• DARI “SELIDIK” HINGGA “SERUAN”
  • Mazmur 139
  • Lemah Putro
  • 2025-10-05
  • Pdt. Setio Dharma K
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1785-dari-selidik-hingga-seruan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
dari-selidik-hingga-seruan

Shalom,

Pernahkah kita membayangkan dengan teknologi yang makin canggih saat ini, gerak gerik dan tingkah laku kita terekam semua? Mungkinkah perkataan dan pikiran kita juga dapat direkam? Sangat mengerikan bila hal itu terjadi sebab tidak ada lagi ruang privasi bagi kita.

Berbeda dengan Daud yang justru menemukan kedamaian, kelegaan dan makna hidupnya ketika dia dikenal, dikelilingi dan dibentuk oleh Allah secara sempurna. Mazmur 139 membawa kita kepada kekaguman siapa Allah sebenarnya. 

Siapa Allah dan apa respons kita terhadap Dia? 

  • Ia adalah Alah yang mahatahu (ay. 1-6) : Allah mengenal sampai ke akar
    Daud mengaku Allah menyelidiki dan mengenalnya secara pribadi. Sungguh Allah mengenal kita sampai ke dalaman lubuk hati dan pikiran kita. Ia mengetahui segala aktivitas kita – duduk, berdiri, berbaring, pergi, dst. – bahkan tahu sebelum kita mengucapkan perkataan.

Daud sangat terkagum hingga mengatakan, “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (ay. 6) 

Tak dapat dihindari, dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, kita berada dalam era big data dan AI (artificial Intelligence = kecerdasan buatan). Ketika melihat sosial media, algoritma HP kita berjalan – kita akan disodori terus secara otomatis apa yang menjadi kesukaan kita – suka wanita/pria, shopping, kuliner dll. 

Kalau AI mengandalkan data, Tuhan berdasarkan relasi dan cinta. Ia mengenal kita dan mengetahui semua pikiran kita. Jika Allah mengenal pikiran kita, apakah Iblis juga tahu? Tidak. Ingat, Alkitab berotoritas tertinggi, buktinya:

    • Tuhan menyelidiki segala hati, mengerti segala niat dan cita-cita (1 Taw. 28:9).
      Hati-hati, Tuhan sudah mengetahui apakah Anda berniat mau berzina/berselingkuh, memberikan persepuluhan dst. 
    • Tuhan menguji batin (Yer. 17:10). 
      Perlu diketahui menyelidiki hati dan batin adalah hak prerogatif Allah sebab Ia mahatahu dan hak ini tidak dimiliki oleh ciptaan lain termasuk malaikat yang jatuh, yaitu iblis.

Kalau begitu bagaimana peristiwa Ayub dengan Iblis? Iblis hanya menduga (dari sisi eksternal) apakah Ayub tetap takut kepada Allah jika berkat-Nya dicabut (Ay. 1:1-9). Iblis hanya menduga Ayub seorang materialistis. Dia tidak mengetahui isi hati dan kesetiaan Ayub. Demikian pula dengan Yudas Iskariot. Iblis bekerja dalam hati Yudas untuk mengkhianati Yesus bukan karena dia dapat membaca pikiran Yudas tetapi lebih menanamkan ide bersifat menggoda (Yoh. 13:2) karena pada dasarnya hati Yudas penuh dengan keserakahan akan uang (Yoh. 12:6). Jadi Iblis tidak mahatahu tetapi Yudas membuka celah/kesempatan  sehingga mudah terpancing oleh Iblis (Luk. 22:3). Masih ingat bagaimana Hawa digoda oleh ular  menyebabkan manusia pertama jatuh ke dalam dosa?  

Bagaimana cara iblis mengetahui kita? Dari dahulu dia adalah pembunuh manusia dan penipu ulung yang tidak hidup dalam kebenaran (Yoh. 8:44). Waspada, jangan terteman dengan Iblis, si penipu, sebab pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik (1 Kor. 15:33). Oleh sebab itu jangan suka bergaul kepada orang-orang yang percaya takhayul atau mampu melihat roh. Tuhan sendiri tidak menganjurkan dan tidak setuju akan hal ini. 

