• MEMAHAMI KEBAIKAN ALLAH (JOHOR)
  • Mazmur 119:65-72
  • Johor
  • 2025-01-26
  • Pdm. Jannen Pangaribuan
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1710-memahami-kebaikan-allah-johor
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Ada satu ungkapan yang menarik dalam Bahasa Inggris, “God is good all the time, all the time God is good” artinya Allah itu baik di sepanjang masa/waktu. Apa pun yang terjadi entah banjir bandang, kebakaran hebat dll. yang terjadi karena cuaca ekstrem, kita percaya Allah tetap baik adanya.

Kapan dan dalam suasana apa Tuhan itu baik bagi kita?

  • Tuhan baik kepada kita saat kita masih berseteru dengan-Nya (ay. 65-67).

“Engkau telah berbuat baik kepada hamba-Mu sesuai dengan firman-Mu, ya Tuhan. Ajarilah aku pertimbangan dan pengetahuan yang benar sebab aku percaya akan perintah-perintah-Mu. Sebelum aku direndahkan aku tersesat tetapi sekarang aku berpegang pada janji-janji-Mu.” (TB2)

Kenyataannya Tuhan itu baik bukan hanya saat kita baik dan penurut tetapi justru Ia telah menyatakan kebaikan- Nya saat kita masih berseteru dengan-Nya oleh sebab pemberontakan, penyimpangan dan ketersesatan kita (bnd. Rm. 5:6-8). Bahkan Yesus Kristus sudah mati bagi kita ketika kita masih berdosa dan kebenaran ini patut kita syukuri karena Ia tidak memandang seberapa jahatnya hidup kita tetapi Ia nyatakan kasih-Nya dengan mati tersalib di Golgota.

Kalau begitu apa yang dapat kita pelajari dari kebaikan Allah ini? Ia menunjukkan kedaulatan-Nya di dalam kasih- Nya. Kasih-Nya tidak dibatasi oleh keadaan kita. Ia mengasihi bukan karena kita layak dikasihi, ketika manusia pertama jatuh dalam dosa di Taman Eden di sana Allah telah menunjukkan kasih-Nya. Seharusnya Allah jijik melihat manusia yang berdosa tetapi Ia malah hadir dan mencari mereka di dalam kejatuhannya. Ia juga hadir saat ini menyapa kita apa pun kondisi kita – baik maupun buruk.

Memang Tuhan itu baik tetapi bukan berarti ketika Ia baik dan penuh belas kasihan, kita kemudian mempermainkan kasih karunia-Nya. Itu sebabnya pemazmur memohon agar dia diajari pertimbangan (bhs. Ibr. Ta’am: taste, judgment = kemampuan untuk mencicipi/merasakan, pertimbangan) dan pengetahuan yang baik.

Jadi kita harus mampu merasakan/mencicipi mana yang baik dan benar dalam proses pertumbuhan rohani. Dengan kata lain, kita bertumbuh dalam pengetahuan juga indra rohani kita dapat membedakan mana yang benar dan tidak benar. Anak Tuhan harus ada pendirian dalam hal yang membutuhkan pertimbangan dan mengambil sikap yang sesuai dengan keberadaannya sebagai orang percaya.

Sesungguhnya perintah Tuhan itu “ya dan amin” tetapi kita sering tidak memberi ruang pada kebenaran Firman. Pemazmur mengakui bahwa dia menyimpang sebelum tertindas tetapi sekarang dia berpegang pada janji-Nya. Jujur, kita sering sukar dinasihati sehingga Allah menghajar anak yang dikasihi-Nya (Ibr. 12:6) agar kita sadar berada dalam keadaan yang salah. Celaka apabila kita dalam keadaan tidak benar dibiarkan saja oleh-Nya, ini menunjukkan kita bukan anak yang dikasihi tetapi anak haram (ay. 8). Jadi jangan berbangga dan merasa aman ketika berbuat salah tidak ada teguran! Allah menghajar kita yang dikasihi-Nya supaya kita mendapat bagian dalam kekudusan bukan kenajisan/kecemaran karena orang cemar tidak mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah (Ef. 5:5).

  • Tuhan tetap baik saat kita ditindas tanpa salah (ay. 68-70).

“Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Orang yang kurang ajar (the proud = sombong) menodai aku dengan dusta tetapi aku dengan segenap hati aku akan memegang titah- titah-Mu. Hati mereka tebal seperti lemak tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku.”

Kondisi dalam keadaan tidak bersalah bahkan berjalan dalam kebenaran Firman Tuhan, juga tekun dalam beribadah tidaklah menjadi jaminan bahwa semua akan berjalan mulus dan kita tidak mengalami hal-hal yang menyakitkan hati.

Kesaksian Pembicara: saat melayani sebagai pengerja, beliau difitnah mencuri barang berharga yang hilang dan harus menggantinya dengan mencicil setiap bulan. Pasti orang-orang memandangnya rendah dan tidak dapat dipercaya. Dengan berjalannya waktu datang pengakuan bahwa yang mencuri adalah teman Beliau. Uangnya dikembalikan bertepatan saat Beliau membutuhkan dan namanya dipulihkan.

Janganlah membunuh karakter rekan sepelayanan agar nama diri sendiri baik tetapi buktikan kualitas kerja yang bagus maka Tuhan yang baik pasti membela. Pemazmur menegaskan orang kurang ajar/sombong berhati tebal tertutup lemak sehingga tidak sensitif terhadap perasaan seseorang dan tega menodai/memperburuk nama sesama.

·       Tuhan baik tidak hanya saat memberkati kita dengan perkara jasmani (ay. 71-72).

Sadarkah kita dipelihara Tuhan sehingga dapat bangun dengan badan sehat, menikmati udara segar dan makan makanan yang baik dst.? Namun ketersediaan dan ketercukupan hal-hal jasmani sering malah membuat kita terlena kemudian melupakan bahwa Tuhan itu baik.

Pemazmur mengaku bahwa dalam kondisi tertindas pun itu baik baginya supaya dia belajar ketetapan Tuhan dan Taurat-Nya yang lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.

Introspeksi: pernahkah kita menyadari bahwa Firman Tuhan adalah harta yang sangat berharga? Tahukah sebenarnya kita tidak berhak menerima kebenaran Firman Tuhan karena kita adalah bangsa kafir yang tidak dipercayakan akan Firman Allah tetapi bangsa Yahudi (Rm. 3:1-2)? Bahkan untuk mendengar Firman pun tidak layak karena bukan bagian kita. Lebih jelas lagi dikatakan bahwa bangsa kafir tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia (Ef. 2:11-12). Apa yang kita terima sekarang adalah harta rohani dari orang-orang pilihan Tuhan yang dibagikan kepada kita secara cuma-cuma (Rm. 15:27). Saat orang Israel di Yerusalem mengalami kemiskinan, Rasul Paulus meminta orang percaya berbagi harta kekayaan jasmani karena mereka sudah mengalami kekayaan rohani dari bangsa Israel. Bagaimana dengan kita? Apakah kita bersedia berbagi untuk pekerjaan Tuhan karena kita sudah begitu banyak menerima berkat rohani atau kita terlalu hitung-hitungan dalam memberi?

Kita patut bersyukur karena kita dahulu jauh dari perjanjian Allah, jauh dari kemurahan dan harta rohani, tetapi sekarang kita dapat menikmati kebenaran Firman-Nya di dalam Kristus. Terbukti pengalaman direndahkan, ditindas, dihina seizin Tuhan bertujuan supaya kita memiliki ruang di dalam hati untuk tempat bagi harta rohani itulah Firman Tuhan yang menuntun kita kepada keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus. Dengan demikian setiap dari kita kepunyaan Allah diperlengkapi untuk perbuatan baik (2 Tim. 3:14-17).

Aplikasi: sudah selayaknya kita yang telah diperlengkapi oleh Firman Tuhan berbuat kebaikan dengan bersaksi kepada mereka yang masih hidup dalam kegelapan, menolong sesama yang membutuhkan, mengampuni mereka yang berbuat jahat kepada kita dll.

Kita yakin bahwa Allah itu baik sepanjang masa – saat kita masih berseteru dengan-Nya oleh karena dosa, Ia menyerahkan Anak tunggal-Nya mati untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan; saat kita hidup dalam kebenaran Firman tetapi mengalami penindasan tanpa salah, Ia membela kita; bahkan Ia memberkati kita dengan harta rohani yakni Firman-Nya agar kita berbuat kebaikan kepada sesama seperti yang telah Ia lakukan kepada kita. Dengan demikian makin banyak orang diselamatkan oleh karena kebaikan dan kasih-Nya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: