• BERSYUKUR ATAS KASIH SETIA TUHAN (JOHOR)
  • Mazmur 107
  • Johor
  • 2024-09-08
  • Pdp. David Wellyanto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1636-bersyukur-atas-kasih-setia-tuhan-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Sebelum mempelajari Mazmur 107, marilah kita mengetahui latar belakang Mazmur ini. Bab ini merupakan mazmur pengucapan syukur atas pertolongan Tuhan kepada umat-Nya yang dibebaskan oleh-Nya. Mazmur ini ditulis pascapembuangan untuk mengingat kembali belas kasihan yang berlaku atas umat Tuhan dengan memulangkan mereka dari pembuangan di Babel ke Yudea. Pemazmur mengungkapkan kondisi mereka juga bagaimana Tuhan menolong mereka melalui peristiwa sejarah yang dialami ketika mereka berada dalam pembuangan.

Penekanan mazmur ini terlihat di pembukaannya, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (ay. 1)

Kita patut menaikkan pujian kepada Allah atas kasih setia dan perbuatan-perbuatan baik-Nya. Kita mengakui adanya peran Allah di setiap peristiwa dalam hidup kita juga mengakui bahwa Dialah yang mengendalikan semuanya.

Pemazmur 107 mendesak kita untuk bersyukur kepada Tuhan karena:

  • Tuhan menebus umat-Nya dari kuasa yang menyesakkan (ay. 2).

Memang Tuhan mengasihi dan sanggup menolong umat-Nya tetapi ini tidak berarti umat-Nya serta merta memiliki kekebalan terhadap kuasa-kuasa yang menyesakkan, mengimpit, menindas yang membuat mereka menderita.

Tuhan mengizinkan umat-Nya mengalami hal yang menyesakkan tetapi Ia menolong mereka ketika mereka datang kepada-Nya. Dengan demikian mereka melihat pengalaman bersama Allah dan merasakan kehadiran- Nya di dalam kesesakan sehingga mereka menjadi umat yang bijaksana. Mereka mengerti ketika dibebaskan dari mara bahaya dan kesesakan ini bukanlah suatu kebetulan atau karena kebijaksanaan mereka tetapi karena Tuhan ikut campur di dalamnya. Dialah penyebab utama sementara yang lain-lain itu hanyalah sarana yang dipakai oleh-Nya.

Apa alasan pemazmur memerintahkan umat-Nya untuk bersyukur?

    • Tuhan membebaskan orang-orang yang mengembara dan tersesat di padang gurun. (ay. 4-9).

Mereka yang tersesat di padang gurun seperti di tengah laut yang sekelilingnya berupa garis tanpa arah yang jelas. Belum lagi ganasnya padang belantara oleh serangan ular beludak, sengatan matahari yang terik, kekurangan air dan kelaparan mengancam setiap waktu. Mereka yang lapar, haus dan hampir mati tidak mampu mendapatkan jalan keluar kemudian berseru kepada Tuhan dan dilepaskannya mereka dari kecemasan (ay.6).

Sekali waktu Tuhan membiarkan umat-Nya dalam kesesakan seperti itu untuk membawa mereka kembali kepada-Nya. Mereka berseru dengan sungguh-sungguh bukan doa penuh keputusasaan tetapi doa penuh semangat, kerinduan dan pengharapan hingga akhirnya Tuhan memimpin mereka ke tempat yang aman.

Ternyata upaya yang sungguh-sungguh melibatkan Tuhan tidak akan gagal; mereka berhasil karena peran Tuhan di dalamnya. Di mana keberhasilannya? Secara umum Tuhan melepaskan mereka dari kecemasan tetapi lebih spesifik Tuhan menuntun mereka keluar ke tempat yang ada penduduknya (ay. 7). Ia memuaskan jiwa yang dahaga dan lapar dengan kebaikan (ay. 9). Atas pertolongan-Nya, pemazmur menekankan ajakan untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia dan perbuatan-Nya yang ajaib. Ini semata-mata terjadi karena rahmat dan kebaikan Tuhan bukan karena kelayakan atau kemampuan umat.

    • Tuhan membebaskan para tawanan dari perbudakan dalam pembuangan, mereka dirantai dalam penjara gelap (ay. 10-16).