Iblis mengetahui kelemahan/kekurangan kita karena dia sudah ada ribuan tahun sehingga pengalaman banyak sekali. Dia tahu model manusia dari generasi ke generasi dengan kesukaannya masing-masing – suka duit, suka laki-laki, suka perempuan, suka kekuasaan, dll. dilihat dari perilaku, ucapan dan  keseharian hidupnya. Misal: diberi godaan seperti ini, pasti dia marah karena sumbu pendek atau disodori cewek cantik nan sexy langsung klepek-klepek dsb. Iblis mempunyai data kita lebih dari AI dan akan senang melihat rumah tangga kita berantakan. Ketika rumah tangga tercerai berai, yang paling bersorak adalah Iblis tetapi ketika satu orang bertobat, yang bersorak-sorai adalah malaikat di Surga.

Jelas sekarang, analisa Iblis itu luar biasa tetapi dia hanya bermain di area eksternal tidak sampai ke dalam pikiran kita. Oleh sebab itu kita tidak perlu hidup paranoid, takut Iblis mengetahui pikiran kita sebab pikiran (di area privasi) kita hanya diketahui oleh kita sendiri dan Tuhan. Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Jangan memberi kesempatan kepada Iblis (Ef. 4:27), maksudnya: jangan tetap memelihara pikiran yang berdosa – mempertahankan mata keranjang, hidup pesta pora dan mabuk-mabukan dst. – ini sama dengan menyodorkan big data kita kepada Iblis. Benteng terbaik untuk menangkis serangan Iblis ialah menjalin hubungan intim dengan Tuhan melalui doa dan perenungan Firman. Ini adalah perlindungan terbaik ketika kita membiarkan Allah yang “menyelidiki hati” kita  (Mzm. 139:23). Kita meminta terang-Nya untuk menerangi setiap sudut gelap pikiran kita sehingga tidak ada tipu muslihat Iblis.

Walau Iblis berbahaya dan cerdik, dia tidak mahatahu dan tidak pernah setara dengan Allah. Jadi, kita harus lebih unggul karena Roh Kudus yang ada dalam diri kita jauh lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4:4).

Aplikasi: kita harus hidup jujur (berintegritas) di hadapan Tuhan dan sesama. Tidak ada kemunafikan – di gereja dan dengan orang luar tampil manis dan sabar tetapi sangat kasar dan mudah emosi menghadapi keluarga sendiri. Juga saat dalam kebingungan dan merasa tidak ada seorang pun mengerti masalah kita, mintalah pengertian dari Tuhan yang mahatahu untuk memberikan jalan keluarnya.

  • Ia adalah Allah yang mahahadir (ay. 7-12): Allah menemani kita sampai ke ujung
    Allah yang mahahadir menemani kita sampai di setiap sudut mana pun kita berada. Kehadiran-Nya tidak dapat dihindari bahkan saat kita berbuat dosa dan hidup bergelimangan dalam kegelapan dosa pun, Ia hadir di sana (Yer. 23:23-24). Allah memenuhi langit dan bumi bahkan langit dan tingkap-tingkap langit tidak mampu memuat kehadiran-Nya (1 Raja. 8:27). Analogi: selama masih ada Wifi, di mana pun kita berada kita akan terhubung; tetapi kalau kita berada di puncak Jaya, Papua, di mana tidak ada Wifi, kita tidak dapat terhubung dengan siapa pun. Namun sinyal-Nya Tuhan tidak terbatas, tidak pernah lemah dan memenuhi alam semesta. 

Tahukah kehadiran Tuhan tidak pernah lepas dari kuasa-Nya. Buktinya, seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun diam-diam memegang jumbai jubah Yesus maka penyakitnya sembuh (Luk. 8:43-44).

