Kuasa Yang Melampaui Harapan

Pdm. Jusak Pundiono, Lemah Putro, Minggu, 1 Juli 2018

Shalom,

Dalam beberapa kali pelayanan, di awal-awal kegiatan kita sering menghawatirkan banyak faktor terutama tentang keuangan. Namun beberapa kali pula kita mengalami bagaimana Allah memberkati pelayanan tersebut sehingga ending-nya kita semua memuji Tuhan karena kas keuangannya surplus melampaui harapan.

Firman Tuhan hari ini mengajak kita merenungkan bagaimana kita mengalami kuasa yang melampaui harapan, tertulis dalam Efesus 3:20-21, “Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya. Amin.”

Ada tiga subtopik pada ayat-ayat tersebut, yaitu:

1. Kuasa yang sanggup melakukan lebih banyak (ay.20 a).

  • Kuasa Allah melakukan lebih banyak daripada yang kita doakan.

Untuk mengalaminya, kita harus tahu apa yang menjadi kepentingan doa kita. Rasul Paulus memberi contoh bahwa doa yang dipanjatkannya bukan untuk kepentingan orang-orang tertentu dalam jemaat tetapi untuk kepentingan jemaat dalam kesatuan (ay. 16-19). Dampaknya, karena berita Injil, jemaat non-Yahudi menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota Tubuh Kristus Yesus (ay. 16, Ef. 4).

Aplikasi: masing-masing dari kita pasti mempunyai permasalahan pribadi tetapi hendak-nya kita berdoa mendahulukan masalah yang dihadapi demi kepentingan bersama. Rasul Paulus sedang dipenjara namun doa yang dipanjatkan bukan memohon agar dia dibebaskan dari kesesakan penjara tetapi untuk kesatuan jemaat Efesus dalam Tubuh Kristus.

Dan Roh yang dimeteraikan Allah kepada setiap anggota jemaat Efesus (Ef. 1:13-14) juga kita adalah Roh yang menjadikan mereka (kita) satu Tubuh apa pun latar belakang (Yahudi-non Yahudi) dan statusnya (budak-merdeka) [1 Kor. 12:13].

Jelas, apa pun bentuk pencobaan yang menimpa kita, setiap pribadi tetap harus meng-gunakan karunia Roh yang ada pada kita untuk giat melayani demi kepentingan ber-sama (1 Kor. 12:4,7). Misal: menghadapi KKR KMI, masing-masing jemaat berdoa untuk kesatuan Tubuh Kristus sehingga tidak ada seorang/bidang apa pun ditonjolkan karena keberhasilannya.

  • Kuasa Allah melakukan lebih banyak daripada apa yang kita pikirkan

Jemaat Efesus tinggal di kota Efesus yang sangat mengagumkan dan ikon kota tersebut ialah kuil Dewi Artemis (Kis. 19:27) yang menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia kuno. Kota Efesus merupakan kota populer di Asia Kecil karena perdagangannya makmur, mempunyai kota kebudayaan dengan gedung kesenian yang sangat besar juga gedung kuliah dan stadium. Namun Paulus meminta mereka berpikir bukan atas kemegahan fisik tetapi yang rohani karena mereka dikaruniakan kekayaan Kristus (Ef. 3:8) bukan keka-yaan jasmani.

Aplikasi: apa pun yang kita pakai (model pakaian, gaya rambut dll.) dan gunakan (kendaraan, tas dll. yang bermerek), hendaknya penampilan kita secara jasmani mempunyai tujuan rohani sehingga menimbulkan ucapan syukur melihat kekayaan Kristus melalui hidup kita. Hal yang sama juga berlaku dalam dunia pelayanan, penampilan fisik setiap bidang (multimedia, acara, musik dll.) hendaknya bertujuan menampilkan kekayaan Kristus bukan pada pengaguman penampilan fisik dari acara ibadah.

Maka Kuasa yang sanggup melakukan lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan akan menjadi pengalaman kita dalam menghadapi apa pun.

2. Kuasa yang ternyata bekerja di dalam kita (ay. 20b).

Kita tidak perlu pesimistis menghadapi apa pun karena di dalam kita ada kuasa yang sejak kita percaya sudah bekerja di dalam kita yaitu:

v Kuasa Roh Kudus bekerja di dalam hati kita (Ef. 3:16).

