Kesatuan Jemaat Dalam Satu Iman

Pdt. Paulus Budiono, Lemah Putro, Minggu, 22 Juli 2018

Shalom,

Harus diakui selama hayat masih dikandung badan, manusia tidak pernah lepas dari masalah. Namun sebagai anak-anak Tuhan, jangan kita berpaku pada perkara dan masalah keseharian hidup di bumi sehingga masalah keselamatan terabaikan. Bawalah semua perkara dan harapan kita kepada salib Kristus yang berkaitan dengan janji keselamatan! Tentu kita boleh meraih cita-cita dan harapan setinggi langit untuk taraf kehidupan yang lebih baik tetapi jangan pernah melupakan pengurbanan-Nya dan tidak lagi beriman kepada-Nya!

Minimal kita tergerak untuk senang membaca Alkitab karena di dalamnya ada bukti kese-lamatan yang tidak pernah dijanjikan oleh dunia ini. Ingat, manusia sehebat apa pun tidak dapat memberikan keselamatan kecuali Allah. Untuk itu tempatkan Dia di depan memimpin perjalanan hidup pribadi, nikah, rumah tangga juga usaha pekerjaan kita. Jangan bersikap seperti dua murid Yesus saat didekati oleh-Nya ketika mereka dalam perjalanan menuju Emaus! Mereka begitu larut dalam kesedihan kematian Yesus yang mereka harapkan dapat mem-bebaskan bangsa Israel sehingga mereka tidak mengenal siapa lawan bicara mereka saat menjelaskan seluruh kitab Suci mulai dari kitab-kitab Musa dan kitab nabi-nabi (Luk. 24:13-27).

Aplikasi: hendaknya kita mempelajari Firman Allah secara utuh dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu dan mengimaninya karena iman timbul dari mendengarkan Firman Kristus (Rm. 10:17).

Apa nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Efesus (juga kita) berkaitan dengan janji Kristus? Efesus 4:7-10 menuliskan, “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian (gifts = karunia-karunia) kepada manusia." Bukankah "Ia telah naik" berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit untuk memenuhkan segala sesuatu.”

Rasul Paulus juga mengingatkan kita untuk memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, satu pengharapan, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan satu Allah (Ef. 4:3-6).

Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia memberikan karunia-karunia kepada manusia itulah karunia rasul, nabi, pemberita Injil, gembala dan guru untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus hingga kita mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (ay. 11-13).

Jadi, pelayan-pelayan Kristus yang beroleh aneka karunia membawa seluruh jemaat mencapai kesatuan iman. Nas/ayat dalam Perjanjian Lama (Mzm. 68:18) menubuatkan Ia naik ke tempat tinggi. Siapakah Ia? Itulah Yesus. Ia yang mahabesar, mahatinggi dan mahamulia berasal dari atas (Surga) tidak hanya turun ke bumi Palestina di kota kecil Betlehem tetapi disalib bahkan turun ke bagian bumi paling bawah ke alam barzakh yang ditakuti manusia. Di atas kayu salib Ia mendapat mahkota duri (Mat. 27:29) namun setelah mati, bangkit dan naik ke Surga Ia bermahkotakan banyak mahkota di atas kepala-Nya (Why. 19:12). Dan Ia menjanjikan mahkota kebenaran (2 Tim. 4:8), mahkota kehidupan (Yak. 1:12), mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu (1 Ptr. 5:4) kepada kita. Apa yang perlu kita lakukan untuk beroleh mahkota-mahkota tersebut? Kita mengikut Dia, mengimani Ia tersalib kemudian dimuliakan serta ikut di dalam penderitaan untuk mengalami kemuliaan bersama-Nya.

Kesatuan iman sangat diperlukan oleh sebab adanya aneka ragam karunia yang Yesus berikan melalui pengurbanan-Nya.

Kita tahu iman timbul dari mendengar Firman Kristus. Pertanyaannya, berapa sering kita mendengar Firman-Nya? Yakinkah kita masih beriman jika kita mendengar Firman hanya seminggu sekali?

Mengapa gereja zaman dahulu begitu maju rohaninya? Karena mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan serta sehati berkumpul tiap hari dalam Bait Allah (Kis. 2:42,46). Ilustrasi: seluruh bagian anggota tubuh beroleh nutrisi O2 melalui aliran darah. Jika kaki kesemutan, ini menandakan adanya kemacetan aliran darah ke bagian kaki berakibat tubuh terganggu dengan ketidaknyamanan tersebut. Demikian pula dengan anggota tubuh Kristus, jika suami/istri tekun membaca Alkitab tetapi istri/suami malas membuatnya lemah iman, dia akan memengaruhi kelancaran pertumbuhan iman pasangan hidupnya. Lebih luas lagi, jika jemaat sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus malas beribadah dan membaca Firman Tuhan, pertumbuhan gereja menjadi terkendala dan macet.

Aplikasi: Tuhan memberikan kita nutrisi ‘Roti hidup’ membuat kita beriman dan hidup. Waspada, jika kita mendapat karunia penginjilan tetapi tidak mau memberitakan Injil, ini sama dengan kita tidak mau melanjutkan/mengalirkan karunia yang Ia berikan. Akibatnya, kita tidak sehat rohani menyebabkan diri sendiri terganggu juga mengganggu rohani orang lain (keluarga dan nikah). Kita masing-masing beroleh karunia, gunakanlah dengan tepat sebab karunia yang semrawut menjadi kendala dan halangan dalam pembangunan satu tubuh Kristus.

Perhatikan, orang Kristen memiliki Alkitab – Firman Allah – sama tetapi bisa beda iman karena ada yang memercayai/tidak percaya akan ayat-ayat yang dibaca. Harus diakui, tidaklah mudah percaya pada sesuatu yang tidak kelihatan (bnd. Ibr. 11:1) namun Alkitab memberikan contoh tokoh-tokoh iman antara lain iman Habel, iman Henokh, iman Nuh, iman Abraham dll. Apakah kita mengimani iman mereka? Adam dan Hawa tidak beriman maka mereka melanggar perintah Allah. Juga Kain yang tidak beriman berakibat dia membunuh adiknya. Apakah Kain sebagai petani bekerja lebih keras daripada Habel yang sekadar menggembalakan kambing domba? Allah telah mengutuk tanah sehingga manusia harus bersusah payah mencari rezeki dari tanah yang penuh onak duri (Kej. 3:17). Habel juga harus bekerja keras mencari rumput segar untuk makanan ternaknya.

Untuk dapat beriman, kita harus percaya bahwa Allah ada dan Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr. 11:6). Dan Ia mengetahui rahasia hati kita (Mzm. 44:22). Waspada, setan-setan juga percaya adanya Allah tetapi mereka gemetar. Contoh: Iblis percaya Allah melindungi Ayub dan dia minta izin dari-Nya untuk mengganggu Ayub (Ay. 2:4-7). Roh jahat juga menggagahi dan mengalahkan tujuh anak imam Skewa yang memper-mainkan Nama Yesus karena roh jahat juga mengenal Yesus (Kis. 19:13-16).

Itu sebabnya iman harus ditindaklanjuti dengan perbuatan agar iman tersebut tidak mati (Yak. 2:17-20). Misal: kita telah mendengar perintah Tuhan untuk tidak membenci tetapi kita tetap membenci dan dendam terhadap orang-orang yang tidak kita sukai, berarti iman kita mati. Jangan kita menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada untuk mempraktikkan iman!  

Berbicara mengenai iman, mengapa dan kapan seseorang murtad dan tidak lagi percaya kepada Allah yang hidup? Ibrani 3:7-11 menuliskan, “Sebab itu seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu dan berkata: Selalu mereka sesat hati dan mereka tidak mengenal jalan-Ku sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."

Allah memberikan contoh sikap bangsa Israel terhadap-Nya. Ia melindungi dan memelihara mereka selama 40 tahun di padang gurun gersang tetapi selama itu pula mereka telah menyakiti hati-Nya dengan sikap dan tindakan mereka. Sungguh mengerikan! Secara fisik, mereka melakukan peraturan dan ibadah Tabernakel Musa tetapi (hati) mereka mengusung kemah Molokh dan menyembah dewa Refan serta patung-patung buatan mereka (Kis. 7:43). Terang-terangan Allah mengatakan bangsa Israel memuliakan Dia dengan bibirnya tetapi hati mereka menjauh dari-Nya (Yes. 29:13).

Introspeksi: apakah kita mengikuti pengajaran Tabernakel dan Kabar Mempelai hanya sekadar ritual tetapi hati kita jauh dari-Nya. Roh Kudus yang ada dalam hati kita mengetahui setiap tutur kata dan perbuatan kita, apakah kita menyenangkan atau malah mendukacitakan Dia.

Dikatakan murtad (departing = meninggalkan) jika kita berhati jahat dan tidak percaya kepada Allah yang hidup (Ibr. 3:12). Kita dapat mengelabui manusia dengan mengusung satu Tabernakel tetapi di pandangan Allah kita mengusung Tabernakel Musa (fisik) dan tabernakel Molokh (hati).

Waspada, kita dapat menjadi jemaat yang setia ke gereja bahkan memegang kedudukan di gereja sebagai majelis, penatua bahkan gembala sidang tetapi bersikap murtad dengan meninggalkan/menyimpang dari Firman Tuhan tanpa perlu meninggalkan gereja. Menurut ka-mus Alkitab murtad juga berarti ‘almarhum’. Jelas sekarang, kalau kita meninggalkan Firman Tuhan, kita berposisikan sebagai ‘almarhum’. Sebaliknya, kalau kita melakukan Firman-Nya, kita akan hidup selamanya sementara dunia ini sedang menuju kehancuran.

Bagaimana kita terhindar dari kemurtadan dan jahat hati? “Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari selama masih dapat dikatakan "hari ini" supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” (Ibr. 3:13-14)

Iblis meluncurkan tipu daya dan berusaha menjatuhkan manusia di bidang seks, uang dan kedudukan. Kalau kita terjerat dengan tipu dayanya dan tidak segera dibebaskan oleh kuasa darah Kristus, dosa kecil sekalipun kalau dipelihara dan diberi parfum supaya ‘wangi’ akan terus bertumbuh hingga matang lalu melahirkan kematian (Yak. 1:14-15).

Nasihat Firman Allah berlaku setiap hari. Ilustrasi: kita makan setiap hari agar sehat walafiat, coba hari ini makan sekenyang-kenyangnya untuk persediaan beberapa hari bahkan seminggu tidak makan. Apa yang terjadi? Kondisi kita akan drop bahkan tidak menutup kemungkinan kita jatuh sakit. Hal sama berlaku bagi kehidupan rohani kita; itu sebabnya Alkitab sudah mengantisipasi agar kita mengonsumsi nasihat Firman-Nya setiap hari agar iman kita kuat tidak mudah terjerat tipu daya dosa.

Marilah kita sebagai angota tubuh Kristus dengan karunia-karunia berbeda saling melengkapi dan bersedia dinasihati Firman Allah dengan membuka hati lebar-lebar agar tercipta kesatuan iman sehingga satu kali kelak kita masuk dalam tempat perhentian-Nya untuk tinggal bersama Dia selamanya. Amin.