• MENUJU PADA KEDEWASAAN ROHANI / KESEMPURNAAN
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/230-menuju-pada-kedewasaan-rohani-kesempurnaan

MENUJU PADA KEDEWASAAN ROHANI/KESEMPURNAAN

Ps. Jesus Camacho, Minggu, Lemah Putro, 5 Agustus 2018

Shalom,

Sungguh merupakan sukacita besar untuk dapat bersekutu bersama dengan saudara-saudara seiman dan satu Tubuh di dalam Kristus. Sudahkah kita mengenal Tuhan dengan baik? Apa kata Rasul Paulus berkaitan dengan Tuhan dan jalan pikiran-Nya? 1 Korintus 2:16 menuliskan, “Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan se-hingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.” Ayat ini dikutip olehnya dari kitab Yesaya 40:13-14, “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menja-lankan keadilan atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?“

Di zaman Yesus, Ia menginginkan orang-orang yang berada di sekeliling-Nya tidak hanya mendengar tetapi juga mengerti pesan dari berita yang disampaikan-Nya. Kita dapat mengetahui pikiran-Nya apabila kita memiliki pikiran Kristus; artinya, pikiran dan fokus Kristus juga menjadi pikiran dan fokus kita.

 

Bagaimana mungkin manusia biasa dapat mengerti pikiran Kristus yang tercantum dalam Alkitab? Alkitab menyebutkan tiga kelompok manusia yang tertulis dalam Yakobus 3:15, “Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.“

  • Manusia duniawi (Yunani: psuchikos) tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan (1 Kor. 2:14).

Manusia kelompok ini hidup di bawah kontrol nafsu daging. Dia sama sekali tidak memiliki nilai rohani sebab tujuan hidup mereka hanya untuk memuaskan segala nafsu duniawi.

  • Manusia di bawah kontrol setan.
  • Manusia rohani (Yunani: pneumatikos) yang menilai segala sesuatu tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain (ay. 15).

Tiga kelompok ini ada di dalam gereja Tuhan. Gereja awal (Kis. 2) hingga sekarang (Why. 2-3) diwakili oleh:

v Gereja/jemaat Efesus yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 30 – 100M.

v Jemaat Smirna yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 100 – 313M.

v Jemaat Pergamus yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 313 – 590M.

v Jemaat Tiatira yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 590 – 1517M.

v Jemaat Sardis yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 1517 – 1700M.

v Jemaat Filadelfia yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 1700 – 1900M.

v Jemaat Laodikia yang berdiri di muka bumi dalam kurun waktu tahun 1900 – pengangkatan.

Kita sekarang termasuk kelompok jemaat di Laodikia; hendaknya kita siap sedia karena Tuhan segera datang menjemput gereja-Nya.

Sayang, dalam dunia kekristenan yang dimulai dari jemaat Efesus hingga jemaat Laodikia terjadi pemisahan di dalamnya. Anggota-anggota jemaat yang tumbuh ba-gaikan perumpamaan tentang seorang penabur yang mana ada kelompok ‘di pinggir jalan’, kelompok ‘di tanah berbatu-batu’, kelompok kekristenan ‘bersemak duri’ dan kelompok ‘di tanah baik’ (Mat. 13:1-8).

Tiga kelompok manusia (duniawi, di bawah kontrol setan, rohani) ada di dalam kekristenan karena mereka sudah menerima Firman Tuhan. Hanya kelompok manusia ‘di tanah baik’ yang dapat menerima benih Firman untuk bertumbuh dan berbuah menghasilkan 100 kali lipat, 60 kali lipat dan 30 kali lipat.

Buah apa yang Tuhan harapkan dari kita? Yohanes 15:15-16 menuliskan, “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya tetapi Aku menyebut kamu sahabat karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu.”

Jelas, kita, manusia hina, telah dipilih Allah menjadi milik-Nya untuk menjadi manusia rohani agar pergi dan menghasilkan buah bahkan buah yang tetap.

Bagaimana kita mengetahui kelompok orang-orang dewasa rohani atau kelompok yang belum/tidak dewasa rohani? Alkitab bertindak seperti cermin yang berguna un-tuk melihat siapa yang berkaca di dalamnya. Melalui Alkitab, kita mengetahui posisi dan kondisi kita di hadapan Tuhan.

Apa ciri-ciri manusia tidak dewasa rohani yang ada di dalam gereja?

Ketidakmampuannya dalam mengonsumsi makanan Firman Allah yang keras (1 Kor. 3:1-4; Ibr. 5:11-14; 6:1-3). Ilustrasi: aneh dan abnormal melihat seorang dewasa berusia 30 tahun masih tidur di tempat tidur bayi dan mengonsumi susu bayi!

Kelompok ini tidak mandiri dan masih berkutat pada asas-asas pokok dari penyataan Allah (Ibr. 5:12). Ini disebabkan karena kemalasan mereka untuk mencari kebenaran. Mereka bagaikan bayi yang belum lepas sapih (1 Kor. 3:2).

Sebaliknya, bagaimana karakteristik dewasa rohani menuju pada kesempurnaan seperti dikehendaki oleh Tuhan?

  • Mereka meninggalkan sifat kanak-kanaknya (1 Kor. 13:11) dan rindu mendengar-kan Firman Tuhan walau keras. Pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai diper-untukkan bagi orang dewasa karena diperlukan pemikiran untuk dapat memahami-nya.
  • Mereka senantiasa mengembangkan pengertian tentang perkara-perkara rohani seperti dilakukan oleh Rasul Paulus (1 Kor. 14:20).

Ilustrasi: seorang dokter tidak akan berhenti belajar untuk meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan dengan ilmu medis. Demikian pula, seorang Hamba Tuhan harus tetap belajar dan menyelidiki Firman Tuhan untuk dapat menjadi gembala yang efektif. Kita baru berhenti membaca dan merenungkan Firman-Nya ketika kita di-panggil kembali oleh-Nya. Contoh: jemaat di Berea menyelidiki Kitab Suci setiap hari (Kis. 17:11).

Rasul Paulus juga menasihati Timotius muda untuk selalu siap memberitakan Firman baik atau tidak baik waktunya, menyatakan apa yang salah, menegur dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim. 4:2).

  • Mereka bertumbuh dewasa sesuai dengan kepenuhan Kristus dengan berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih ke arah Kristus yang adalah Kepala (Efesus 4:13,15).
  • Mereka mengambil bagian untuk mendalami pengertian tentang kebenaran Injil yang harus ditemukan dalam Firman Tuhan. Allah ingin terus lanjut menyatakan diri-Nya kepada kita sebab Ia menghendaki agar manusia dapat mengerti siapa Dia sesungguhnya.
  • Mereka dapat menahan godaan-godaan dengan mengalahkan yang jahat (1 Yoh. 2:14).

Jangan lupa di dalam gereja pun masih ada setan tetapi kita tidak perlu takut kepadanya. Justru setan takut kepada kita sebab Roh yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dunia (1 Yoh. 4:4).

Sekarang jelas, kesatuan di dalam gereja tidak terjadi karena mereka tidak satu Roh dan tidak fokus kepada Kristus. Mereka termasuk manusia duniawi seperti orang-orang Yahudi berguguran di padang gurun dan tidak dapat memasuki Tanah Per-janjian.

Untuk itu marilah kita memberitakan Yesus Kristus tersalib (bukan berita lain) dengan keyakinan akan kekuatan Roh supaya iman kita tidak bergantung pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Allah (1 Kor. 2:1-5). Hendaknya kita saling menguatkan dalam perjalanan kita menuju tanah Perjanjian itulah Yerusalem baru untuk tinggal bersama Dia selamanya. Amin.