Kolom-kolom/tiang-tiang marmer di kota Efesus yang diketemukan oleh arkeolog sangat mengagumkan. Beberapa yang tersisa mempunyai tinggi 11 m dan tampak kukuh. Namun Paulus melihat jemaat harus diteguhkan bukan dengan segala sesuatu yang fisik walau mereka masih hidup di dunia. Jangan mengandalkan kekuatan-kekuatan duniawi melainkan kuasa Roh Kudus yang menyangkut kekuatan dan keteguhan batin.

Rasul Paulus memberikan teladan walau dalam kesesakan dipenjara dia meminta jemaat untuk tidak tawar hati melihat kondisinya (ay. 13).

Kesesakan apa pun yang kita alami, kuasa Roh Kudus membuat kita tetap mampu tampil dalam pekerjaan Tuhan dan pelayanan dalam jemaat. Jika hari-hari ini doa kita terganggu keraguan juga hati kita gelisah melihat keadaan tak kunjung membaik, ingatlah bahwa Roh Kudus telah dimeteraikan pada setiap kita yang percaya. Roh itu adalah jaminan bahwa meskipun secara fisik kita mengalami hal-hal buruk, kita tetap milik Allah (Ef. 1:13-14).

v Kuasa Firman bekerja di dalam hati kita (ay. 17).

Iman datangnya dari mendengar Firman Kristus (Rm. 10:17). Rasul Paulus mengajar di rumah ibadat/sinagog selama tiga bulan dan mengajar Firman Allah setiap hari di ruang kuliah Tiranus selama dua tahun penuh (Kis. 19:8-10).

Oleh iman dari mendengarkan Firman Allah, rahasia Kristus yang dahulu tidak diberi-takan kepada anak-anak manusia telah dinyatakan sekarang sehingga orang-orang non-Yahudi mengalami pengangkatan status begitu tinggi (Ef. 3:4-6). Dengan demikian, keadaan jasmani seburuk apa pun tidak berarti dibandingkan dengan status yang tinggi di hadapan Allah.

v Kuasa kasih bekerja di dalam pemahaman kita (ay.18-19a).

Paulus membandingkan dimensi kebesaran kota Efesus dengan dimensi kebesaran kasih Kristus yang tak terukur lebar, panjang, tinggi dan dalamnya.

Banyak kali Allah mendemonstrasikan bayangan kasih-Nya tanpa kita sadari, contoh: ada binatang buas yang malah mengasuh anak binatang yang seharusnya menjadi mangsanya; ada anak kecil yang melakukan pelbagai macam kegiatan untuk menghibur/menghadiahi/menyenangkan anak-anak lain yang sedang dirawat di rumah sakit dst.

Tidak perlu ragu, walau keadaan secara jasmani belum membaik, tetaplah tekun dalam pelayanan yang Tuhan percayakan karena ada kuasa Roh, Firman, dan kasih yang terus menerus bekerja di dalam kita.

3. Kuasa yang bertujuan memuliakan Allah selamanya (ay. 21).

Karena bangga dengan kotanya, jemaat Efesus pasti bercerita membanggakan kota dan aneka macam fasilitas yang ada di kotanya setiap bertemu orang asing. Namun setelah mereka percaya kepada Yesus Kristus, kepenuhan Allah memenuhi mereka (ay. 19b); mereka pasti melakukan segala sesuatu dengan tujuan memuliakan Allah.

Aplikasi: kalau kita dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah, pikiran kita akan mendorong perbuatan yang pasti ditujukan hanya bagi Dia. Dan perbuatan semacam ini pasti ada kuasanya sehingga betapapun sederhana dan kecil perbuatan itu akan tetap memuliakan Allah. Kalau Allah dimuliakan, Ia pasti memenuhi segala sesuatu yang kita perlukan untuk memuliakan Dia.

Masihkah kita khawatir sekaligus meragukan Allah dan kuasa-Nya yang mampu melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang kita doakan dan pikirkan? Camkan, tidak ada yang mustahil bagi setiap rencana kita yang bertujuan memuliakan Allah karena kuasa Roh Kudus, Firman Allah dan kasih-Nya yang ada dalam kita turut bekerja melampaui harapan kita dan Nama Tuhan dipermuliakan. Amin.