Shalom,
Tahukah suasana Surga tidak dapat diatur atau dicegah atau dipaksa oleh manusia siapa pun? Tuhan berdaulat sepenuhnya atas suasana kematian maupun suasana kebangkitan Yesus yang kita rayakan dari tahun ke tahun termasuk hari ini. Sudahkah kita mengalami suasana kebangkitan dan diangkat menjadi anak-anak Allah?
Kematian Yesus membuat kepala pasukan Romawi mengaku bahwa Yesus benar-benar Anak Allah (Mat. 27:54; Mrk. 15:39) dan orang benar (Luk. 23:47). Orang kafir mempermuliakan Allah; jauh berbeda dengan sikap orang-orang Yahudi yang malah mengejek, menghina dan menolak Yesus. Sungguh, kita beroleh anugerah Tuhan dapat memuliakan Yesus, Anak Allah, yang bangkit dari kematian mengalahkan maut!
Masihkah peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus membekas di pikiran dan hati kita yang diingatkan oleh Roh Kudus melalui tulisan empat Injil dalam Alkitab? Siapa mereka?
- Penulis Injil Matius ialah Matius, salah satu rasul Yesus yang sebelumnya bekerja sebagai pemungut cukai.
- Injil Markus ditulis oleh Yohanes Markus (bukan rasul) yang mendampingi Barnabas dan Saulus dalam pelayanan mereka (Kis. 12:12; 13;5) dan diakui sebagai anaknya Petrus (1 Ptr. 5:13). Markus pula yang menulis Petrus menyangkal Yesus hingga tiga kali (Mrk. 14:66-72).
- Injil Lukas ditulis oleh dokter Lukas (Kol. 4:14), orang Yunani, teman dan pendamping Paulus (2 Tim. 4:11; Fil. 1:24). Lukas menulis dengan terperinci tentang kelahiran Yesus oleh perawan Maria. Anak yang dilahirkan disebut kudus, Anak Allah yang mahatinggi (Luk. 1:26-35).
- Injil Yohanes ditulis oleh murid yang dikasihi Yesus itulah Yohanes (Yoh. 21:20). Yesus mencintai Yohanes tetapi dia tidak diberi tugas seperti kepada Petrus yang ditugaskan untuk menggembalakan domba-domba Yesus (Yoh. 21:15:17).
Introspeksi: sudahkah kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus? Atau pengikutan kita kepada-Nya bukan atas dasar sukarela tetapi didorong-dorong serta dipaksa? Tahukah Saulus yang sangat membenci Yesus dan siap membunuh pengikut-pengikut-Nya malah berubah drastis setelah bertemu dengan Yesus yang bangkit? Terbukti Tuhan mencari orang yang penuh dengan kegagalan rohani seperti Saulus ini.
Perhatikan, kita yang percaya Yesus diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12) dan apabila kita melayani Dia akan dihormati oleh Bapa (Yoh. 12:26).
Introspeksi: jujur, bukankah kita sering mencari penghormatan dari manusia? Sudahkah kita mengikut Tuhan dan melayani-Nya dengan sungguh-sungguh? Ingat, siapa mau mengikut Tuhan harus menyangkal diri dan memikul salibnya (Mat. 16:24). Jangan bertindak seperti orang muda kaya yang lebih memilih harta kekayaannya ketimbang mengikut Yesus untuk beroleh hidup kekal (Mat. 19:16-22).
Waktu Yesus bangkit, Ia mencari murid-murid-Nya bukan mereka yang mencari Dia. Ketika Maria Magdalena yang sembuh dari kerasukan tujuh setan bersama Maria lain pergi ke kubur Yesus dan tidak menemukan-Nya, malaikat menyuruh mereka memberitahu para murid bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian dan pergi ke Galilea menemui mereka (Mat. 28:7). Tiba-tiba Yesus menjumpai perempuan-perempuan itu dan mereka menyembah-Nya (ay. 9).
Sungguhkah kita yakin Yesus bangkit dari antara orang mati? Dan apakah kita menyembah Dia tanpa keraguan? Yesus bangkit bukan untuk menghukum tetapi menunjukkan kasih-Nya. Ia telah menerima kuasa dari Surga maupun di bumi (Mat. 28:18) dan segala yang ada di langit dan di atas bumi maupun di bawah bumi berteluk lutut kepada-Nya (Flp. 2:9-10). Kalau Allah di pihak kita, siapa lawan kita (Rm. 8:31)? Sebelum naik ke Surga, Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya dan Ia menyertai mereka senantiasa sampai pada akhir zaman (Mat. 28:19-20).
Penulis Injil Markus mengisahkan Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome membeli rempah-rempah dan pergi ke kubur untuk meminyaki Yesus. Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada Maria Magdalena lalu perempuan itu memberitahu mereka yang sedang berkabung dan menangis. Mereka tidak percaya mendengar Yesus hidup (Mrk. 16:9-11).
Akhirnya Yesus menemui 11 murid-Nya yang sedang makan. Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka akan kebangkitan-Nya. Kemudian Ia menyuruh mereka memberitakan Injil kepada segala makhluk di dunia; siapa yang percaya, dibaptis dan diselamatkan (ay. 14-15). Heran, Tuhan memakai Markus bukan rasul tetapi anak rohani Petrus yang bertobat atas bimbingan orang tua rohaninya. Markus tidak berdiam diri tetapi menulis kematian dan kebangkitan Yesus juga pemberian kuasa mengusir setan kepada para utusan (ay. 17). Terbukti ada penginjilan dan pengajaran oleh kebangkitan Yesus.
Bagaimana dengan penulis Injil Lukas, tabib Lukas yang bukan orang Yahudi? (Luk. 24:45-53). Berita kebangkitan Yesus yang disampaikan perempuan-perempuan kepada rasul-rasul tidak dipercaya oleh mereka (Luk. 24:10-11). Kemudian Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada dua murid yang pergi ke Emaus dalam keadaan sedih. Siapa yang pulang gereja tetap susah walau sudah mendengar Yesus telah bangkit dari kematian?
Di Injil lukas, orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, “Kapan Kerajaan Surga akan datang?” (Luk. 17:20) dan dijawab oleh-Nya, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah.”
Injil Lukas juga menuliskan saat Yesus mau naik ke Surga, murid-murid sujud menyembah dan mereka pulang ke Yerusalem penuh sukacita dan berada di dalam Bait Allah memuliakan Dia (Luk. 24:50-53). Terbukti di era gereja mula-mula, mereka suka bersekutu menyembah Allah; alhasil 3.000 jiwa bertobat dan dibaptis (Kis. 2:41). Bagaimana pola hidup kita sekarang dalam bergereja? Masihkah kita suka mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah atau malah menjauh darinya terlebih seusai pandemi COVID? Merasa cukup beribadah melalui live streaming atauu siaran tunda?
Penulis Injil Yohanes cukup produktif, dia menulis Injil Yohanes, Surat 1-3 Yohanes dan Wahyu mengenai Yesus yang akan datang sebagai Raja di atas segala raja juga tentang Yerusalem baru. Penulis ini juga mengingatkan kita agar tidak mencintai dunia dan segala yang ada di dalamnya sebab ini berarti kasih Allah tidak ada di dalam kita (1 Yoh. 2:15).
Apa yang ditulis Yohanes mengenai kebangkitan Yesus? Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya tetapi Tomas tidak ada bersama mereka. Tomas tidak percaya akan kebangkitan Yesus sebelum dia mencucukkan jari ke dalam bekas paku pada tangan dan lambung Yesus (Yoh. 20:24-25). Delapan hari kemudian mereka berkumpul dalam rumah yang terkunci dan Tomas bersama mereka. Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka mengatakan, “Damai sejahtera bagi kamu!” (ay. 26) dan berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi melainkan percayalah.” (ay. 27) Tomas akhirnya mengaku, ‘Ya Tuhanku dan Allahku!” (ay. 28)
Aplikasi: hendaknya kita suka bersekutu yang mendatangkan damai sejahtera dan memerhatikan anggota tubuh Kristus yang tidak beribadah oleh sebab ketidakpercayaan akan kebangkitan Kristus. Kita memang tidak melihat Yesus kasatmata tetapi percayai semua Firman yang tertulis dalam Alkitab yang sudah dikanonisasi. Alkitab (fisik) dapat hilang tetapi Yesus, Firman menjadi manusia, bersifat kekal.
Setelah Yesus bangkit, Ia menampakkan diri kepada murid-murid di pantai danau Tiberias dan sarapan dengan mereka (Yoh. 21:1-12). Kemudian Yesus menugaskan Petrus yang hanya mampu mencintai Yesus sebatas teman (phileo) untuk menggembalakan domba-domba-Nya (ay. 15-17). Yesus sendiri adalah Gembala baik yang memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11). Petrus sempat menanyakan apa yang akan terjadi dengan Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, tetapi Yesus menegaskan agar dia tidak ikut campur urusan orang lain; yang penting dia mengikut Yesus (Yoh. 21:21-22).
Aplikasi: marilah kita melayani Tuhan walau ditandai keterbatasan sebab Tuhan tidak pernah keliru memilih orang yang dianggap pantas melayani-Nya. Memang Petrus pernah menyangkal Yesus tetapi pada akhirnya dia militan melayani Yesus setelah dipenuhi Roh Kudus bahkan rela mati syahid bagi-Nya. Juga kita melayani Tuhan tanpa menunggu atau membanding-bandingkan dengan pelayanan orang lain. Ini bukan urusan kita!
Bila kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus, kita akan diliputi damai sejahtera, suka bersekutu dalam pertemuan dengan anggota tubuh Kristus lainnya, setia melayani Tuhan tanpa dipaksa serta gemar merenungkan Firman Tuhan untuk mengenal Dia lebih dalam hingga kita mengalami keselamatan sepenuhnya saat Ia datang kembali menjemput kita untuk tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.