Introspeksi: mengapa kita tidak mengalami kuasa Tuhan? Seberapa jauh kita terhubung dengan Dia? Masalahnya ada pada kita sendiri; oleh sebab itu jangan salahkan orang lain apalagi menyalahkan Tuhan. Ia hadir di segala tempat namun di mana kita? Saat kita jatuh dalam dosa dan ingin bersembunyi seperti Adam-Hawa, ingatlah: kita tidak bisa. Kehadiran-Nya justru adalah undangan untuk bertobat, bukan untuk lari. Dialah terang yang bisa menembus kegelapan hati kita. 

  • Ia adalah Allah yang mahakuasa (ay. 13-18): Allah yang membentuk kita dengan tujuan
    Betapa hebatnya Allah menenun kita sejak dalam kandungan bahkan hidup kita ditulis dalam kitab-Nya sebelum kita dibentuk. Tahukah proses penenunan memerlukan kehati-hatian, ketrampilan, dan seni/artistik. Buktinya bayi kembar identik pun masih ada perbedaannya. Setiap orang diciptakan secara unik dan tidak dapat tergantikan oleh apa pun. 

Aplikasi: hendaknya kita menghargai tubuh kita dan menerima diri kita tanpa perlu melakukan bedah plastik untuk mengikuti standar kecantikan dan popularitas yang ditetapkan oleh dunia. Ingat, aborsi dan bunuh diri berarti tidak menghargai penenunan yang Tuhan lakukan atas sebuah kehidupan. Bila kita mengetahui Allah itu mahakuasa, kita akan berpengharapan sebab Ia memegang kendali atas semua.

  • Seruan membenci dosa sebagai respons dari hidup yang telah mengalami transformasi (ay. 19-24).  
    Setelah hidupnya ditranformasi oleh Tuhan, Daud menjadi pembenci perbuatan dosa bukan orangnya yang berbuat dosa seperti penggenapan perintah Tuhan di Perjanjian Baru, yakni: mengasihi musuh. 

Aplikasi: memang kita membenci dosa tetapi kita harus mendoakan mereka yang berbuat dosa. Ingat, Tuhan datang ke dunia untuk menebus kita, orang berdosa. Jadi, gereja terbuka bagi para pendosa bukan malah merendahkan/menghina pendosa yang datang ke gerja karena ingin kelepasan dari dosa-dosanya. Apakah kita lupa siapa kita dahulu sebelum ditransformasi oleh Tuhan? Berhentilah membicarakan kekurangan orang lain dan introspeksi diri seperti diperbuat oleh Daud. 

Apa kata Daud mengakhiri tulisannya? “Lihatlah, apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (ay. 24) 

Perhatikan, gelar akademis banyak dan kekayaan setumpuk tidak dapat membawa kita masuk ke Surga kalau jalan kita serong di hadapan Tuhan karena kita terus menerus melakukan dosa. Kita harus memisahkan diri dari perbuatan orang fasik dan berdiri dipihak Allah sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kita harus tetap mempunyai prinsip membenci dosa tetapi mengasihi orang yang berbuat dosa.

Kita perlu mengoreksi (menyelidiki) diri sendiri sebelum menghakimi orang. Kita melihat kekurangan diri dahulu untuk diperbaiki bukan cepat menggosip kejelekan orang lain. Jujur, kita sulit untuk menyaksikan kebaikan Tuhan tetapi begitu mudah dan cepat membicarakan tentang orang lain.  

Daud mengalami Allah yang mahatahu, mahahadir dan mahakuasa tetapi ia tetap seorang pendosa yang membutuhkan selidik dari Tuhan. Siapa kita? Hanya ada satu Pribadi yaitu Yesus Kristus, yang pikiran-Nya selalu murni dan tidak pernah lari dari kehadiran Allah. Ia mati disalib untuk dosa-dosa kita yang diselidiki oleh Allah. Biarlah Allah menyelidiki kita, mengenal hati dan pikiran kita untuk senantiasa diperbarui sehingga kita mampu mengasihi pendosa lain agar jiwanya terselamatkan karena terhubung dengan Tuhan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: