Pelihara Kesatuan Roh Demi Keutuhan Tubuh Kristus

Pdm. Budy Avianto, Lemah Putro, Minggu, 15 Juli 2018

Shalom,

Marilah kita datang menghadap Tuhan apa adanya seperti anak kecil datang dengan kepolosan hatinya hingga Yesus mengatakan jika kita tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil kita tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga (Mat. 18:3). Firman Tuhan berkuasa mengubahkan sehingga kita dapat masuk ke pada kekekalan.

Nasihat apa yang diberikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Efesus? Efesus 4:1-6 menuliskan, “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpa-danan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang ter-kandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”

Saat Rasul Paulus mendekam di penjara, dia menulis surat untuk orang-orang percaya/kudus di Efesus. Mereka menerima berkat Surgawi karena mereka sudah dipanggil sebelum dunia ini dijadikan. Mereka dipilih supaya menjadi kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya serta dijadikan anak-anak-Nya (Ef. 1:4-5). Mereka ditebus oleh darah Kristus yang tak ternilai dan ketika mereka mendengar Injil keselamatan lalu percaya, mereka dimeteraikan dengan Roh Kudus dan pribadi Allah dalam Roh tinggal dalam kehidupan mereka (ay. 13). Roh Kudus merupakan jaminan untuk memperoleh seluruh janji Allah yang menjadikan kita milik-Nya (ay. 14).

Surat Paulus saat itu memang ditujukan kepada jemaat Efesus tetapi setelah Yesus mati, bangkit dan sebelum naik ke Surga, Ia memberikan amanat agung kepada para murid untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Terbukti hari ini kita dapat membaca Surat Efesus sebagai Firman Tuhan yang telah dikanonkan. Jelas, kata “kamu” yang dimaksudkan di sini juga ditujukan kepada kita semua. Kita (bangsa kafir) juga dipanggil dan dipilih sebelum dunia dijadikan untuk dikuduskan hingga tidak bercacat di hadapan-Nya serta diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Kita dimeteraikan dengan Roh Kudus saat mendengar Firman Allah dan percaya. Roh Kudus menjadi jaminan untuk menjadikan kita milik Allah.

Kita, bangsa kafir, disatukan dengan bangsa Yahudi oleh darah Kristus Yesus menjadi satu tubuh (Ef. 2:12-16). Apa tindakan selanjutnya yang harus kita lakukan? Efesus 4:3 menuliskan, “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:”

Kita harus memelihara kesatuan Roh dengan damai sejahtera sebagai tali peng-ikatnya. Kita harus memelihara/menjaga agar Roh Allah yang tinggal di dalam kita tidak keluar/pergi dari kita. Bukankah oleh kurban Kristus tembok pemisah/perse-teruan orang Yahudi dan orang kafir dirobohkan sehingga tidak ada lagi perbedaan tetapi hati diperdamaikan? Yang harus kita tindak lanjuti ialah berusaha memelihara kesatuan Roh. Mampukah kita? Roh Kudus menolong kita memberikan 9 rasa buah Roh yang dapat kita rasakan dan cicipi yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal. 5:22-23).

Kita dapat merasakan buah Roh Kudus dimulai dari anggota terkecil dalam Tubuh Kristus yaitu kehidupan nikah suami-istri. Sudahkah suami/istri merasakan keubahan dari pasangan hidupnya ditandai dengan kasih, sabar dan lemah lembut?

Bagaimana kita dapat mempertahankan dan memelihara kesatuan Roh Kudus? Galatia 5:24-25 menuliskan, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,”

Kita tidak lagi hidup menuruti keinginan daging (bnd. Ef. 2:1-3). Roh Kudus sebagai Penolong mengingatkan tiap kali emosi dan hawa nafsu kita muncul untuk membawa kita masuk kepada seluruh kebenaran. Masalahnya, kita mau taat kepada pimpinan Roh Kudus apa tidak? Hasilnya jika kita tidak menuruti kemauan daging, kita ada damai sejahtera yang dapat kita rasakan di dalam kehidupan nikah lebih luas lagi dengan sesama jemaat. Contoh: Kain telah ditegur Allah mengenai hatinya yang panas dan mukanya yang muram. Jika dia berbuat baik, mukanya pasti berseri. Namun kain tidak menuruti peringatan Allah, dia lebih mengikuti kemauan daging berakibat terjadinya pembunuhan (Kej. 4:6-8).

Roh Kudus senantiasa mengingatkan kita akan Firman Tuhan agar kita tidak berjalan di dalam daging berdampak damai sejahtera mengikat kita dengan anggota-anggota lain dalam Tubuh Kristus.

Perlu diketahui, keinginan daging selalu berlawanan dengan keinginan Roh; juga sebaliknya (Gal. 5:17). Apa akibatnya jika kita menuruti keinginan daging? Awalnya kita mendukacitakan Roh Kudus; jika kita terus-menerus menentang nasihat dan peri-ngatan Roh Kudus kita memadamkan-Nya sehingga kita dibiarkan hidup sepenuhnya dalam hawa nafsu daging yang berakhir dengan kebinasaan.

Kita yang tergabung dalam satu tubuh dan satu Roh dipanggil kepada satu peng-harapan (Ef. 4:4). Pengharapan apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus (Ef. 1:18)? Efesus 1:22-23 menuliskan, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”

Tubuh Kristus mengharapkan Kristus sebagai Kepala dari tubuh. Sama seperti suami adalah kepala dari istri demikian pula Kristus (Suami) adalah Kepala dari tubuh-Nya (istri). Perhatikan, suami Kristen, sekalipun menjadi kepala keluarga, masih memiliki Kepala di atasnya yaitu Kristus sehingga suami tidak dapat berbuat semena-mena terhadap istrinya.

Waspada, di akhir zaman ini muncul Yesus yang lain, roh yang lain, Injil yang lain (2 Kor. 11:4). Kristus yang mana menjadi Kepala gereja-Nya? Kristus yang mati bagi kita untuk memperdamaikan kita dengan Allah dan memperdamaikan kita dengan sesama.

Siapa yang dimaksud dengan Tubuh Kristus? 1 Korintus 12:12-14 menuliskan, “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak dan segala anggota itu sekalipun banyak merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota tetapi atas banyak anggota.”

Jelas, tubuh Kristus tidak terbatas pada satu kelompok tetapi global anak-anak Tuhan di seluruh belahan bumi. Dengan banyaknya anggota, banyak pula karunia berbeda yang dimiliki oleh masing-masing anggota. Ilustrasi: tubuh kita satu terdiri dari aneka ragam anggota dengan fungsi dan letak berbeda-beda tetapi semua bekerja untuk kepentingan tubuh.

Karena masing-masing anggota Tubuh Kristus mempunyai karakter/sifat dan karunia berbeda satu sama lain; untuk menghindari perpecahan masing-masing hendaknya saling memerhatikan/peduli. Bila ada anggota menderita, semua anggota turut men-derita; jika satu anggota dihormati semua anggota ikut bersukacita. Untuk itu Allah menetapkan adanya rasul, nabi, pengajar, mereka dengan karunia mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani dll. agar masing-masing saling me-lengkapi dan bekerja bahu membahu demi kesatuan anggota-anggota Tubuh Kristus (1 Kor. 12:25-28).

Selain saling mengasihi, Tubuh Kristus harus satu Tuhan (Ef. 4:5-6). Siapa yang dimaksud Tuhan di sini? Tuhan (Kurios) → tuan, pemilik.

Ketika mendengar seruan penderitaan bangsa Israel yang diperbudak oleh bangsa Mesir selama 430 tahun, Tuhan memerhatikan dan memanggil Musa untuk membawa mereka keluar dari rumah perbudakan. Sebelum mereka keluar, Tuhan membuat bangsa Mesir bermurah hati memberikan emas, perak dan kain-kain kepada orang Israel (Kel. 12:35-36). Dengan tangan kuat-Nya, Ia membawa mereka keluar dari Mesir. Namun apa yang terjadi kemudian? Bangsa Israel mengomel muak makan Manna minta daging dan mereka makan dengan rakusnya sehingga Tuhan meng-hukum karena nafsu rakus mereka. Mereka bahkan teringat akan makanan di Mesir (Bil. 11:4-6, 33-34). Ironis, mereka menjerit-jerit tidak tahan diperbudak di Mesir; setelah dilepaskan mereka ingin kembali ke Mesir dan menjadikan Firaun kembali sebagai tuan mereka. Jelas, mereka tidak menjadikan Tuhan pemilik/tuan mereka tetapi mereka bertuhankan perut. Demi kepentingan perut, mereka rela menjadi budak lagi dan kembali kepada kehidupan lama.

Juga saat mereka keberkatan karena diperkaya oleh orang-orang Mesir dengan emas dan perak, mereka malah memilih anak lembu emas menjadi tuannya untuk disembah (Kel. 32:2-6).

Introspeksi: bagaimana relasi kita terhadap Tuhan/Kurios, Pemilik kita, saat dalam kesulitan maupun dalam suasana keberkatan? Apakah Tuhan menjadi tuan kita atau perut menjadi tuhan kita? Waspada, jika kita bertuhankan perut, kesudahannya ialah kebinasaan (Flp. 3:19).

Kita telah ditebus dan kerajaan kita bukan di dunia ini tetapi di Surga. Siapa menjadi tuan kita? Mamon atau Allah (Mat. 6:24)?

Anggota Tubuh Kristus juga memiliki satu baptisan, baptisan selam seperti telah di-contohkan Yesus untuk menggenapi kehendak Bapa-Nya (Mat. 3:13-16).

Kita dikuduskan terus-menerus hingga tidak bercacat cela seperti Dia dan Bapa yang sempurna. Kondisi tidak bercacat cela di hadapan-Nya seperti keadaan perawan yang tidak mencemarkan diri. (Pakaian) perbuatan-perbuatan mereka sudah dibasuh dan mereka terus mengikuti ke mana pun Anak Domba pergi. Dari mulut mereka tidak ditemukan dusta (Why. 14:1-4). Bukankah orang yang tidak bersalah dalam per-kataan ia adalah orang sempurna (Yak. 3:2)?

Hendaknya kita tidak menyia-nyiakan panggilan dan pilihan Allah kepada kita. Sebagai anak-anak Allah, sediakan diri untuk terus menerus dikuduskan oleh-Nya hingga kita didapati tidak bercacat di hadapan-Nya. Sebagai anggota Tubuh Kristus yang besar, kita harus memelihara kesatuan dengan saling memerhatikan/peduli. Buang sifat suka mengomel dan kuasai lidah (hasil buah Roh); hadapi masalah sulit maupun kondisi diberkati dengan tidak melupakan Tuhan, Pemilik kita. Jangan bertuankan Mamon atau perut tetapi tetaplah hidup berjalan di dalam Roh maka pengharapan kita akan tercapai yaitu Ia menjadi Kepala sekaligus Pengantin Pria Surga bagi kita, Tubuh dan Mempelai Perempuan-Nya. Amin.