Kehidupan Yang Dirahmati Allah - Efesus 2:4-7

Pdm. Jusak Pundiono, Minggu, Lemah Putro, 25 Maret 2018

Shalom,

Tahukah Anda siapa pengarang lagu “Amazing Grace” yang kemudian terkenal di seluruh dunia? Dia adalah John Newton yang beroleh kasih karunia Allah begitu besar. Dikisahkan bagaimana dahulu ia seorang kafir, pedagang keji budak-budak orang-orang Afrika, namun oleh kelimpahan kekayaan dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus, dia diselamatkan dan bertobat akhirnya menjadi pendeta.

Bagi mereka yang memiliki masa lalu sangat kelam, misal: seorang mantan terpidana, ada stigma/tanda negatif yang melekat pada dirinya dan butuh waktu lama untuk memulihkan nama baiknya. Untuk itu ia harus membuktikan perilaku-perilaku yang kontras/bertolak belakang dengan perilaku-perilaku yang menyebabkan dia dipidana. Bukankah kita dahulu juga terpidana mati dalam murka Allah karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita (Ef. 2:1-3)? Namun apapun latar belakang kehidupan kita (ada stigma di keluarga, di pergaulan teman-teman, di komunitas kita bahkan di masyarakat), ketika kita percaya kepada Yesus, Allah yang kaya dengan rahmat dan kasih Agape-Nya yang melimpah akan memulihkan kita (Ef. 2:4-7). Semua ini dikerjakan Allah di dalam Kristus Yesus sehingga kita dimampukan berperilaku yang kontras/bertolak belakang dengan perilaku-perilaku kita sebelum percaya Yesus.

 

Apa janji Allah bila kita percaya kepada Yesus? Efesus 2:4-7 menuliskan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat (Yun, zugkathizo) bersama-sama dengan Dia di sorga supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.”

Kata “Tetapi” menunjukkan adanya kontras terhadap ayat-ayat sebelumnya; bila ayat-ayat sebelumnya memaparkan kehidupan kita yang berdosa patut dimurkai Allah tetapi ketika kita percaya kepada Yesus, kehidupan kita dirahmati Allah; artinya: kita melewati masa depan (dalam hitungan detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun tanpa kita ketahui berapa lama) dalam kekayaan rahmat Allah dan dalam kelimpahan kasih-Nya. Jadi, kalau kita sedang menghadapi masalah sekarang, bertahanlah karena apa pun yang terjadi, kekayaan rahmat Allah dan kelimpahan kasih Agape-Nya menyertai kita.

Apa ciri-ciri orang yang hidup dirahmati Allah (hidup dalam kekayaan rahmat dan kelimpahan kasih-Nya)?

  • Berperilaku dalam kebenaran Kristus

Frasa “menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus” diikuti frasa “sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan (Yun: paraptoma) kita,” menjelaskan kalau kita dihidupkan bersama Kristus, kita dihidupkan untuk tidak lagi hidup melakukan kesalahan-kesalahan lampau tetapi berperilaku dalam kebenaran Kristus.

Kesalahan (Yun: paraptoma) memiliki unsur pembelotan, kesengajaan dalam melakukan sesuatu yang salah. Kalau kita dihidupkan bersama Kristus, kita dengan sengaja (di dalam kendali kita) melakukan tindakan kebalikan dari sebelumnya yaitu kita berperilaku benar. Itu sebabnya Matius 6:14-15 mengingatkan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan (paraptoma) orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu (paraptoma).”

Perlu diketahui, sejak manusia pertama jatuh dalam dosa karena pelanggaran perintah Allah (Kej. 3), manusia tidak mampu untuk ’tidak berbuat dosa’. Namun Allah yang kaya dengan rahmat dan kasih-Nya menghidupkan kita untuk hidup mampu tidak berdosa dengan menyucikan hati melalui kekuatan darah Kristus, Firman Tuhan, Roh Kudus dan melalui persekutuan seorang dengan yang lain.

Tak dapat dihindari, manusia yang hidup bermasyarakat mempunyai standar moral, standar etika/sopan-santun dan standar hukum; demikian pula Allah memiliki standar moral, standar etika, standar hukum dalam Alkitab sebagai standar tertinggi dan mutlak. Dalam hal ini manusia dapat melakukan kesalahan dengan sengaja (paraptoma) kepada Tuhan maupun kepada sesama dengan menentang standar yang telah ditentukan-Nya juga standar yang berlaku di masyarakat.

Apa bukti nyata praktik orang-orang Efesus yang dihidupkan bersama Yesus? Mereka membakar kitab-kitab sihir yang mereka anut sebelumnya (Kis.19:18-19). Tindakan ini menunjukkan komitmen mereka untuk tidak lagi mengulangi perbuatan salah.

Aplikasi: kita harus peka jika berbuat salah kepada Allah dan sesama serta mewaspadai segala sesuatu yang dapat menjerat kita untuk kembali melakukan kesalahan-kesalahan yang sama di masa lalu.

  • Berperilaku dalam kebangkitan Kristusa).

Alkitab mengisahkan terjadinya beberapa orang yang bangkit dari kematian (fisik) seperti: pengalaman Lazarus (Yoh. 11); waktu Yesus mati kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit (Mat. 27:51) tetapi mereka semua pada akhirnya mati lagi. Kebangkitan tubuh (fisik) terjadi setelah melalui kematian fisik lebih dahulu namun pengertian ayat di atas tidaklah demikian.

Kebangkitan Yesus berbeda sebab Ia bangkit dan hidup selamanya bahkan naik ke Surga hidup-hidup. Dibangkitkan di dalam Kristus Yesus berarti Allah menjadikan kita berperilaku dalam kebangkitan Kristus Yesus yaitu:

- Diawali dengan pembuktian, proklamasi/pernyataan di depan umum dengan memberi diri dibaptis dalam air sebagai tindakan yang melambangkan kita mati bersama Yesus dan bangkit bersama-Nya (Kol. 2:12).

- Setelah dibaptis/dibangkitkan bersama Kristus, kita memikirkan dan mencari perkara-perkara di atas (Kol. 3:1-2).

Praktik nyata orang-orang Efesus setelah dibaptis (Kis. 19;3-5) ialah mereka memisahkan diri dari orang-orang yang menentang Allah dan tekun dalam beribadah serta dalam pengajaran Firman Tuhan (ay. 8-10).

Aplikasi: bagi yang belum dibaptis, bertindaklah untuk dibaptis sementara bagi yang sudah dibaptis berjuanglah mengatur waktu untuk menambah porsi waktu agar dapat bersekutu dalam ibadah bersama serta bersekutu dalam mempelajari Firman Tuhan bersama.

  • Berperilaku dalam keintiman dengan Kristusb).

“Memberikan tempat (zugkathizo = mendudukkan) bersama-sama dengan Dia (= Kristus) di Surga” di sebelah kanan Allah dalam kondisi jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap nama yang dapat disebut bukan hanya di bumi tetapi juga di dunia akan datang (Ef. 1:21-23).

Ini kedudukan yang kontras melebihi kedudukan apa pun yang dapat kita raih dan peroleh di dunia fana ini juga jauh lebih tinggi/terhormat/termulia dari jabatan rohani apa pun sebab Allah tidak hanya mengaruniakan segala berkat rohani di dalam Surga (Ef. 1:3) dan menentukan kita menjadi anak-anak-Nya (ay. 5) tetapi hingga mendudukkan kita bersama Kristus di sebelah kanan-Nya di Surga (ay. 20). Dengan memberikan tempat/mendudukkan kita bersama-sama Kristus, Allah mau supaya kita berperilaku intim dengan Kristus. Bukankah jemaat GKGA mempunyai Visi “menjadi jemaat yang senantiasa sadar bahwa dirinya sudah ditunangkan dengan Kristus dan siap menjadi Mempelai Wanita-Nya?

Apa pun kedudukan/jabatan kita di dunia dan jabatan rohani kita di gereja, hanya keintiman kita dengan Kristus yang Allah rindukan. Jadikan segala berkat jasmani maupun berkat rohani (Firman Pengajaran yang sudah kita terima) juga kedudukan rohani yang dipercayakan kepada kita (untuk meyakini bahwa Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan) dalam keseharian hidup dibuktikan dengan hidup dalam pengudusan dan keintiman bersama Kristus. Ini adalah target Allah untuk kita dan harus menjadi target kita sepanjang hidup yang sudah diselamatkan oleh salib Kristus.

Aplikasi: hendaknya kita giat beribadah, giat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan dan giat dalam keintiman dengan Kristus yang dibangun pada waktu doa pribadi kita, waktu perenungan pribadi dengan Firman-Nya dan waktu hati secara pribadi digerakkan untuk selalu menyanyi memuji Dia.

Kesimpulannya, Allah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus untuk berperilaku dalam kebenaran Kristus, Allah telah membangkitkan kita di dalam kebangkitan Kristus untuk berperilaku dalam kuasa kebangkitan Kristus, serta Allah memberikan kita tempat di Surga bersama-sama dengan Kristus agar kita berperilaku dalam keintiman dengan Kristus hingga puncaknya, “pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.” (Ef. 2:7) Amin.