Shalom,
Sungguhkah mengikut Yesus adalah kesukaan hati dan kekuatan hidup kita? Juga masih senang dan tidak bosankah kita membaca Mazmur 119? Benarkah Firman Tuhan menguatkan kita dalam menjalani hidup dengan segala macam persoalannya?
Terbukti perintah Firman Tuhan luas sekali (ay. 96) mencakup seluruh pelosok dunia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Firman Tuhan yang terdengar di dalam maupun di luar negeri, di desa maupun di kota tetap sama selamanya. Namun yang lebih penting, sudahkah kita mengalami Firman yang telah kita dengar?
Pengalaman apa yang kita peroleh melalui Mazmur 119:89-96 ini?
- Bahwa Firman Tuhan itu teguh di Surga (ay. 89).
- Bumi sampai saat ini ada oleh karena Allah ada (ay. 90).
- Semua yang ada di bumi ini melayani Dia (ay. 91).
Yang melayani Tuhan bukan hanya mereka yang mengenal Tuhan tetapi benda mati yang tidak dapat bergerak pun melayani Dia. Benarkan demikian? Ternyata biola, trumpet, piano yang tidak bernyawa menjadi hidup melantunkan lagu nan indah untuk melayani Tuhan ketika dimainkan oleh para pemain musik. Demikian pula dengan perabot-perabot (mati) yang ada di dalam Tabernakel; mereka menjadi hidup oleh sebab pelayanan Harun dan anak-anaknya.
Introspeksi: apakah kita yang hidup menjadi “benda mati” karena tidak mau melayani Tuhan? Ironis, banyak orang hidup malah tidak mau beribadah dan melayani Tuhan!
Sungguh, bila Firman Tuhan tidak menjadi kegemaran kita, kita telah binasa dalam kesengsaraan kita (ay. 92). Kalau kita menolak teguran dan nasihat Firman Tuhan, kita telah binasa oleh sebab dosa pelanggaran kita.
Memang (Firman) Tuhan itu teguh di Surga tetapi Ia mahahadir di antara kita. Oleh sebab itu kita tidak boleh melupakan-Nya begitu selesai ibadah dan pelayanan di gereja karena merasa sudah bebas tugas. Bukankah kita makan paling sedikit tiga kali sehari? Bagaimana kondisi hidup rohani kita kalau kita cuma makan Firman Tuhan seminggu sekali? Berapa banyak vitamin Firman masuk dalam hidup kita dan berapa ayat telah kita percayai? Firman Tuhan dicerna di dalam tubuh menjadi zat makanan rohani yang mengalir ke tangan untuk berbuat baik, ke kaki untuk melangkah mengikut Dia, ke hati untuk berdoa dan mengingat-Nya dst. Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat Efesus bahwa mereka dahulu sudah mati karena pelanggaran dan dosa mereka (Ef. 2:1). Demikian pula dengan kita tetapi Yesus mati supaya kita hidup dan karena Ia hidup, kita akan bersama dengan- Nya selamanya. Bila kita mencintai Yesus, tidak ada omelan, kejenuhan, kelelahan keluar dari mulut kita dalam beribadah maupun melayani Dia.
Terbukti Allah Tritunggal – TUHAN/YHWH, Firman dan Roh Kudus – tetap teguh di Surga untuk selama-lamanya (ay. 89). Menjelang ajalnya, Stefanus yang penuh Roh Kudus menatap ke langit dan melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah (Kis. 7:55). Jelas Allah Tritunggal di dalam Tuhan Yesus Kristus menyertai dia juga ada di tengah kita.
Pemazmur mengaku bahwa dia tidak melupakan titah Tuhan untuk selamanya sebab dengan itu Tuhan menghidupkannya (ay. 93). Masihkah kita mengingat ayat-ayat dalam Alkitab atau kita sudah lupa semuanya? Jujur, kita sering menyalahkan orang lain tidak berubah padahal Tuhan mau mengubah kita tetapi kita yang tidak mau berubah karena kita sudah merasa nyaman dengan kondisi duniawi dan teman-teman kelompok kita. Ingat, Roh Kudus mengingatkan kita bila kita ada Firman Tuhan dalam hidup kita.
Introspeksi: berapa ayat Firman Tuhan telah menolong kita? Kalaupun Tuhan tidak menolong bagaikan ada duri dalam daging, masihkah kita bertahan untuk mengasihi-Nya? Namun bagaimana mungkin kita mengasihi Yesus,
Mempelai Pria Surga, kalau kita tidak mencintai Firman-Nya? Ingat, kita telah dipertunangkan sebagai perawan suci kepada Kristus (2 Kor. 11:2) berarti kita adalah milik-Nya.
Selanjutnya pemazmur memohon keselamatan dari Tuhan yang memilikinya sebab dia mencari titah-titah-Nya (ay. 94) karena orang-orang fasik mau membinasakan dia tetapi dia memerhatikan peringatan-Nya (ay. 95).
Sudahkah kita memerhatikan dan menuruti perintah-Nya? Tuhan menginginkan kita melakukan “turning point’ (= titik balik) dari jalan sesat menuju kebinasaan berbalik kepada jalan, kebenaran, dan hidup itulah Yesus (Yoh. 14:6). Mengapa? Sebab orang-orang fasik sedang menanti untuk membinasakan kita. Siapa mereka? (1) Iblis yang sudah dikalahkan (2) dunia dan cinta uang yang menjadi akar dari segala kejahatan (1 Tim. 6:10) serta (3) diri sendiri (ego kita) sebab dalam diri kita tidak ada sesuatu pun yang baik (Rm. 7:18). Waspada, hati merupakan sumber kejahatan dan kenajisan (Mat. 15:19).
Jelas siapa pun kita – tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin dst. – hendaknya memerhatikan peringatan-peringatan- Nya sebab perintah-Nya luas sekali (ay. 96). Firman Tuhan mengingatkan bahwa segala sesuatu ada waktunya – ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal; ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa dst. (Phk. 3:1-8). Bukankah kita juga mengalami masa sukar dan masa sukacita silih berganti? Apa pun yang terjadi, Firman Allah yang luas menyertai kita di mana pun dan kapan pun.
Apa yang dilakukan oleh segala sesuatu yang ada di bumi? Segala benda terang di langit; binatang di air, di darat dan di langit; alam semesta; raja-raja dan pembesar di bumi; orang tua-muda, teruna-dara memuji-muji Tuhan sebab keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit serta Ia menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya (Mzm. 148:1-14).
Marilah kita semua termasuk kaum muda menjaga kekudusan hidup agar tidak terseret arus pergaulan bebas yang menyebabkan dosa terhadap tubuh sendiri (1 Kor. 6:18). Juga pegang teguh Firman Allah bukan injil lain atau filosofi dunia sebab pelayanan kita berlanjut hingga pada kekekalan bersama Mempelai pria Surga. Amin.