Hidup Di Dalam Penggembalaan

Minggu, Lemah Putro, 20 Agustus , 2017

Pdm. Yusuf Wibisono

Shalom,

Percayakah Anda bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (Mat. 4:4; Ul. 8:3)? Ayat ini dipakai Yesus saat menghadapi Iblis yang berusaha mencobai-Nya dan Yesus menang karena berpegang kuat pada Firman Allah. Bagai-mana dengan kita? Apa yang menjadi andalan kita dalam menghadapi persoalan-persoalan di bumi ini? Apakah kita mengandalkan kepandaian, kekayaan, kekuatan dan kedudukan kita? Yesus telah memberikan contoh yang baik kepada kita.

 

Berbicara mengenai penggembalaan, siapa hidup di dalam penggembalaan? Tentu domba-domba yang mengandalkan suara gembala agar tidak tersesat. Kita adalah domba-domba dari Gembala Agung itulah Yesus. Bila kita berdiri kukuh di atas (suara) Firman-Nya juga oleh pengurbanan darah-Nya serta kesaksian (kita), kita akan menjadi pemenang (Why. 12:10-11). Ingat, Gembala yang baik rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11).

Bila kita selalu bersama dengan Dia dan mendengarkan suara-Nya untuk diikuti, kita tidak akan tersesat. Apa penyebab domba menjadi tersesat? Karena mengambil jalan sendiri (Yes 53:6). Namun, Tuhan siap menolong bila kita berteriak kepada-Nya karena Ia ada di tengah-tengah dua atau tiga orang yang berkumpul dalam Nama-nya (Mat. 18:20).

Mengapa kita memerlukan Firman Tuhan?

  • Karena berkuasa membersihkan/menyucikan agar berbuah lebih banyak (Yoh. 15:1-3).
  • Karena berkuasa menghidupkan

Dalam menghadapi masalah apa pun juga berita yang menakutkan (hoax atau true), tetap-lah berpegang pada Firman Tuhan yang sanggup menghidupkan (semangat) kita dari keta-kutan, dari kelaparan seperti dialami oleh bangsa Israel bahkan Yesus sendiri mengalaminya setelah puasa 40 hari dll.

Dengan beraninya Iblis menantang Yesus (yang kelaparan) untuk memerintahkan batu menjadi roti padahal batu merupakan persoalan yang erat kaitannya dengan dunia/bumi. Firman Tuhan menegaskan bahwa segala sesuatu yang baik bahkan yang sempurna datang-nya dari Bapa, dari atas bukan dari bumi (Yak. 1:17). Contoh: bangsa Israel dipelihara Allah selama 40 tahun di padang gurun dengan manna yang turun dari Surga. Namun manusia ingin memutarbalikkan dengan mementingkan perkara duniawi (batu) bukan Roti kehidupan; untuk itu jangan kita disesatkan olehnya (ay. 16). Contoh: Raja Saul tergiur dengan kambing, domba, lembu terbaik milik bangsa Amalek yang seharusnya ditumpas habis tetapi dibiarkannya hidup dengan alasan akan dipersembahkan bagi TUHAN. Akibatnya, dia ditolak oleh-Nya karena tidak dengar-dengaran akan perintah TUHAN (1 Sam. 15:14-15, 22-23). Jauh berbeda dengan Daud, dia mengandalkan TUHAN sebagai Gembala yang memeliharanya sehingga dia tidak berkekurangan (Mzm. 23) juga melin-dunginya di saat bahaya mengancam (1 Sam. 17:37).

Rasul Petrus melalui suratnya menasihati kita yang dahulu tersesat untuk kembali kepada Gembala Pemelihara jiwa (1 Ptr. 2:25). Jangan mudah terpikat dengan aneka ragam nubuat maupun penglihatan, teroponglah dengan Firman Allah yang menjadi barometer paling tepat, tolaklah jika tidak sesuai dengan kebenaran Firman!

Yesus telah memperkenalkan diri sebagai Pintu keselamatan bagi domba-domba yang masuk melalui Dia untuk beroleh kehidupan dengan mengurbankan nyawa-Nya sebagai Gembala yang baik (Yoh. 10:7-12). Apa yang harus kita perbuat sebagai domba-domba-Nya? Percaya kepada-Nya (jangan bimbang seperti orang-orang Yahudi) juga percayai pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya, dengarkan suara-Nya dan ikutlah Dia karena Ia memberi hidup kekal dan tak seorang pun dapat merebut kita dari tangan Bapa sebab Ia dan Bapa adalah satu (Yoh. 24-30).

Aplikasi: manfaatkan waktu untuk datang beribadah meskipun sekarang dengan canggihnya teknologi kita dapat mendengarkan khotbah melalui TV, live streaming atau YouTube. Kebersamaan antarjemaat sangat menolong untuk dapat saling menguatkan satu sama lain. Ingat, doa orang benar bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak. 5:16). Contoh: seorang perwira datang kepada Yesus memohon agar hambanya yang sakit disem-buhkan. Dia begitu yakin Yesus mampu menyembuhkan dengan sepatah kata tanpa perlu datang ke rumahnya dan mukjizat terjadi hambanya sembuh (Mat. 8:5-8).

Percayakah bila kita mengandalkan Firman Tuhan dengan mendengar dan melakukannya kita akan mengalami keubahan hidup? Tuhan memulai dari dalam dahulu, roh diperbarui kemu-dian jiwa dan tubuh. Roh kita perlu ditundukkan lebih dahulu supaya tidak lagi keras hati dan suka memberontak terhadap teguran Firman Tuhan. Kita boleh digoncang-ganjingkan dengan pelbagai masalah tetapi dengan bertobat dan tinggal diam kita diselamatkan serta dengan tinggal tenang dan percaya kita mengalami kekuatan Allah (Yes. 30:15) sehingga kita dapat menyaksikan Tuhan dan pekerjaan-Nya melalui pengalaman hidup kita.

Lebih lanjut bila kita tenang, kita dapat berdoa (1 Ptr. 4:7) dan berserah kepada kehendak Bapa Surgawi seperti diteladankan oleh Yesus saat berdoa di Getsemani (Mrk. 14:36) lalu malaikat dari langit datang memberikan kekuatan (Luk. 22:43) sehingga Ia mampu mengha-dapi penderitaan salib. Juga tindakan seorang sakit kusta yang sujud menyembah kepada Yesus dan berserah serta percaya Ia dapat menahirkannya bila mau (Mat. 8:1-3).

Aplikasi: kita dapat berdoa dan menyembah Tuhan bila hati tenang dan berserah tanpa memaksakan kehendak kita agar dikabulkan oleh-Nya.

Maukah kita digembalakan oleh Tuhan melalui Firman-Nya? Dengarkan (perkataan) Firman-Nya dan lakukanlah, Ia menjamin keselamatan kita dan memberi jalan keluar dari segala pencobaan yang kita alami (1 Kor. 10:13). Juga jangan lupa untuk selalu menghargai      pengurbanan-Nya yang telah menebus dosa kita dan darah-Nya menyucikan hati sehingga kita dapat bersaksi siapa Tuhan dan apa yang telah diperbuat-Nya bagi kita. Dengan demikian Nama Tuhan makin dipermuliakan. Amin.