Mereka berseru-seru kepada Tuhan dan beroleh kemurahan Tuhan yang menyelamatkan mereka dari kesesakan. Terbukti penjara bawah tanah yang gelap nan pengap tidak sekuat tangan Tuhan yang mengerjakan pembebasan.

    • Tuhan membebaskan penderitaan umat-Nya dari penyakit berat nan parah mendekati kematian (ay. 17-22).

Mereka berseru kepada Tuhan dalam kesesakan dan diselamatkan-Nya dari kesesakan, disembuhkan dan diluputkannya mereka dari liang kubur. Untuk itu biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya.

Pemazmur menyebut “sakit” (fools = orang bodoh, tolol, bebal) bukan karena kurang/tidak pintar tetapi mereka kurang/tidak bijak sehingga mereka berdosa karena sengaja melawan Tuhan. Kebodohan mereka betul-betul fatal karena tidak tahu diri dengan melawan Tuhan.

Pembelajaran: hendaknya kita mawas diri dan menyadari keadaan juga status kita ketika berdiri di hadapan Allah. Tahukah jati diri manusia hanyalah seperti rumput dan bunga di padang yang berbunga tetapi cepat layu dan hilang ditiup angin (Mzm. 103:15-16)?

Hanya orang bodoh dan nekat yang berani melawan Allah, Sang Pencipta, membuatnya dihukum Tuhan dengan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kelakuan bodoh mereka ialah melanggar, menghina, memberontak kepada kehendak Allah bahkan jiwa mereka muak dengan segala jenis makanan yang seharusnya menjadi penompang hidupnya. Namun ketika dalam kondisi kritis seperti itu, mereka berseru- seru kepada Tuhan, Tuhan menjadi dokter yang menyembuhkan mereka. Terbukti Tuhan lebih kuat daripada segala macam penyakit.

Bagaimana cara Tuhan menyelamatkan mereka dari kuasa maut? Ia mengirim/menyampaikan Firman-Nya dan sembuhlah mereka. Kalaupun ada obat yang digunakan, oleh karena Firman, obat-obat yang digunakan menjadi manjur dan berkhasiat. Masih ingat kisah perwira di Kapernaum yang bertemu Yesus karena hambanya sakit dan hampir mati? Perwira itu percaya Yesus tidak perlu datang ke rumahnya untuk menyembuhkan hambanya sebab dia memahami otoritas Yesus dan percaya sepatah kata dari-Nya berkuasa menyembuhkan hambanya dan memang terjadi kesembuhan oleh sebab iman dari perwira ini (Luk. 7:1-10).

Perhatikan, dari segala jenis penyakit yang terdapat di permukaan bumi ini, dosa adalah penyakit yang paling mematikan. Mengapa? Karena kuasa sengat dari kematiannya bukan hanya mematikan secara fisik tetapi juga membawa kebinasaan yang kekal. Bagaimanapun juga Allah yang sangat mengasihi manusia mengutus Firman-Nya menjadi manusia Yesus dan kuasa dari kemanusiaan Firman itu menyembuhkan penyakit yang paling mematikan sekalipun. Ia menebus kita dari dosa yang membinasakan. Ini harus menjadi dorongan kita untuk bersyukur kepada Tuhan.

    • Allah membebaskan para pelaut yang menghadapi masalah di laut (ay. 23-32).

Kita tahu para pelaut terkenal dengan jiwa pemberaninya menerjang badai dan topan bergelora di tengah laut. Bahkan sejarah mencatat dalam perjalanan mereka menemukan benua-benua baru seperti: Amerika ditemukan oleh pelaut, banyak pulau lainnya juga ditemukan oleh pelaut. Namun Alkitab mengisahkan tentang pelaut-pelaut yang putus asa dan keberaniannya lenyap hingga mereka berseru kepada Allah meminta pertolongan. Lagi-lagi Tuhan menenangkan badai dan membebaskan mereka dari bahaya, membimbing mereka dengan selamat sampai tujuan.

Pemazmur selalu meninggikan Tuhan yang telah membebaskan umat-Nya dari penderitaan yang umum dialami oleh manusia. Oleh karena itu seruan penuh sukacita dan semangat perlu dinaikkan kepada Tuhan untuk mengingat dan mensyukuri kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan. Ingat, ketika berada di titik terendah kita datang memohon kepada Tuhan, Ia tetap bersedia menolong kita. Berulang-ulang pemazmur mengajarkan dan menekankan bahwa Tuhan bersedia memberikan pertolongan oleh karena kasih setia-Nya. Dialah Penolong kita yang sejati.

  • Allah menyatakan kuasa-Nya (ay. 33-43).

Tuhan berkarya dalam setiap aspek kehidupan manusia untuk menunjukkan bahwa Dialah Tuhan yang berkuasa sekaligus adil.

Kuasa apa yang dinyatakan untuk menunjukkan keadilan-Nya?

    • Tuhan berkuasa menjauhkan berkat-berkat-Nya bagi mereka yang hidup jauh dari-Nya dan melakukan kejahatan (ay. 33-34). Sebaliknya, mereka yang hidup miskin karena perbuatan-perbuatan jahat orang lain akan diberkati dengan melimpah (ay. 35-38).
    • Tuhan berkuasa merendahkan orang terkemuka dan melindungi orang miskin serta memberkatinya dengan limpah (ay. 39-41).
    • Tuhan berkuasa membuat orang benar bersukacita sementara orang jahat terbungkam (ay. 42).

Sungguh Tuhan mampu mengubah keadaan manusia dan alam semesta semudah membalikkan telapak tangan. Atas perbuatan Tuhan, kita juga dapat terkena imbasnya entah hal yang baik atau yang tidak baik. Apa pun yang terjadi, pemazmur berulang-ulang mengingatkan kita untuk tetap bersyukur.

Mengucap syukur kepada Tuhan seharusnya bukan suatu pilihan: kalau nyaman, kita bersyukur tetapi ketika tidak nyaman kita pikir-pikir dahulu. Ucapan syukur lahir dari pengalaman iman dan pengenalan yang benar akan Tuhan. Sayang, dunia ini begitu rusak dan meleset dari kehendak Allah sehingga sulit untuk melihat keadilan Allah ditegakkan.

Bagaimana caranya untuk dapat bersyukur kepada Tuhan? Bersedia mempelajari hikmat dari Firman-Nya dan mengakui kemurahan-Nya (ay. 43).

Jelas sekarang, Allah tidak hanya penuh kasih tetapi juga berkuasa dan adil. Ia mampu mengubah situasi dengan mengangkat yang rendah dan merendahkan yang sombong. Dalam segala keadaan, baik dalam kelimpahan maupun kesulitan, ingat ada tangan Tuhan yang bekerja untuk kebaikan kita. Oleh sebab itu marilah kita selalu bersyukur atas kasih-Nya yang tidak habis-habisnya juga kuasa-Nya yang terus memulihkan kehidupan kita. Rasul Paulus menasihati agar kita selalu mengucap syukur sebab ini yang dikehendaki Allah dalam Kristus (1 Tes. 5:18).

Belajar bersyukur adalah proses yang tidak pernah ada habisnya. Belajar bersyukur dalam segala hal artinya kita memuliakan Allah bukan hanya saat menerima yang baik tetapi juga saat yang tidak baik termasuk yang mengusik dan menggerogoti kenyamanan kita. Dalam kondisi seperti ini pun kita diperintahkan untuk bersyukur.

Ketika iman kita menyatakan keyakinan kita di dalam Yesus Kristus, kita menjadi ciptaan baru untuk kemudian diarahkan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Tuhan (Rm. 8:28). Pengalaman yang tidak baik (yang menyesakkan dan mencemaskan) juga dipakai Tuhan demi kebaikan kita.

Ingat, “bersyukurlah dalam segala hal”. Kita boleh mengalami kondisi buruk yang mnyesakkan tetapi Allah yang kita sembah adalah setia, adil dan berkuasa. Bila kita datang merendahkan diri berseru kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, Ia pasti mengulurkan tangan-Nya dan siap menolong kita. Pastikan kita beriman kepada-Nya, tidak putus asa ataupun tanpa harapan sebab kasih setia Tuhan tetap berlaku sampai saat ini. Ia berkuasa memberi kelepasan dari kuasa yang menyesakkan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: