Shalom,
Sebagai orang percaya, orang Kristen sudah terbiasa memuji dan bermazmur bagi Tuhan sehingga saat ada event di sekolah, kantor, dll. berkaitan dengan nyanyian, mereka umumnya disuruh maju untuk menyanyi ataupun mewakili. Hal tersebut dikarenakan orang Kristen sudah terbiasa dengan nyanyian pujian, walau tidak semua dari mereka dapat bernyanyi dengan baik.
Tema kita kali ini “Aku Mau Bermazmur Bagi-Mu” diambil dari Mazmur 108. Kata ‘aku’ menunjukkan bahwa setiap pribadi mau bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan, Raja sesembahan kita.
Perlu diketahui bahwa Mazmur 108 merupakan gubahan, saduran dan penulisan ulang dari Mazmur 57 dan 60. Ayat 1 merupakan pendahuluan dari Mazmur ini, sementara Ayat 2-6 paralel dengan Mazmur 57:8-12, dan Ayat 7-14 paralel dengan Mazmur 60:7-14.
Mengapa Daud bermazmur bagi Tuhan?
- Karena pengalaman pribadi atas kasih setia dan pertolongan Tuhan (Mzm. 108:2-6; 57:8-12).
Mazmur 57:1-7 mengisahkan Daud lari dari kejaran Saul dan berada di dalam gua. Daud dalam pergumulan berat dan memohon agar Tuhan menyelamatkan dia dari maut yang ada di hadapannya. Walau ada kesempatan untuk membunuh Saul, Daud tidak melakukannya karena dia menghargai urapan Tuhan atas Raja Saul apa pun sikap Saul terhadapnya. Daud berkeyakinan Tuhan lebih besar dari permasalahan yang dihadapinya saat itu (ay. 8-12) dan bagian ini diulang di Mazmur 108.
Daud menyadari pertolongan Tuhan yang luar biasa bukan karena kehebatannya sehingga dia luput dari usaha pmbunuhan yang Saul inginkan. Tanpa tindakan apa pun dari Daud, Tuhan mengatur sesuatu yaitu Israel diserang orang Filistin sehingga Saul berhenti mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin (1 Sam. 23:27-28). Daud menyadari kasih setia dan pertolongan Tuhan lebih tinggi dari permasalahan yang dihadapinya.
- Karena umat-Nya beroleh kemenangan (Mzm. 108:7-14; 60:7-14).
Mazmur 60 menuliskan Daud sudah menjadi raja atas seluruh Israel. Dia memperkuat kerajaannya dengan mengalahkan banyak musuh seperti orang Aram-Mesopotamia, orang Aram-Zoba, orang Edom (2 Sam. 8:13; 1 Taw. 18:12). Dia juga menyerang para musuh yang mengeliling Israel, yaitu sebelah barat orang Filistin, sebelah timut Moab dan Amon, sebelah utara Aram, serta sebelah selatan Edom dan mengalami kemenangan luar biasa. Daud mengakui kemenangan itu sepenuhnya karena perbuatan gagah perkasa dari Allah (Mzm. 60:14). Jadi, Allahlah yang memberikan kemenangan kepada Daud dan tentaranya sehingga mereka mengalami kemenangan demi kemenangan.
Namun Mazmur 60 menuliskan satu peristiwa yang tidak tertulis di 2 Samuel maupun 1 Tawarikh yakni ada indikasi Daud pernah mengalami perlawanan cukup keras dari lawannya bahkan untuk sementara waktu dia dikalahkan. Allah telah membuang mereka bahkan murka-Nya melanda mereka sehingga musuh menyerang mereka dengan keras (ay.3-6). Daud menyadari dirinya dan pasukannya melakukan dosa sehingga memohon pemulihan. Ada kemungkinan mereka mengandalkan kehebatan sendiri juga bantuan dari sahabatnya sehingga mereka melupakan Tuhan. Hal ini tidak menyenangkan Tuhan sehingga sezin Tuhan mereka diserang dengan keras oleh lawan-lawan. Namun Daud segera menyadarinya lalu berdoa kepada Tuhan dan akhirnya Tuhan memberikan kemenangan.
Mazmur 108 menuliskan dua latar belakang pengalaman berbeda yang digabungkan oleh Daud. Daud mengingat kasih setia Tuhan di masa lampau juga keyakinannya atas pertolongan Tuhan bagi dia dan orang-orangnya dalam menghadapi segala tantangan di hadapannya (ke depan). Untuk itu Daud mengajak kita untuk bermazmur bagi Tuhan. Walau kata-katanya telah lama tertulis dalam Alkitab tetapi kata-kata tersebut menjadi nyanyian baru itulah pengalaman baru bagi kita.
Bagaimana kita bermazmur bagi Tuhan berdasarkan Mazmur 108?
- Dimulai dari kedalaman hati dan jiwa kita (ay. 2).
Kita perlu menyiapkan hati dan jiwa saat bermazmur bagi Tuhan bukan asal bernyanyi tetapi dari hati yang sudah dipulihkan oleh-Nya.
Introspeksi: bagaimana kita datang melangkah ke rumah Tuhan? Sudahkah kita mempersiapkan hati dan jiwa kita? Atau kita ke gereja hanya rutinitas untuk memenuhi liturgi gereja?
Kenyataannya, permasalahan sering membuat kita tawar dan kecut hati sehingga kita tidak bergairah untuk datang beribadah karena merasa pergi/tidak pergi gereja masalah tetap ada. Daud memberikan teladan yang patut dicontoh. Sekalipun berada dalam masalah berat dan nyawa dapat melayang sewaktu-waktu, dia tetap menyiapkan hati untuk bermazmur karena percaya kasih setia Tuhan akan menolongnya. Bukankah kita diingatkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan segenap akal budi kita (Mrk. 12:30)? Artinya kita mengasihi Tuhan dan bermazmur bagi-Nya di dalam seluruh aspek kehidupan kita apa pun kondisi kita.
- Bermazmur bagi Tuhan dilengkapi dengan alat musik (ay. 3a).
Selain menyiapkan hati dan jiwa untuk memuji Tuhan, kita dapat bermazmur disertai alat musik. Saat itu Daud memang terkenal sebagai pemazmur, penyanyi dan pemain kecapi.
Di dalam perkembangannya, Daud sudah mempersiapkan semua pelayan, musisi, sarana dan prasarana untuk memuji Tuhan bagi Salomo yang akan membangun Bait suci. Bagi kita sekarang, ada banyak macam alat musik (digesek, ditiup, dipukul, dipetik dll.) yang dapat dipakai untuk memuji Tuhan. Dengan kata lain, kita juga dapat menggunakan apa yang kita miliki untuk bermazmur bagi Tuhan.
- Bermazmur bagi Tuhan dilakukan sejak sebelum memulai hari (ay. 3b).
Selain membangunkan gambus dan kecapi, kita juga membangunkan fajar (ay. 3b) maksudnya bermazmur bagi Tuhan dilakukan sebelum fajar bangun atau matahari terbit. Bermazmur bagi Tuhan sudah dilakukan sejak sebelum memulai hari. Mengapa harus pagi hari? Di pagi hari, pikiran serta tubuh kita masih segar dan semua permasalahan diistirahatkan. Sebelum memulai kegiatan dan menghadapi permasalahan baru, kita mengutamakan Tuhan terlebih dahulu. Di sini kita membangunkan fajar bukan fajar yang membangunkan kita; untuk itu diperlukan disiplin diri. Hal ini juga menegaskan bahwa sejak sebelum memulai hari, kita mengutamakan Tuhan hingga sepanjang hari.
- Bermazmur di antara bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa (ay. 4).
Memang bermazmur dipersembahkan bagi Tuhan tetapi mazmur dan nyanyian kita juga selayaknya dilihat, didengar dan dinikmati oleh bangsa dan suku bangsa. Dengan kata lain, kita bermazmur bagi Tuhan bukan untuk menyenangkan diri sendiri atau memuaskan hasrat sendiri tetapi juga berdampak bagi orang lain – keluarga, tetangga, lingkungan, tempat kerja dst. – menjadi kesaksian bagi mereka untuk kemudian mereka juga bermazmur bagi Tuhan.
- Bermazmur didasari dan dimotivasi oleh kasih setia Tuhan (ay. 5).
Kita bermazmur bagi Tuhan bukan karena kehebatan, kepandaian, kemampuan dan bakat kita tetapi karena kasih setia Tuhan. Daud menjelaskan kasih setia Tuhan dalam Ay. 7-14, bagaimana ia yakin akan firman Tuhan, jawaban & pertolongan serta kemenangan bersama dengan Tuhan.
Kita telah mendengar kasih setia Tuhan yang luar biasa atas kehidupan umat-Nya walau mereka sering mengecewakan, menyakiti hati-Nya bahkan memberontak dan tidak setia kepada-Nya. Hal ini dialami Daud saat dia jatuh dalam dosa perzinaan dan pembunuhan, Tuhan yang penuh kemurahan mengangkat dia. Juga saat dia bersama pasukannya sempat mengandalkan kekuatan manusia, memang Tuhan mendisiplinkan mereka tetapi tetap menolongnya.
Introspeksi: ingatkah kita akan kasih setia, anugerah dan kemurahan Tuhan yang menolong kita saat menghadapi tantangan dan pergumulan hidup yang berat? Kasih-Nya yang besar mengatasi langit tidak sebanding dengan masalah kita yang tampak besar dan berat sekalipun. Masalah kita belum sampai ke langit masih di bumi; oleh sebab itu kita tidak perlu takut dan khawatir karena kasih setia Tuhan memampukan kita mengatasinya.
- Bermazmur bernadakan & berisi pengagungan hanya bagi Tuhan (ay. 6).
Kita bermazmur dan bernyanyi untuk mengagungkan Tuhan bukan untuk diri sendiri. Kita bernyanyi untuk meninggikan dan memuliakan Tuhan yang mengatasi langit. Hal-hal lain di dunia ini, termasuk diri sendiri, tidak layak untuk ditinggikan kecuali Tuhan yang layak menerima pengagungan dan kemuliaan.
Introspeksi: ketika bermazmur bagi Tuhan, siapa yang kita agungkan dan muliakan? Siapa yang menjadi fokus kita? Apakah diri sendiri karena bakat dan suara kita yang merdu atau Tuhan? Tuhan melihat kedalaman hati dan jiwa kita kepada siapa sebenarnya pengagungan ditujukan.
Apa pesan pemazmur berkaitan dengan kasih setia Tuhan?
- Kasih setia Tuhan memberikan keyakinan bahwa segala doa kita dijawab oleh-Nya (ay. 7).
- Kita harus yakin akan janji Tuhan yang akan menolong umat-Nya (ay. 8-13).
- Kemampuan, kekuatan dan kemenangan kita sepenuhnya berasal dari Allah (ay. 14).
Bersama Allah, kita mampu menghadapi perkara-perkara besar oleh sebab kasih setia-Nya senantiasa dilimpahkan kepada kita dan kemampuan dari-Nya menolong kita menghadapi segala permasalahan kita.
Rasul Paulus menasihati jemaat Filipi (juga kita) bahwa mereka (juga kita) mampu dan sanggup menghadapi segala sesuatu karena Tuhan yang memberikan kekuatan kepada mereka/kita (Flp. 4:13). Rasul Paulus sendiri memberikan teladan luar biasa bagaimana dia mampu menghadapi masalah berat sekalipun dengan sukacita karena Tuhan memberikan kekuatan kepadanya.
Bermazmur bagi Tuhan berlaku sepanjang masa dan kita yang hidup di era Perjanjian Baru diajar ikut bermazmur seperti tertulis di Efesus 5:15-20, “Karena itu perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup...pergunakanlah waktu yang ada....janganlah kamu bodoh..janganlah kamu mabuk oleh anggur karena anggur menimbulkan hawa nafsu tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh...berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.”
Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa kita diselamatkan dari masalah utama yaitu dosa oleh karena kasih karunia Tuhan (Ef. 2:5). Oleh sebab itu kita didorong untuk meninggalkan kehidupan lama beralih kepada kehidupan baru sehingga dapat bermazmur dan memuliakan Nama Tuhan. Waspada, lawan kita saat ini bukan musuh secara fisik seperti dialami oleh Daud tetapi musuh rohani itulah penguasa dan penghulu dunia yang gelap ini dan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12).
Setiap masa ada tantangan yang harus kita hadapi dan hendaknya damai sejahtera Allah memerintah dalam hati sehingga perkataan dan perbuatan kita lakukan dalam nama Tuhan serta menyanyikan mazmur dan pujian dengan ucapan syukur (Kol. 3:15-17).
Marilah kita bermazmur bagi Tuhan dengan apa pun yang kita miliki untuk mengingat kebaikan-Nya atas kehidupan kita. Dan biarlah mazmur kita boleh menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar agar Nama Tuhan makin diagungkan dan dimuliakan. Amin.