melihat namun percaya." (Yoh. 20:25,27,29). Sebaliknya, bertin-daklah seperti pelayan-pelayan di pesta perkawinan di Kana yang langsung mengisi tempayan-tempayan dengan air hingga penuh begitu diperintahkan oleh Yesus menghasilkan mukjizat air berubah menjadi anggur (Yoh. 2:7-10).

Aplikasi: keubahan hidup terjadi apabila kita bersedia diisi oleh air Firman Allah hingga penuh. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak yang dibawa oleh orang tua ke Sekolah Minggu untuk diisi Firman-Nya sehingga dia tumbuh besar dan bertambah hikmat serta diperkenan oleh Tuhan dan sesama.

Konsep keubahan terjadi apabila ada ketaatan di dalamnya. Contoh: panglima raja Aram, Naaman, harus menanggalkan gengsi dan belajar rendah hati agar dapat sembuh dari penyakit kusta yang dideritanya (2 Raja. 5).

Air Firman Tuhan yang dicurahkan ke dalam hati meluber penuh hingga ke luar mulut untuk menyaksikan manisnya anggur sukacita Roh Kudus kepada orang-orang di sekitarnya. Jangan pernah meninggalkan konsep Kerajaan Surga yaitu mendengar dan menyimpan Firman Tuhan untuk dipraktikkan dalam keseharian hidup! Dan jangan lupa Iblis selalu berusaha menyesatkan dan melemahkan iman kita terlebih saat kita mengalami masalah dan doa kita tidak segera dikabulkan oleh Tuhan.

Aplikasi: bila kita senantiasa diisi oleh Firman Tuhan dan bersedia rendah hati, keubahan hidup pasti terjadi. Jangan berharap suami/istri/anak kita berubah kalau diri sendiri tidak mau diubah-kan terlebih dahulu! Ia sanggup menyelesaikan persoalan kita sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1:37) asal kita mau berserah kepada-Nya. Contoh: menghadapi perempuan Samaria berdosa yang suka gonta-ganti suami, Yesus tidak menyalahkan/menghukum tetapi mengarahkan hidupnya. Ia menawarkan air hidup yang tidak membuatnya haus lagi. Perem-puan itu segera merespons meminta air yang dapat memuaskan hidupnya dan dia pulang dengan hati meluap untuk bersaksi kepada orang-orang Samaria di kota sehingga mereka datang kepada Yesus dan percaya kepada-Nya (Yoh. 4:10-15, 39-42).

Masing-masing dari kita harus mengalami keubahan hidup secara pribadi. Melalui pengurbanan-Nya, hidup kita bertumbuh ke arah Yesus yang adalah Kepala untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Ini merupakan rahasia besar dan Iblis berusaha menyesatkan kita (tunangan-Nya) agar tidak fokus kepada-Nya (2 Kor. 11:2-4).

Siapa menjadi korban penyesatan yang diluncurkan oleh Iblis dengan kelicikannya? Mereka yang tidak dewasa rohani alias masih kanak-kanak yang mengonsumsi susu bukan makanan Firman yang keras (Ibr. 5:13-14).

Apa karakteristik kanak-kanak rohani? Masih ditandai perselisihan, iri hati, suka mengotak-ngotak dan mengagungkan manusia (1 Kor. 3:3-4). Jujur, saat ini banyak orang Kristen gan-drung melihat mukjizat spektakuler dan tidak suka mendengarkan Firman pengajaran yang dapat mendewasakan mereka. Bukankah Allah memberikan lima jawatan (rasul, nabi, pem-berita Injil, gembala dan pengajar) dan memperlengkapi orang-orang kudus bagi pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus (Ef. 4:11-12)?

Jangan kita salah pilih karena tidak terbiasa mendengarkan suara Gembala (Yoh. 10:14)! Dari kecil ‘domba’ telah terbiasa mendengarkan suara Gembala dan mengikuti perintah-Nya. Jika kita suka mendengar dan melakukan Firman Tuhan, kita akan berkemenangan (Why. 2 – 3). Dengan senantiasa diisi oleh Firman-Nya, iman kita ditambahkan menjadi kebajikan – pengetahuan – penguasaan diri – ketekunan – kesalehan – kasih akan saudara-saudara – kasih akan semua orang (1 Ptr. 1:5-7). Dan Roh Allah yang berdiam dalam kita sanggup meng-hidupkan tubuh fana kita (Rm. 8:11). Bagaimana Roh Kudus tinggal dalam kita? Melalui Firman yang menyucikan hidup kita.

Kita diselamatkan melalui pengurbanan Yesus disalib; setelah diselamatkan, hidup kita dibe-narkan untuk mengalami proses pengudusan menjadi dewasa rohani siap menghasilkan buah yang matang (Yak. 1:2-5). Kita disucikan melalui pelbagai ujian untuk ‘naik tingkat’ supaya kita menjadi sempurna tak kekurangan suatu apa pun. Bila kita memiliki iman hingga kasih, kita berhasil mengenal Yesus Kristus dan memiliki hak penuh untuk memasuki Kerajaan-Nya (2 Ptr. 1:8-11).

Bagaimana kita belajar rendah hati? Seorang murid tidak lebih daripada gurunya atau seorang hamba daripada tuannya (Mat. 10:24-25). Dengan kata lain, jangan kita sok pintar melebihi Firman Tuhan dan Roh Kudus. Misal: banyak orang sok tahu kapan Tuhan datang bahkan berani menyebutkan tanggal, bulan dan tahunnya padahal Yesus sendiri mengatakan tidak seorang pun tahu tentang hari kedatangan-Nya, malaikat-malaikat di Surga tidak dan Anak pun tidak hanya Bapa sendiri (Mat. 24:36). Yang penting kita harus berjaga-jaga dan hidup dalam terang Firman (agar tidak kesandung) di tengah kegelapan dunia hingga fajar menyingsing (2 Ptr. 1:18-19).

Kapan kita beroleh kebahagiaan?

  • Bila kita tekun membaca, mendengar dan melakukan Firman Tuhan (Why. 1:3).
  • Bila kita mati dalam Tuhan sejak sekarang ini dan segala perbuatan baik menyertai kita (Why. 14:13).
  • Bila kita berjaga-jaga dan memerhatikan pakaian perbuatan baik kita supaya kita tidak berjalan telanjang (Why. 16:15).
  • Bila kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai puncak dari segala kebahagiaan (Why. 22:14).

Rohani kita didewasakan dengan senantiasa mendengarkan Firman Tuhan juga melalui pelbagai ujian sehingga kita mampu menangkis rupa-rupa angin pengajaran yang menyesatkan. Dan puncak kebahagiaan akan kita alami ketika tiba saatnya kita masuk pesta nikah Anak Domba untuk tinggal bersama Dia selama-lamanya di Yerusalem baru. Amin.