Hidup Dalam Pengenalan Akan Allah

Pdm. Harjono, Minggu, Johor, 19 Agustus 2018

Shalom,

Kita baru merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-73. Bangsa Indonesia tenggelam dalam euforia karena merdeka terlepas dari jajahan Belanda. Setelah mer-deka, pemimpin-pemimpin bangsa berusaha mengisi kemerdekaan dengan perkara-perkara baik demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Demikian pula ada suka-cita kelepasan bagi setiap kehidupan anak Tuhan yang sudah dibebaskan dari kuk perhambaan dosa. Selanjutnya, mau dibawa ke mana hidup kita yang sudah bebas ini? Ingat, kita merdeka dari dosa bukan karena kekuatan sendiri tetapi oleh sebab kemurahan dan anugerah Allah semata sehingga tidak layak seorang pun meme-gahkan diri (Ef. 2:8-9).

Tuhan merindukan kita dewasa rohani dan siap menjadi tempat Kristus Yesus mele-takkan kepala-Nya (Mat. 8:20). Apa ciri dan kualitas jemaat yang bertumbuh dewasa?

  • Tidak mudah diombang-ambingkan oleh pelbagai pengajaran (Ef. 4:14).
  • Makin mengenal Allah yang hidup sebab segala sesuatu terbuka (tidak ada yang tersembunyi) di hadapan-Nya (Ibr. 4:13). Sayang, kesulitan hidup membuat orang berubah setia dan kembali ke pola hidup lama. Selain kesulitan hidup, kemuliaan dunia dengan penampilannya yang spektakuler dapat menggoyahkan kesetiaan seseorang terhadap Injil Kristus berakibat dia terseret ke dalamnya dan melakukan hal-hal yang tidak pantas. Mereka tidak memuliakan Dia tetapi pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka menjadi gelap sehingga mereka mencemarkan tubuh mereka dengan melakukan hal-hal jorok dan najis seperti praktik lesbian dan homoseks (Rm. 1:21-27).
  • Segala pujian dan kemuliaan ditujukan hanya bagi Tuhan betapapun hebatnya si pemberita Firman Tuhan.
  • Klimaks pengenalan akan Allah ialah menjadi manusia baru, tidak lagi hidup menuruti hawa nafsu dengan mengerjakan segala macam kecemaran (Ef. 4:17-19).

Tuhan memberikan kepercayaan kepada orang-orang kudus dengan jawatan nabi, rasul, gembala, penginjil, pengajar dengan satu tujuan mulia yaitu pembangunan tubuh Kristus (Ef. 4:11-12). Untuk itu diperlukan kesatuan iman bergerak kepada pengetahuan yang benar akan Allah hingga kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus menuju pada kesempurnaan (ay. 13).

Diperlukan perjuangan untuk mencapai kedewasaan penuh dengan berpegang teguh pada Firman hidup yang tajam dan kuat (Ibr. 4:12-13; 3 Tim. 3:16-17) agar mampu menolak rupa-rupa angin pengajaran sesat.

Bagaimana karakteristik jemaat kanak-kanak rohani?

v Labil kesetiaannya kepada Kristus sehingga mudah disesatkan oleh pemberitaan injil lain, Yesus yang lain dan roh yang lain (2 Kor. 11:3-4). Mereka lebih suka memilih jalan luas dan pintu lebar yang mengarah kepada kebinasaan. Mereka tidak bersedia memberikan diri diproses/dibentuk ‘menyalibkan’ keinginan daging untuk menjadi bagian tubuh Kristus yang sehat dan kuat.

Kita dapat berdiri kuat tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin karena kita teguh berpegang pada kebenaran Firman di dalam kasih untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia sebagai Kepala. Ia sudah mati mengampuni dosa kita dan kebangkitan-Nya menjadi bukti kemenangan telah mengalahkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya termasuk Iblis yang berkuasa atas maut (Ef. 1:20-22).

Untuk itu jangan kita menyia-nyiakan kepercayaan Tuhan yang menjadikan kita, gereja-Nya, wadah/tubuh tempat Ia meletakkan Kepala-Nya. Ketajaman Firman Tuhan berkuasa mengubahkan hidup kita sehingga kita berkemenangan melawan perkara-perkara jahat.

v Tidak mengenal kebenaran Allah dan berusaha membangun kebenaran diri sendiri (Rm. 10:3). Mereka mengikuti jalan dunia dan menaati penguasa kerajaan angkasa yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka serta hidup di dalam hawa nafsu daging (Ef. 2:2-3; Gal. 5:19-21). Itu sebabnya mereka tidak mendapat tempat di dalam Kerajaan Allah karena pikiran mereka dibutakan oleh ilah zaman ini (2 Kor. 4:3-4).

Rasul Paulus menegaskan agar kita tidak lagi kembali kepada kehidupan lama yang tidak mengenal Allah (Ef. 4:17) setelah diproses oleh Firman Tuhan untuk menjadi bagian tubuh Kristus.

v Pikiran/pengertian mereka gelap tidak dapat memandang kemuliaan Allah dan hati mereka degil/keras hati (Ef. 4:18).

v Perasaan mereka telah tumpul sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran (Ef. 4:19). Dapat dibayangkan, mereka sudah melakukan yang tidak baik ditambah lagi dengan serakah (tidak pernah puas) melakukan segala macam kecemaran tanpa merasa bersalah!

Dengan tekun mendengarkan Firman Tuhan, kita diproses menjadi orang saleh di hadapan-Nya setelah dibenarkan dan dikuduskan untuk menjadi manusia Allah (2 Ptr. 1:3-11) dengan klimaksnya kita memiliki kasih berkelimpahan sehingga pengenalan kita kepada-Nya berhasil. Orang saleh berupaya menambahkan iman sampai kepada kasih dan segala jerih payahnya tidak sia-sia karena Allah di dalam Kristus Yesus berdaulat mengaruniakan hak penuh kepada mereka untuk memasuki kerajaan kekal yaitu Kerajaan Yesus Kristus.

Jelas, bila kita bersedia terus belajar mengenal Allah dengan benar akan berakhir dengan dilayakkannya kita masuk di dalam kerajaan Anak-Nya. Untuk itu tinggalkan semua sifat kanak-kanak rohani dengan tanda-tanda: tidak adanya kesetiaan, suka mempertahankan kebenaran diri sendiri, pikirannya gelap dan perasaannya tumpul sehingga lebih memilih hidup menuruti hawa nafsu dan tidak pernah puas mengerjakan segala macam kecemaran.

Perhatikan, segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia; kepujian dan kemuliaan hanya bagi Dia selama-lamanya. Amin.